Pengawasan Klinis Trifluoperazine
Pengawasan klinis pada pemberian trifluoperazine perlu dilakukan terhadap efek samping, overdosis, dan toksisitas obat.
Monitoring terhadap efek samping atau overdosis perlu dilakukan pada demensia dengan psikotik pada geriatri, penyakit kardiovaskular, dan riwayat kejang.[11]
Beberapa parameter yang harus dinilai pada penggunaan trifluoperazine jangka panjang adalah status mental, tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut sebaiknya dilakukan sebelum terapi, setiap kontrol selama 6 bulan pertama, dan setiap 4 bulan jika dosis sudah tetap.
Pemeriksaan darah lengkap perlu dimonitor pada beberapa bulan pertama jika ada indikasi, terutama pada pasien dengan riwayat hitung jenis leukosit rendah atau riwayat penggunaan obat yang dapat menginduksi leukopenia atau neutropenia.
Pemeriksaan elektrolit dan fungsi hepar dapat dilakukan secara berkala jika ada indikasi.
Pada pasien dengan risiko diabetes mellitus atau pasien yang mengalami peningkatan berat badan, pemeriksaan kadar gula darah puasa/HbA1c perlu dilakukan pada awal terapi, diulang setelah 4 bulan terapi, lalu diulang setiap tahun.
Profil lipid perlu diperiksa setiap 2 tahun apabila LDL normal dan setiap 6 bulan jika LDL >130 mg/dL.
Perubahaan menstruasi, libidio, galactorrhea, gangguan ejakulasi perlu ditanyakan setiap kontrol dalam 12 minggu pertama, kemudian setelah dosis obat stabil menjadi setiap tahun.
Gejala parkinson diperiksa saat awal terapi, diulangi tiap minggu sampai dosis stabil, lalu setiap tahun. Tardive dyskinesia perlu dipantau setiap 6 bulan sekali atau 3 bulan sekali pada pasien dengan risiko tinggi.
Pemeriksaan penglihatan perlu dilakukan setiap tahun pada pasien >40 tahun dan setiap 2 tahun pada pasien yang lebih muda. Risiko jatuh diobservasi pada awal terapi dan setiap kontrol, terutama pada pasien dengan pengobatan lain yang dapat meningkatkan risiko ini.[11]