Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Formulasi Vaksin Rabies general_alomedika 2024-10-25T15:42:19+07:00 2024-10-25T15:42:19+07:00
Vaksin Rabies
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pedoman Klinis

Formulasi Vaksin Rabies

Oleh :
dr. Lina Yohanes, Sp.FK
Share To Social Media:

Formulasi vaksin rabies terdiri dari 3 tipe utama, yaitu vaksin jaringan saraf (nerve tissue vaccines), vaksin kultur sel (cell culture vaccines/ CCV), dan vaksin telur berembrio (embryonated egg vaccines/ CCEEV). Namun, vaksin jaringan saraf sudah tidak digunakan lagi.

Di Indonesia sendiri, tipe vaksin rabies yang tersedia adalah CCV jenis purified chick embryo cell vaccine (PCECV) dan purified vero cell rabies vaccine (PVRV).[1]

Bentuk Sediaan

Vaksin rabies purified chick embryo cell vaccine (PCECV) yang ada di Indonesia adalah Rabipur®. Bentuk sediaan adalah:

  • Serbuk untuk 1 dosis dalam sebuah vial dengan stopper dan 1 ml pelarut dalam sebuah ampul; dengan atau tanpa spuit injeksi; dengan atau tanpa jarum rekonstitusi; serta dengan atau tanpa jarum untuk injeksi intramuskular.
  • Serbuk untuk 1 dosis dalam sebuah vial dengan stopper dan 1 ml pelarut untuk 1 dosis pada sebuah pre-filled syringe dengan plunger-stopper; tanpa jarum dan dengan tip-cap atau dengan 1 jarum untuk injeksi dan 1 jarum untuk rekonstitusi[7]

Vaksin rabies purified vero cell rabies vaccine (PVRV) yang ada di Indonesia adalah Verorab®. Bentuk sediaan adalah:

  • Serbuk: 1 dosis (≥ 2,5 IU virus rabies tidak aktif)
  • Pelarut: 0,5 ml natrium klorida 0,4% dalam pre-filled syringe[6]

Cara Penggunaan

Instruksi penggunaan sedikit berbeda berdasarkan jenis vaksin rabies dan produsen dari vaksin.

Purified Chick Embryo Cell Vaccine (PCECV)

Campurkan serbuk dan pelarut sehingga terbentuk larutan homogen. Kocok perlahan untuk menghindari terbentuknya busa. Vaksin yang telah direkonstitusi akan jernih atau sedikit keruh, serta tidak berwarna atau sedikit berwarna merah muda. Perlakukan sediaan secara hati-hati untuk menghindari kontaminasi.

Vaksin dapat diberikan secara intramuskular atau intradermal. Suntikan intradermal yang benar akan menghasilkan papul timbul dengan penampakan kulit jeruk. Bila vaksin diberikan terlalu dalam dan tidak tampak papul, jarum harus ditarik dan vaksin disuntikkan lagi.

Karena tidak adanya studi mengenai inkompatibilitas, Rabipur® jangan dicampur pada spuit yang sama dengan produk medis lain.[7]

Purified Vero Cell Rabies Vaccine (PVRV)

Buka penutup vial dari serbuk vaksin, kemudian masukkan pelarut dalam pre-filled syringe ke vial. Kocok perlahan untuk memperoleh suspensi vaksin yang homogen. Vaksin yang telah direkonstitusi tampak sebagai cairan homogen yang jernih. Setelah itu, ambil 0,5 ml suspensi dan segera diinjeksikan.[6]

Cara Penyimpanan

Rabipur® dapat disimpan dalam pendingin pada suhu 2-8 C, namun jangan dibekukan. Simpan pada tempat yang terlindung dari cahaya. Vaksin yang telah direkonstitusi juga disimpan dalam suhu 2-8 C dan digunakan dalam waktu 6-8 jam setelah rekonstitusi.

Verorab® dapat disimpan di pendingin pada suhu 2-8 C. Jangan dibekukan. Simpan dalam kotak aslinya dan terlindung dari cahaya. Setelah rekonstitusi, sediaan harus segera digunakan.[6,7]

Referensi

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Di Indonesia. 2016. https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/BUKU%20SAKU%20RABIES%20MODUL%20TROPIS.pdf
6. MIMS. Verorab. 2021. https://www.mims.com/malaysia/drug/info/verorab?type=full
7. Chiron Behring Vaccines Pvt. Ltd. Rabipur. 2017. https://gskpro.com/content/dam/global/hcpportal/en_BD/PI/rabipur_v5.pdf

Farmakologi Vaksin Rabies
Indikasi dan Dosis Vaksin Rabies

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Rabies
    Protokol Profilaksis Rabies
  • Penularan Herpes B dari Gigitan Monyet
    Penularan Herpes B dari Gigitan Monyet
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
Anonymous
Dibalas 25 Maret 2025, 13:23
Penggunaan vaksin anti rabies Verorab dan Rabivax selang seling apakah diperbolehkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Bagaimana penggunaan 2 jenis VAR yang ada di Indonesia, yakni Verorab dan Rabivax? Apakah bisa dipergunakan selang seling? Apabila vaksin-1...
dr.Annisa Ratnaningtyas
Dibalas 05 Maret 2025, 14:58
Kasus Gigitan Kalajengking Pada FKTP
Oleh: dr.Annisa Ratnaningtyas
4 Balasan
Alodok, izin berdiskusi untuk kasus gigitan kalajengking pada fktp terapi apa yang disarankan dan Apakah ada indikasi khusus harus untuk dirujuk ke faskes...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.