Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Formulasi Anti Bisa Ular general_alomedika 2023-09-06T13:58:32+07:00 2023-09-06T13:58:32+07:00
Anti Bisa Ular
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Formulasi Anti Bisa Ular

Oleh :
dr.Monica
Share To Social Media:

Formulasi serum anti bisa ular (ABU) yang ada di Indonesia adalah dalam serbuk injeksi dalam vial dengan atau tanpa pelarut. Menurut formularium nasional, anti bisa ular yang tersedia di Indonesia adalah ABU I dan ABU II. ABU I adalah serum anti bisa khusus untuk ular dari luar area Papua, sedangkan ABU II adalah serum anti bisa khusus untuk ular dari area Papua. Adapun dua rute pemberian dari anti bisa ular adalah intramuskular (IM) dan intravena (IV).[4,7,8,17]

Bentuk Sediaan

Berikut adalah sediaan serum anti bisa ular yang ada di Indonesia.

Biosave®

Salah satu serum anti bisa ular yang beredar di Indonesia adalah produksi Bio Farma dengan nama dagang Biosave®. Serum anti bisa ular ini tersedia dalam vial berisikan cairan injeksi 5 ml. Setiap ml sediaan mengandung anti bisa Agkistrodon rhodostoma ≥10 LD50, Bungarus fasciatus ≥25 LD50, Naja sputatrix ≥25 LD50, dan phenol 2,5 mg.[8,23]

King Kobra®

King Kobra® digunakan untuk bisa Ophiophagus hannah. Sediaan anti bisa ular ini adalah dalam vial berisikan 10 mg.[23,24]

Green Pit Viper Antivenom®

Green Pit Viper Antivenom® digunakan untuk bisa ular Trimeresurus sp. Sediaan anti bisa ular ini adalah vial berisikan 10 mg.[23,24]

Anti Bisa Daboia siamensis ruselli

Anti bisa Daboia siamensis ruselli tersedia dalam bentuk vial 10 mg.[23,24]

Neuropolivalen Thailand

Neuropolivalen Thailand digunakan untuk bisa Naja kaothia atau ular welang. Sediaan vial berisikan 10 mg.[23,24]

Hematopolivalen Thailand

Hematopolivalen Thailand digunakan untuk bisa Caloselesma rhodostoma, Trimeresurus albolabris, dan Daboia siamensis. Sediaan vial berisikan 10 mg.[23,24]

Neuropolivalen Australia

Neuropolivalen Australia digunakan untuk bisa Black snake, Tiger snake, Brown snake, Taipan dan Death adder. Sediaan vial berisikan 50 ml.[23,24]

Anti Bisa Ular Laut

Anti bisa ular laut digunakan untuk ular laut. Sediaan dalam vial berisi 1000 unit.[23,24]

Cara Penggunaan

Pada kasus gigitan ular, serum anti bisa ular dapat digunakan secara intramuskuler (IM) dan intravena (IV).[1,8,22]

Intravena

Pemberian antibisa ular secara IV dapat dilakukan secara bolus maupun drip. Serbuk injeksi dilarutkan terlebih dulu dengan water for injection yang biasanya sudah disediakan dalam sediaan obat. Bolus dilakukan secara sangat perlahan dengan kecepatan maksimal 2 mL/menit.

Pada pemberian melalui infus, anti bisa ular harus dilarutkan dalam larutan fisiologis seperti NaCl 0,9%, Ringer Laktat, atau Dextrose 5% sebanyak 5 mL/kg. Pemberian melalui infus dapat menggunakan kecepatan 40-80 tetes per menit.[1,8,22,24]

Intramuskuler

Pemberian anti bisa ular secara IM hanya dilakukan pada kondisi tidak memungkinkan dilakukannya pemberian secara IV atau berada di lokasi yang terpencil dan membutuhkan waktu lama untuk mencapai fasilitas kesehatan. Penyuntikan secara IM di area gluteus perlu dihindari karena bioavailabilitas buruk dan dapat mengganggu proses absorbsi obat.[1]

Cara Penyimpanan

Sediaan anti bisa ular Biosave®, anti bisa ular air laut, dan neuropolivalen Australia disimpan dalam suhu 4-8oC. Masa kadaluarsa 2 tahun.

Sediaan anti bisa ular lainnya disimpan dalam suhu 25-29 oC. Masa kadaluarsa 5 tahun.[8,24]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH

Referensi

1. World Health Organization. Guidelines for the Management of Snakebites. 2nd Edition. India: World Health Organization. 2016.
4. Tan CH, et al. Assessing SABU (Serum Anti Bisa Ular), the sole Indonesian antivenom: A proteomic analysis and neutralization efficacy study. Scientific Reports, 2016. 6: p. 37299.
7. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 Tentang Formularium Nasional. Indonesia: Kementerian Negara Republik Indonesia. 2019.
8. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan & Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur. Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2023.
17. Lee LP, Tan KY, Tan CH. Snake venom proteomics and antivenomics of two Sundaic lance-headed pit vipers: Trimeresurus wiroti (Malaysia) and Trimeresurus puniceus (Indonesia). Comp Biochem Physiol Part D Genomics Proteomics. 2021 Dec;40:100875. doi: 10.1016/j.cbd.2021.100875. Epub 2021 Jul 5. PMID: 34311411.
22. Adiwinata, R. and E.J. Nelwan, Snakebite in Indonesia. Acta Medica Indonesia: The Indonesian J of Int Med, 2015. 47(4): p. 358-365.
23. BPOM. Cek BPOM. 2023. https://cekbpom.pom.go.id/
24. Kementerian Kesehatan RI. Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur. 2023. https://p2pm.kemkes.go.id/storage/informasi-publik/content/KEN8EV0rUs9Nqwmvw0ClXu903uRITK-metaQnVrdSBQZWRvbWFuIFBlbmFuZ2dhbmFuIEhld2FuIEJlcmJpc2EgZGFuVHVtYnVoYW4gZWRpdDEucGRm-.pdf

Farmakologi Anti Bisa Ular
Indikasi dan Dosis Anti Bisa Ular

Artikel Terkait

  • Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular
    Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular
Diskusi Terkait
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 01 September 2024, 11:18
Paralisis neuromuskular akibat gigitan ular berbisa
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
5 Balasan
Pasien 57 Tahun laki-laki mengalami Gigitan Ular Berbisa saat berburu di Hutan Papua. Pasien datang ke puskesmas setelah 3 hari di hutan dan mengeluh...
dr.Adelina Siagian
Dibalas 13 Mei 2024, 07:37
Penanganan gigitan ular di PKM
Oleh: dr.Adelina Siagian
5 Balasan
Selamat sore dokter, mohon ijin dok saya ingin menanyakan sebagai dokter PKM apa saja ya dok yg bisa kita lakukan untuk tata laksana pasien dengan gigitan...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Dibalas 07 Januari 2024, 10:05
Protokol penanganan gigitan ular berbisa
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Bagaimana protokol penanganan gigitan Ular berbisa yg benar. Saya menemukan beberapa kasus gigitan Ular Berbisa di perkebunan kelapa sawit di wilayah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.