Etiologi Keloid
Etiologi keloid adalah proliferasi fibroblas dan pembentukan matriks ekstraseluler yang berlebihan. Predileksi terhadap keloid dapat disebabkan oleh beberapa faktor sistemik maupun lokal. Faktor risiko lokal pembentukan parut patologis antara lain penyembuhan yang tertunda, kedalaman luka, dan kekuatan mekanik seperti tegangan tepi luka.[4,8]
Etiologi
Luka awal yang berisiko menimbulkan keloid umumnya dapat disebabkan oleh kondisi berikut:
- Trauma: misalnya luka lecet
- Kondisi infeksi atau inflamasi, misalnya acne atau gigitan serangga
- Tindakan medis, misalnya pembedahan, penjahitan kulit, atau vaksinasi[5-7]
Pseudofolikulitis barbae dan keloidalis nuchae dapat menyebabkan keloid area kepala dan leher. Pseudofolikulitis barbae disebabkan oleh reaksi benda asing terhadap rambut yang tumbuh ke dalam di area janggut. Kondisi ini biasanya terjadi setelah bercukur pada individu berambut kasar dan keriting.
Reaksi inflamasi terhadap rambut menimbulkan mikroabses di epidermis yang berkembang menjadi abses. Keloidalis nuchae ditandai dengan lesi keloid menyerupai papul dan plak di tengkuk dan kulit kepala posterior. Kondisi ini disebabkan oleh inflamasi kronik akibat folikulitis.[6]
Faktor Risiko
Faktor risiko keloid terdiri dari faktor genetik, warna kulit, faktor demografis, usia, dan hipertensi.
Faktor Genetik
Predisposisi genetik diduga memegang peranan penting dan diekspresikan secara autosomal dominan. Faktor genetik yang ditemukan berperan terhadap terjadinya keloid adalah sebagai berikut :
- HLA-B14
- HLA-B21
- HLA-BW16
- HLA-BW35
- HLA-DR5
- HLA-DQW3
- Golongan darah A[4,5,9]
Faktor Pigmen Kulit
Keloid lebih umum terjadi pada individu dengan pigmented skin, misalnya orang Negroid. Keloid tidak terjadi pada pasien albinisme, sehingga diduga bahwa melanosit memegang peranan dalam pembentukan keloid.[1,5]
Faktor Demografis
Dibanding ras Kaukasia, orang Asia cenderung menderita parut yang lebih parah, dengan proses pembentukan parut lebih agresif, serta risiko rekurensi lebih tinggi.[2]
Faktor Usia
Prevalensi antara kedua jenis kelamin serupa, dengan insidensi tertinggi pada dekade kedua hingga ketiga kehidupan. Usia remaja dan kehamilan juga meningkatkan risiko keloid. Hal ini diperkirakan karena efek vasodilatasi estrogen mengeksaserbasi inflamasi lokal.[5,8,9]
Hipertensi
Hipertensi diduga memiliki asosiasi dengan keloid, mungkin karena tekanan pada pembuluh darah mendorong vasodilatasi dan meningkatkan inflamasi lokal.[8]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri