Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Vaksin Rabies general_alomedika 2024-10-25T15:42:31+07:00 2024-10-25T15:42:31+07:00
Vaksin Rabies
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pedoman Klinis

Indikasi dan Dosis Vaksin Rabies

Oleh :
dr. Lina Yohanes, Sp.FK
Share To Social Media:

Indikasi vaksin rabies adalah untuk perlindungan terhadap penyakit rabies pada anak dan dewasa, baik sebelum atau setelah terjadi pajanan terhadap hewan penular rabies seperti anjing. Dosis dan cara pemberian vaksin rabies akan berbeda tergantung jenis vaksin yang digunakan.

Di Indonesia, vaksin rabies yang tersedia adalah purified chick embryo cell vaccine (PCECV) dengan nama dagang Rabipur® dan purified vero cell rabies vaccine (PVRV) dengan nama dagang Verorab®.[1]

Purified Chick Embryo Cell Vaccine (PCECV)

Untuk tujuan profilaksis sebelum pajanan, Rabipur® masing-masing 1 ml diberikan pada hari ke-0, 7, dan 21 atau 28.

Untuk tujuan profilaksis rabies setelah pajanan, dapat diberikan 4 dosis, yaitu 2 dosis pada hari ke-0, 1 dosis pada hari ke-7, dan 1 dosis pada hari ke-21.

Pemberian dapat dilakukan secara intramuskular pada area deltoid untuk pasien berusia di atas 2 tahun, atau di paha sisi anterolateral pada pasien berusia di bawah 2 tahun. Alternatif cara pemberian lain adalah secara intradermal.[1,7]

Purified Vero Cell Rabies Vaccine (PVRV)

Untuk tujuan profilaksis sebelum pajanan, Verorab® masing-masing 0,5 ml diberikan pada hari ke-0, 7, dan 28 atau 21.

Untuk tujuan profilaksis setelah pajanan, Verorab® masing-masing 0,5 ml diberikan dalam 4 dosis. Dosis pertama dan kedua diberikan di hari ke-0, yaitu 1 dosis pada deltoid kanan dan 1 dosis pada deltoid. Kemudian, 1 dosis diberikan pada hari ke-7 dan dosis terakhir di hari ke-21. Pada bayi hingga usia 12 bulan, vaksin diberikan di area anterolateral paha.[1,6]

Perhatian Khusus Pada Pemberian Vaksin Rabies

Beberapa hal memerlukan perhatian khusus dalam pemberian dosis vaksin rabies. Protokol profilaksis rabies selengkapnya dapat dibaca lebih lanjut dalam artikel pendek terpisah. Artikel tersebut akan membahas lebih lengkap mengenai penilaian kategori risiko luka, cara penanganan luka gigitan hewan penular rabies, serta keperluan pemberian imunoglobulin atau serum antirabies. Sementara itu, untuk penatalaksanaan pasien yang telah terkena rabies, dapat dibaca secara lengkap pada artikel penyakit rabies.

Kapan Diperlukan Profilaksis Sebelum Pajanan

Vaksin rabies umumnya diberikan sebelum pajanan pada individu yang memiliki risiko tinggi terinfeksi rabies, seperti petugas kesehatan yang menangani kasus luka gigitan hewan penular rabies, dokter hewan, dan teknisi yang berhubungan dengan hewan berisiko.[1]

Bolehkah Mengombinasikan Sediaan Vaksin

Dalam pemberian vaksin rabies, tidak direkomendasikan memberikan vaksin rabies dengan jenis yang berbeda atau mengombinasikan 2 jenis vaksin yang beredar.[1]

Perhatian Khusus pada Profilaksis Pasca Pajanan

Pada saat pemberian vaksin rabies, perlu ditelusuri apakah pasien pernah mendapat vaksin lengkap sebelumnya. Bila pasien sudah mendapat PVRV/PCECV lengkap dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan, maka vaksinasi tidak perlu diulang. Bila dilakukan antara 3-12 bulan sebelumnya, vaksin diberikan 1 dosis. Sementara itu, bila sudah lebih dari 12 bulan, vaksinasi diberikan  lengkap.[1]

Dokter juga perlu menilai kategori ajanan luka. WHO membagi pajanan menjadi 3 kategori:

  • Kategori 1: Menyentuh atau memberi makan, serta kontak kulit intak dengan sekresi atau ekskresi hewan (tidak ada paparan)
  • Kategori 2: Gigitan pada kulit yang tidak terlindungi, garukan atau lecet ringan tanpa perdarahan, serta luka kecil di tangan, badan, atau kaki (terjadi paparan)
  • Kategori 3: gigitan atau cakaran yang dalam atau pada kulit yang tidak intak, kontaminasi membran mukosa dengan saliva hewan, luka di area atas bahu (muka, kepala, leher), luka pada jari tangan atau kaki atau genitalia, luka yang lebar dan dalam, luka multipel, dan pajanan dengan kelelawar (paparan berat)

Penatalaksanaan gigitan hewan berdasarkan kategori luka dan status imunisasi pasien dapat dibaca lebih lanjut dalam artikel terpisah.[11]

Penilaian Status Serokonversi

Perlu dilakukan tes serologi secara teratur untuk menilai status serokonversi dan booster dosis apabila diperlukan. Seberapa sering perlu dilakukan tes serologi dan booster akan bergantung pada risiko pajanan pasien, seperti tercantum dalam Tabel 1.[1,6]

Tabel 1. Keperluan Tes Serologi dan Booster Sesuai Risiko Pajanan Pasien

Risiko Pajanan Contoh Populasi Tes Serologi dan Booster
Kontinu Terpapar virus terus-menerus dalam konsentrasi tinggi Peneliti rabies atau pekerja laboratorium bagian produksi.

Tes serologi setiap 6 bulan.

Booster apabila kadar antibodi di bawah ambang proteksi

Sering Pajanan biasanya episodik Pekerja laboratorium bagian diagnostik. Dokter hewan, pengawas hutan, dan pemelihara binatang di area yang tinggi penularan.

Booster dilakukan setelah 1 tahun.

Tes serologi setiap 2 tahun.

Booster berikutnya dilakukan bila kadar antibody di bawah ambang proteksi

Tidak sering Pajanan kadang-kadang

Dokter hewan, pengawas hutan, dan pemelihara binatang di area yang rendah penularan.

Wisatawan di daerah penularan.

Booster dilakukan setelah 1 tahun.

Booster berikutnya dilakukan setiap 5 tahun

Kondisi Khusus Pasien Imunodefisiensi

Tes serologi dilakukan 2-4 minggu setelah vaksinasi.

Bila kadar antibodi < 0,5 IU/mL, injeksi tambahan diperlukan.

Sumber: dr. Lina Yohanes, Sp.FK, 2021.

Referensi

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Di Indonesia. 2016. https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/BUKU%20SAKU%20RABIES%20MODUL%20TROPIS.pdf
6. MIMS. Verorab. 2021. https://www.mims.com/malaysia/drug/info/verorab?type=full
7. Chiron Behring Vaccines Pvt. Ltd. Rabipur. 2017. https://gskpro.com/content/dam/global/hcpportal/en_BD/PI/rabipur_v5.pdf

Formulasi Vaksin Rabies
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Rabies
    Protokol Profilaksis Rabies
  • Penularan Herpes B dari Gigitan Monyet
    Penularan Herpes B dari Gigitan Monyet
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
Anonymous
Dibalas 25 Maret 2025, 13:23
Penggunaan vaksin anti rabies Verorab dan Rabivax selang seling apakah diperbolehkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Bagaimana penggunaan 2 jenis VAR yang ada di Indonesia, yakni Verorab dan Rabivax? Apakah bisa dipergunakan selang seling? Apabila vaksin-1...
dr.Annisa Ratnaningtyas
Dibalas 05 Maret 2025, 14:58
Kasus Gigitan Kalajengking Pada FKTP
Oleh: dr.Annisa Ratnaningtyas
4 Balasan
Alodok, izin berdiskusi untuk kasus gigitan kalajengking pada fktp terapi apa yang disarankan dan Apakah ada indikasi khusus harus untuk dirujuk ke faskes...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.