Indikasi dan Dosis Anti Bisa Ular
Indikasi penggunaan serum anti bisa ular adalah pada kasus suspek atau terkonfirmasi mengalami gigitan ular berbisa. Tanda sistemik gigitan ular berbisa dapat berupa gangguan hemodinamik, perdarahan, dan tanda neurotoksik.[24]
Mengenali Gigitan Ular Berbisa
Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan gangguan hemodinamik berupa perdarahan sistemik spontan dan gangguan koagulopati. Perdarahan sistemik spontan ditandai dengan adanya perdarahan gusi, saluran pencernaan, ataupun epistaksis. Gangguan koagulopati ditandai dengan adanya trombositopenia, waktu pembekuan darah yang memanjang, prothrombin time (PT) > 4-5 detik, dan INR > 1,2.
Tanda neurotoksik dapat berupa ptosis, disfagia, disartria, paralisis, dan oftalmoplegia eksternal. Gangguan kardiovaskular dapat berupa hipotensi, syok, aritmia, dengan gambaran abnormal pada EKG. Gigitan ular juga bisa menyebabkan Acute Kidney Injury (AKI) dengan peningkatan kadar kreatinin dan ureum, baik sekunder terhadap rhabdomyolysis atau hemolisis.
Tanda lokal dapat berupa pembengkakan lokal area gigitan ular yang juga dapat meluas hingga setengah dari lokasi gigitan awal dalam 48 jam. Pembengkakan juga bisa terlihat di jari kaki dan tangan, serta pembesaran limfonodi di area sekitar gigitan ular.[24]
Dosis
Anti bisa ular dipilih spesifik berdasarkan ular yang dicurigai mencederai pasien. Dosis pemberian anti bisa ular berbeda-beda tergantung jenis dari anti bisa ular yang digunakan.
Dosis dapat diulang setiap 6 jam. Bila gejala menetap atau bertambah, pemberian dapat dilanjutkan setiap 24 jam dengan dosis maksimal 80-100 mL. Dosis pada anak sama dengan dosis pada dewasa.
Perlu diperhatikan bahwa pada kasus gigitan ular yang menimbulkan gejala sistemik yang disertai riwayat alergi, anti bisa ular tetap diberikan sesuai dosis yang dianjurkan dengan ditambah epinefrin 0,25 mg dan antihistamin seperti cetirizine atau loratadine. Epinefrin dapat diberikan secara subkutan, sedangkan antihistamin diberikan secara intravena (IV) atau per oral.
Selama pemberian antibisa ular dan setidaknya selama 24 jam setelah pemberian, pemantauan ketat perlu dilakukan. Pemantauan mencakup denyut jantung, tekanan darah, saturasi oksigen, dan laju napas.[1,8]
Biosave®
Anti bisa ular ini digunakan untuk kasus gigitan ular Caloselesma rhodostoma atau ular tanah, Bungarus fasciatus atau ular welang, dan Naja spurtatix atau kobra Jawa. Dosis inisial yang digunakan adalah 2 vial dicampurkan dalam larutan Hartman atau cairan fisiologis seperti NaCl 0,9%, Ringer Laktat, atau Dextrose 5% sebanyak 5 mL/kg. Anti bisa ular diberikan 40-80 tetes/menit atau habis dalam 5-6 jam dan diulang setiap 6 jam sekali.[8,24]
King Kobra®
Anti bisa ular ini digunakan untuk kasus gigitan ular king cobra atau Ophiophagus Hannah. Dosis yang digunakan adalah 10 vial yang masing-masing vial mengandung 10 mg anti bisa ular.
Sediaan ini berbentuk serbuk dan dilarutkan dengan water for injection 10 ml, lalu diberikan dalam 500 mL cairan infus fisiologis.[24]
Green Pit Viper Antivenom®
Anti bisa ular ini diberikan pada kasus gigitan ular hijau atau Trimeresurus sp. Dosis yang digunakan 3-5 vial dimana 1 vial mengandung 10 mg anti bisa ular. Sediaan ini berbentuk serbuk dan dilarutkan dengan water for injection 10 ml, lalu diberikan dalam 500 mL cairan infus fisiologis.[24]
Anti Bisa Daboia siamensis ruselli
Anti bisa ular ini digunakan pada kasus gigitan ular Daboia siamensis ruselli. Dosis yang digunakan adalah 3-5 vial dimana 1 vial mengandung 10 mg anti bisa ular. Sediaan ini berbentuk serbuk dan dilarutkan dengan water for injection 10 ml, lalu diberikan dalam 500 mL cairan infus fisiologis.[24]
Neuropolivalen Thailand
Anti bisa ular ini digunakan untuk kasus gigitan ular Naja kaothia atau ular welang. Dosis yang digunakan adalah 10 vial yang masing-masing vial mengandung 10 mg anti bisa ular. Sediaan ini berbentuk serbuk dan dilarutkan dengan water for injection 10 ml, lalu diberikan dalam 500 mL cairan infus fisiologis.[24]
Hematopolivalen Thailand
Anti bisa ular ini digunakan untuk kasus gigitan ular Caloselesma rhodostoma, Trimeresurus albolabris, dan Daboia siamensis. Dosis yang digunakan adalah 3 vial dimana 1 vial mengandung 10 mg anti bisa ular. Sediaan ini berbentuk serbuk dan dilarutkan dengan water for injection 10 ml, lalu diberikan dalam 500 mL cairan infus fisiologis.[24]
Neuropolivalen Australia
Anti bisa ular ini digunakan untuk kasus gigitan ular Black snake, Tiger snake, Brown snake, Taipan, dan Death adder. Dosis yang digunakan adalah 1-3 vial dimana 1 vial mengandung 50 mL anti bisa ular. Selanjutnya, anti bisa ular dilarutkan dan diberikan dalam 500 mL cairan infus fisiologis.[24]
Anti Bisa Ular Laut
Anti bisa ular laut digunakan untuk kasus gigitan ular laut. Dosis yang digunakan adalah 1-10 vial dimana 1 vial mengandung 1000 unit anti bisa ular. Sediaan berupa cairan yang dilarutkan dan diberikan dalam 500 mL cairan infus fisiologis.[24]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPHv