Prognosis Azoospermia
Pada azoospermia obstruktif, prognosis kehamilan biologis yang berhasil dengan menggunakan prosedur pengambilan sperma dan intracytoplasmic sperm injection (ICSI) lebih baik dibandingkan azoospermia non-obstruktif. Pasien dengan azoospermia non-obstruktif lebih mungkin mengalami gangguan spermatogenesis dan mengalami komplikasi lain seperti keganasan.[1]
Komplikasi
Komplikasi utama dari azoospermia obstruktif adalah infertilitas. Kondisi ini juga akan meningkatkan keperluan tindakan invasif seperti ICSI dan pembedahan seperti vasoepididimostomi, yang berkaitan dengan komplikasi tindakan seperti infeksi dan hematoma.
Laki-laki dengan azoospermia non-obstruktif juga cenderung memiliki gangguan kesehatan serius lainnya. Ini termasuk prolaktinoma hipofisis, tumor sel Sertoli, tumor sel Leydig, dan germ-cell tumors.
Pasien infertil dengan azoospermia non-obstruktif juga memiliki risiko 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki tanpa azoospermia untuk mengalami keganasan. Keganasan yang ditemukan berupa kanker prostat, kanker testis, kanker sistem saraf pusat, melanoma, dan kanker lambung.[1,5]
Prognosis
Prognosis bergantung pada jenis dan penyebab azoospermia. Pada azoospermia obstruktif, prognosis untuk kehamilan biologis dengan prosedur pengambilan sperma dan ICSI lebih baik dibandingkan dengan azoospermia non-obstruktif. Pada azoospermia non-obstruktif, spermatogenesis terganggu sehingga lebih mungkin tidak didapatkan kualitas sperma yang baik untuk melakukan assisted reproduction techniques (ART).
Keberhasilan ART menggunakan sperma dari pasien dengan azoospermia obstruktif lebih tinggi dibandingkan dengan azoospermia non-obstruktif. Selain itu, jumlah sperma yang dapat diperoleh pada azoospermia non-obstruktif juga dipengaruhi dengan terapi yang lebih dulu dilakukan, misalnya terapi gonadotropik pada pasien dengan hipogonadisme hipogonadotropin (HGH), dan bedah mikro pada pasien dengan varikokel.
Pasien azoospermia akibat kelainan genetik memiliki prognosis yang lebih buruk.[1,5]
Penulisan pertama oleh: dr.Della Puspita Sari
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta