Edukasi dan Promosi Kesehatan Hipertensi Perioperatif
Edukasi dan promosi kesehatan hipertensi perioperatif terutama untuk mencegah timbulnya penyakit ini melalui kepatuhan terapi komorbiditas, pemantauan tekanan darah berkala, dan perubahan gaya hidup. Pasien juga perlu diedukasi untuk menghindari faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan darah sebelum waktu operasi.[1,2,22]
Edukasi Pasien
Seperti diketahui, riwayat hipertensi sebelumnya berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi saat induksi anestesi, hipertensi intraoperatif, dan hipertensi pascaoperatif. Pasien perlu diedukasi mengenai faktor risiko, penyebab, serta bagaimana cara mencegah hipertensi.[1,2,22]
Pasien dengan riwayat hipertensi sebelumnya perlu diedukasi mengenai pentingnya kepatuhan terapi dan pemantauan tekanan darah berkala sebelum menjalani operasi elektif. Selain itu, umumnya terdapat beberapa evaluasi yang akan dilakukan untuk mendeteksi kerusakan organ dan menilai risiko kejadian kardiovaskular seperti pemeriksaan EKG dan fungsi ginjal.[2,6,7]
Pada pasien yang memiliki tekanan darah sistolik ≥180 atau diastolik ≥110, beri edukasi mengenai indikasi penundaan jadwal operasi hingga tekanan darah dapat terkontrol. Sampaikan bahwa bila tidak ditangani, kondisi tersebut dapat berisiko menyebabkan komplikasi kardiovaskular, serebrovaskular, renal, hingga kematian.[1–3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi perioperatif meliputi kontrol tekanan darah dan modifikasi gaya hidup pasien dalam kehidupan sehari-hari atau pun menjelang operasi. Selain itu, penilaian risiko kardiovaskular secara menyeluruh, termasuk deteksi adanya kerusakan organ, wajib dilakukan pada pasien hipertensi yang sudah diobati maupun belum diobati.[2,6,7,17]
Rekomendasi pengendalian gaya hidup berdasarkan Pedoman Tata Laksana Hipertensi Dewasa KEMENKES RI tahun 2021 dan International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guideline 2020, antara lain:
- Pembatasan konsumsi natrium, yakni tidak lebih dari 2 gram/hari atau 1 sendok teh garam dapur
- Konsumsi diet seimbang yang mengandung tinggi serat, berbagai variasi kacang, produk susu rendah lemak, gandum utuh, asam lemak tak jenuh, serta membatasi asupan daging merah, lemak jenuh, dan makanan berkadar gula tinggi
- Penurunan berat badan dengan target indeks massa tubuh (IMT) 18,5–22,9 kg/m², serta lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan
- Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol
- Lakukan olahraga atau latihan aerobik 30–60 menit sebanyak 5–7 kali seminggu secara rutin untuk menurunkan tekanan darah sistolik 5–7 mmHg
- Kontrol tekanan darah secara teratur dan mengkonsumsi obat antihipertensi sesuai dengan anjuran dokter[7,17]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani