Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Rabies
Kontraindikasi vaksin rabies adalah pada seseorang dengan hipersensitivitas terhadap komponen vaksin. Peringatan perlu diberikan terkait potensi reaksi alergi silang pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap streptomycin, neomycin, dan telur atau protein ayam.[1,6,7]
Kontraindikasi
Pada pemberian vaksin rabies untuk profilaksis sebelum pajanan, vaksin jangan diberikan pada seseorang yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin. Hati-hati terhadap penderita yang alergi terhadap polymyxin, streptomycin, dan neomycin.[1]
Sementara itu, pada pemberian profilaksis pasca pajanan, mengingat pentingnya pencegahan rabies, tidak ada kontraindikasi bila terdapat kasus tersangka kontaminasi dengan virus rabies.[1,6,7]
Peringatan
Vaksin rabies yang ada di Indonesia adalah jenis purified chick embryo cell vaccine (PCECV) dengan nama dagang Rabipur® dan purified vero cell rabies vaccine (PVRV) dengan nama dagang Verorab®.[1] Protokol profilaksis rabies yang lengkap dapat dibaca lebih lanjut dalam artikel pendek terpisah. Artikel tersebut membahas secara jelas mengenai penilaian kategori risiko luka, cara penanganan luka gigitan hewan penular rabies, serta keperluan pemberian imunoglobulin atau serum antirabies. Sementara itu, untuk penatalaksanaan pasien yang telah terkena rabies, dapat dibaca secara lengkap pada artikel penyakit rabies.
Risiko Reaksi Alergi
Rabipur® mengandung telur dan protein ayam, seperti ovalbumin. Pada individu yang pernah mengalami gejala klinis anafilaksis setelah terpapar telur atau protein ayam, vaksinasi harus dilakukan di tempat yang memiliki fasilitas untuk tata laksana anafilaksis.[7]
Cara Pemberian
Rabipur® tidak boleh diberikan intragluteal atau subkutan karena akan mengurangi pembentukan respon imun yang adekuat.
Verorab® tidak boleh diberikan intravascular. Pastikan jarum tidak melukai dinding pembuluh darah.[6,7]
Vaksinasi pada Gangguan Perdarahan
Vaksin rabies harus diberikan hati-hati pada pasien dengan trombositopenia atau gangguan pembekuan darah karena risiko perdarahan pada pemberian intramuskular.[1,6,7]
Reaksi Psikogenik
Reaksi yang berkaitan dengan ansietas, meliputi reaksi vasovagal (sinkop), hiperventilasi, atau reaksi yang berkaitan dengan stres dapat terjadi sebagai respon psikogenik terhadap jarum. Oleh karena itu, penting untuk memastikan vaksinasi dilakukan di tempat yang aman untuk menghindari cedera bila pasien pingsan.[6,7]
Kapan Diperlukan Profilaksis Sebelum Pajanan
Vaksin rabies umumnya diberikan sebelum pajanan pada individu yang memiliki risiko tinggi terinfeksi rabies, seperti petugas kesehatan yang menangani kasus luka gigitan hewan penular rabies, dokter hewan, dan teknisi yang berhubungan dengan hewan berisiko.[1]
Bolehkah Mengombinasikan Sediaan Vaksin
Dalam pemberian vaksin rabies, tidak direkomendasikan memberikan vaksin rabies dengan jenis yang berbeda atau mengombinasikan 2 jenis vaksin yang beredar.[1]