Kontraindikasi dan Peringatan Lemborexant
Lemborexant memiliki kontraindikasi absolut pada pasien dengan riwayat narkolepsi. Pemberian lemborexant sebaiknya dihindari pada pasien dengan riwayat sleep apnea, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau depresi. Belum pernah ada penelitian yang dilakukan pada pasien dengan riwayat gangguan sistem respirasi sehingga efek terhadap populasi ini belum dapat ditentukan.[9]
Pada lansia, pemberian lemborexant dapat meningkatkan risiko jatuh. Pasien dengan riwayat konsumsi alkohol atau penyalahgunaan obat dapat mengalami gejala adiksi dan kembali menggunakan obat sehingga perlu pengawasan ketat. Pasien dengan riwayat depresi dapat mengalami perburukan gejala depresi dan ide bunuh diri.[1,3,9]
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut dari obat lemborexant adalah pasien dengan riwayat narkolepsi. Pemberian lemborexant sebaiknya dihindari pada pasien dengan riwayat sleep apnea, PPOK, atau depresi. Belum pernah ada penelitian yang dilakukan pada pasien dengan riwayat gangguan sistem respirasi sehingga efek terhadap populasi ini belum dapat ditentukan.[9]
Peringatan
Pemberian lemborexant saat ini memiliki biaya yang tinggi sehingga pemberian harus dipertimbangkan pada pasien dengan gagal terapi atau tidak dapat mentoleransi pengobatan sebelumnya.[3]
Gangguan tidur dapat terjadi akibat penyakit atau kondisi medis lain sehingga pengobatan insomnia hanya dimulai setelah evaluasi yang hati-hati terhadap pasien. Kegagalan perbaikan insomnia setelah 7 hingga 10 hari pengobatan, perburukan insomnia atau munculnya abnormalitas perilaku atau kognitif baru mengindikasikan adanya kondisi primer medis atau psikiatri yang harus dievaluasi.[2]
Populasi Lansia
Pemberian lemborexant pada populasi dengan usia ≥65 tahun harus hati-hati dan dosis tidak lebih dari 5 mg. Peringatkan pasien dan keluarga terhadap risiko jatuh.[2,9]
Gangguan Fungsi Hati
Pasien gangguan fungsi hati ringan dapat mengalami peningkatan risiko somnolen, namun tidak ada rekomendasi penyesuaian dosis. Pasien gangguan hati sedang tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi lemborexant lebih dari 5 mg setiap malam. Belum ada uji yang memberikan lemborexant pada pasien gangguan fungsi hati berat, sehingga pemberiannya tidak direkomendasikan.[2,9]
Gangguan Fungsi Ginjal
Tidak ada penyesuaian dosis pada populasi dengan gangguan fungsi ginjal ringan, sedang dan berat. Namun pasien dengan gangguan ginjal berat harus diperingatkan karena dapat mengalami peningkatan risiko somnolen.[2,9]
Riwayat Penyalahgunaan Obat
Studi pada pengguna narkotika menunjukkan konsumsi obat pada dosis 5 mg, 10 mg, 20 mg dan 30 mg berhubungan dengan respon seperti kembali menggunakan obat. Sehingga pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat harus menjalani follow-up ketat dan hati-hati karena berisiko tinggi mengalami kembali penyalahgunaan dan adiksi terhadap obat lemborexant.[3]
Gangguan Fungsi Respirasi
Lemborexant belum pernah diteliti pada populasi dengan gangguan respirasi seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) sedang-berat, sehingga efek pada sistem respirasi masih belum dapat dieksklusi. Waspadai pemberian lemborexant pada pasien dengan gangguan fungsi respirasi.[3]
Riwayat Konsumsi Alkohol
Konsumsi bersamaan obat lemborexant dan alkohol dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan obat dan kecanduan. Sehingga pasien dengan riwayat penggunaan obat harus menjalani follow-up ketat dan hati-hati.[2]