Epidemiologi Luka Bakar
Data epidemiologi menunjukkan bahwa luka angka kejadian luka bakar lebih tinggi pada kelompok usia anak dan lansia, serta pekerjaan yang meningkatkan paparan terhadap sumber luka bakar. Luka bakar juga lebih cenderung terjadi pada orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah hingga menengah.[4,8]
Global
Dilaporkan bahwa lebih dari 6 juta orang terkena luka bakar setiap tahun di seluruh dunia. Luka bakar paling sering melibatkan ekstremitas atas dan bawah. Luka bakar sering kali diakibatkan oleh kecelakaan atau kelalaian. Sekitar 80% dari luka bakar timbul dari kesalahan individu dan 70% terjadi di rumah
Kelompok usia anak adalah yang paling banyak mengalami luka bakar. Terdapat data yang menunjukkan bahwa kasus luka bakar 19% terjadi pada anak usia balita. Selain itu, dilaporkan bahwa 12% kasus luka bakar terjadi pada orang usia di atas 60 tahun.[4]
Di India, lebih dari 1.000.000 orang dilaporkan mengalami luka bakar derajat sedang hingga berat setiap tahunnya. Sementara itu, di Bangladesh 173.000 anak mengalami luka bakar derajat sedang hingga berat setiap tahunnya.[8]
Indonesia
Data mengenai epidemiologi luka bakar secara nasional di Indonesia masih terbatas. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa terdapat 303 pasien yang menjalani perawatan akibat luka bakar di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo antara tahun 2011–2012. Untuk jenis kelamin, perbandingan antara pria dan wanita adalah 2,26 : 1 dengan rerata usia adalah 25,7 tahun.[1]
Mortalitas
Angka kematian akibat luka bakar adalah 6-7%. Sekitar 75% dari kematian akibat luka bakar disebabkan oleh inhalasi karbon monoksida. Penyebab kematian lainnya adalah sepsis.[4]
Data di Bangladesh, Kolumbia, Mesir, dan Pakistan menyatakan bahwa 17% anak luka bakar mengalami disabilitas temporer dan 18% mengalami disabilitas permanen. Data lain di Nepal menyebutkan bahwa luka bakar menyebabkan 5% dari keseluruhan disabilitas.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. Maria Rossyani