Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Trifluoperazine
Penggunaan trifluoperazine pada kehamilan dikategorikan oleh FDA dan TGA menjadi kategori C. Pada ibu menyusui, terdapat bukti bahwa trifluoperazine diekskresikan melalui ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Kategori C (TGA): Pertimbangan efek farmakologi obat yang diperkirakan memiliki dampak buruk pada neonatus, tanpa menyebabkan malformasi, namun efeknya dapat bersifat reversible.
Neonatus yang terpapar obat antipsikosis saat trimester ketiga kehamilan memiliki risiko untuk mengalami gejala ekstrapiramidal dan/atau withdrawal symptoms setelah persalinan. Terdapat gejala agitasi, hipertonia, hipotonia, tremor, somnolen, gangguan pernapasan, dan gangguan untuk menyusu pada neonatus. Komplikasi tersebut memiliki tingkat keparahan yang bervariasi. Beberapa kasus dapat membaik sendiri dan beberapa kasus lain perlu dirawat di ruang intensif.[9,11]
Keamanan penggunaan trifluoperazine selama kehamilan belum ditentukan. Oleh karena itu, obat ini tidak dianjurkan diberikan kepada pasien hamil kecuali, ada indikasi kuat pemberian, di mana manfaat harus melebihi bahaya yang mungkin terjadi.[11]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan trifluoperazine tidak direkomendasikan pada ibu menyusui karena potensi efek yang merugikan pada bayi. Keputusan harus dibuat apakah akan menghentikan menyusui atau menghentikan obat, dengan mempertimbangkan pentingnya obat untuk ibu.[11]
Sebuah literatur menyatakan bahwa penggunaan trifluoperazine hingga 10 mg per hari pada ibu menyusui tidak dijumpai memengaruhi bayi yang disusui. Kadar trifluoperazine tidak terdeteksi pada ASI (<1 mcg/L) dan tidak terdeteksi juga pada urine bayi (<2 mcg/L) pada bayi yang berusia 86 hari. Namun, kadar trifluoperazine sebesar 1 mcg/L terdeteksi pada bayi berusia 1,9 minggu dari ibu yang mengonsumsi trifluoperazine 10 mcg/hari sejak kehamilan, yang mungkin dapat berkontribusi pada kadar serum bayi.[15]
Oleh karena terbatasnya studi mengenai penggunaan trifluoperazine pada ibu menyusui, antipsikosis lain mungkin lebih dipilih, khususnya apabila ibu menyusui bayi baru lahir atau bayi prematur.[15]
Obat golongan phenothiazines dapat menyebabkan galactorrhea pada 26-40% pasien wanita. Hiperprolaktinemia tampaknya menjadi penyebab galactorrhea, yang dapat diakibatkan oleh mekanisme pemblokiran dopamin di jalur tuberoinfundibular.[15]