Epidemiologi Hipertensi Perioperatif
Data epidemiologi menunjukkan bahwa hipertensi perioperatif dialami sekitar 25% pasien yang menjalani operasi, terlebih pada pasien dengan riwayat hipertensi sebelumnya serta yang menjalani jenis operasi kardiak.[4,5,10]
Global
Data global menunjukkan bahwa 1 dari 4 orang yang menjalani operasi mengalami hipertensi. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang berdampak pada pasien yang menjalani operasi, terutama pasien lanjut usia. Pada pasien berusia >60 tahun, prevalensi hipertensi akut pascaopersi diperkirakan lebih dari 60%.[2,10,12]
Hipertensi perioperatif juga dipengaruhi oleh riwayat penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, gagal ginjal, serta jenis operasi. Operasi yang berhubungan dengan kardiovaskuler atau operasi emergency dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi setelah operasi.
Data sebuah studi menunjukkan bahwa hipertensi terjadi pada 15% pasien operasi kardiak dan karotid, 55% pasien operasi abdominal aorta abdominal, 40% pasien operasi arthroplasti sendi primer, dan 29% pasien operasi vaskular perifer.[1,4,10]
Indonesia
Data epidemiologi terkait hipertensi perioperatif di Indonesia masih sangat minim. Namun, prevalensi hipertensi di Indonesia diketahui sekitar 34,1% atau mempengaruhi lebih dari 70 juta orang. Mengingat risiko hipertensi perioperatif lebih tinggi pada pasien dengan riwayat hipertensi, maka bisa diperkirakan bahwa kejadian hipertensi perioperatif cukup tinggi di Indonesia.[7]
Mortalitas
Mortalitas hipertensi perioperatif dipengaruhi oleh kontrol tekanan darah yang tidak adekuat serta terjadinya komplikasi seperti infark miokard, kejadian serebrovaskular akut, serta gagal ginjal. Pada pasien yang menjalani operasi nonkardiak, gagal jantung non-iskemik dikaitkan dengan 9,3% mortalitas 30 hari, sementara gagal jantung iskemik berhubungan dengan 9,2% mortalitas 30 hari.[1,16]
Sebuah studi mengungkapkan mortalitas 30 hari pada pasien yang menjalani operasi kardiak berhubungan dengan peningkatan tekanan darah intraoperatif >135 mmHg, serta tekanan darah preoperatif dan pascaoperatif >145 mmHg. Selain itu, peningkatan mean arterial pressure (MAP) >110 mmHg selama operasi juga dinilai meningkatkan risiko mortalitas pada pasien.[1,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani