Prognosis Infertilitas Pria
Prognosis infertilitas pria dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya jumlah dan morfologi sperma, riwayat pasien, dan faktor risiko pada pasien. Komplikasi dari infertilitas pria umumnya tidak terjadi secara langsung melainkan karena tata laksana atau etiologi yang mendasari.
Komplikasi
Infertilitas pada pria tidak memberikan komplikasi langsung terhadap pasien. Namun tata laksana yang dilakukan adalah penyebab dasar dari komplikasi itu sendiri.
Komplikasi Tindakan
Komplikasi yang dapat disebabkan oleh tindakan pengumpulan sperma (TESE) yaitu penurunan kadar testosterone pada 6 bulan pertama pasca tindakan, hematoma, dan fibrosis. Beberapa komplikasi akibat Transurethral Resection of the Ejaculatory Ducts (TURED) adalah epididimitis, refluks urine, azoospermia, dan hematuria. Tindakan pembedahan mikro varikolekektomi subinguinal memiliki risiko menyebabkan hidrokel dan hematoma pada skrotum.[9,13]
Komplikasi Medikamentosa
Efek samping dari pengobatan infertilitas pria perlu diwaspadai. Sebagai contoh, aromatase inhibitor merupakan salah satu terapi empiris infertilitas idiopatik yang memiliki efek samping yang cukup penting seperti penurunan densitas tulang dan peningkatan lemak tubuh total akibat penurunan jumlah estrogen. Terapi testosteron seperti pada pria lansia dengan hipogonadisme onset lanjut juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit prostat, sleep apnea, dan eritrositosis.[1-6]
Komplikasi Psikologis
Secara psikologis, komplikasi dapat terjadi akibat stress psikologis dan masalah terkait relasi pernikahan. Ini juga bisa berkaitan dengan faktor ekonomi dari perawatan, karena evaluasi dan tata laksana dari infertilitas pria berbiaya mahal serta tidak memiliki jaminan pasti berhasil. Kemudian ada risiko komplikasi terkait prosedur yang berpotensi menambah beban pada keluarga.[1,4]
Komplikasi Etiologi yang Mendasari
Beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan infertilitas pria seperti adenoma pituitari, kanker testis, dan cystic fibrosis merupakan penyebab infertilitas pria yang perlu diwaspadai morbiditasnya.[1-4]
Prognosis
Prognosis dari infertilitas pria bersifat individual. Klinisi perlu melakukan penggalian riwayat menyeluruh dan pemeriksaan berdasarkan indikasi.
Dalam menentukan prognosis, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu kualitas sperma, jumlah total sperma, morfologi sperma, motilitas, dan kelainan anatomi. Sebagai contoh, pasien dengan varikokel derajat 2-3, tidak ada atrofi testis, kadar serum FSH normal, motilitas total ≥60%, total sperma motil 5x106 dan tes stimulasi GnRH positif memiliki potensi keberhasilan tindakan varikokelektomi lebih baik.[1-6]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita