Epidemiologi Keloid
Data epidemiologi menunjukkan keloid lebih banyak terjadi pada individu dengan kulit yang lebih gelap dengan insidensi tertinggi pada dekade kedua hingga ketiga kehidupan.
Global
Prevalensi keloid tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin walau keloid ditemukan lebih banyak pada wanita. Hal ini diduga terjadi karena wanita lebih sering melakukan tindikan pada telinga. Wanita juga umumnya lebih peduli terhadap penampilan sehingga lebih cenderung memeriksakan keloid yang dideritanya.[5,8,9]
Keloid dapat ditemukan pada 5-15% luka. Tingkat kejadian keloid lebih tinggi 15x pada individu dengan kulit yang lebih gelap, dengan tingkat insidensi 15-20%. Usia rata-rata penderita keloid adalah 10-30 tahun dengan insidensi tertinggi di rentang usia 20-30 tahun. Keloid juga dapat terjadi pada usia anak-anak.[5,8,9]
Orang Asia lebih berisiko mengalami keloid dan cenderung menderita parut yang lebih parah, dengan proses pembentukan parut lebih agresif, serta risiko rekurensi lebih tinggi.[2]
Indonesia
Hingga kini belum didapatkan data epidemiologi keloid di Indonesia secara umum.
Mortalitas
Keloid merupakan kondisi yang tidak berbahaya dan tidak menyebabkan mortalitas
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri