Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Luka Bakar general_alomedika 2024-05-10T09:03:11+07:00 2024-05-10T09:03:11+07:00
Luka Bakar
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Luka Bakar

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Patofisiologi luka bakar berhubungan dengan denaturasi protein dan koagulasi nekrosis pada area yang terkena, serta respon inflamasi tubuh secara sistemik. Beberapa faktor yang memengaruhi respon tubuh pasca luka bakar antara lain adalah luas dan kedalaman luka bakar, etiologi luka bakar, keterlibatan trauma inhalasi, paparan terhadap toksin, serta ada-tidaknya trauma lain.[2,3]

Fase Inisial

Sesaat pasca trauma, bagian tubuh yang terkena luka bakar dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona koagulasi, zona stasis atau iskemia, serta zona hiperemia. Zona koagulasi adalah daerah dengan kerusakan selular paling besar dan terletak pada bagian tengah luka bakar. Zona stasis atau iskemia adalah daerah yang dapat diselamatkan dan mengalami penurunan perfusi jaringan. Zona hiperemia terletak pada bagian paling luar luka bakar dan merupakan zona dengan peningkatan respon inflamasi dan vasodilatasi.

Derajat kerusakan selular pada setiap zona berbeda bergantung terhadap beberapa faktor, yaitu respon autofagi selular yang terjadi 24 jam pasca trauma, delayed-onset apoptosis 24–48 jam pasca trauma, serta respon stres oksidatif reversibel.  Proses penyembuhan luka bakar diinisiasi oleh neutrofil dan monosit yang mendatangi zona luka bakar melalui mekanisme vasodilatasi lokal.[2]

Fase Syok

Luka bakar berpotensi menimbulkan syok distributif yang menimbulkan  penurunan perfusi serta oksigenasi jaringan karena adanya kebocoran kapiler intravaskular ke ruang interstitial. Pada fase selanjutnya, hal tersebut akan menyebabkan akumulasi cairan dan edema. Kebocoran kapiler tersebut berhubungan dengan adanya stres oksidatif, peningkatan kadar nitrit oksida, dan mediator inflamasi yang menyebabkan kerusakan pada lapisan endotel vaskular.

Selain kebocoran kapiler, adanya stres oksidatif dan pelepasan beberapa mediator inflamasi seperti interleukin 6 (IL-6) dan tumor necrosis factor (TNF) menyebabkan penurunan fungsi jantung, hipovolemia relatif, vasokonstriksi, dan penurunan aliran darah. Ini berkaitan dengan kerusakan beberapa organ, seperti jantung, paru, serta sistem gastrointestinal.[2]

Status Hipermetabolik

Status hipermetabolik pada luka bakar dapat bertahan hingga 36 bulan pasca trauma. Pada fase ini, beberapa zat, seperti hormon stres katekolamin dan glukokortikoid serta glukagon, menyebabkan peningkatan tekanan darah, resistensi insulin perifer, serta katabolisme glikogen, protein, dan lemak.

Pada akhirnya, status hipermetabolik pasca trauma akan menyebabkan peningkatan kebutuhan energi ketika fase istirahat, peningkatan suhu tubuh, kehilangan protein tubuh, muscle wasting, dan peningkatan sintesis protein fase akut, seperti insulin-like growth factor (IGF-1).[2]

Disregulasi Imunitas dan Infeksi

Selain hipovolemia dan respon hipermetabolik, luka bakar juga menyebabkan gangguan imunitas dan peningkatan risiko infeksi. Produksi sitokin dan kemokin yang terjadi pada luka bakar menyebabkan Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS). Pada situasi ini, terjadi aktivasi sitokin yang tidak terkontrol, aktivasi leukosit, demam, hipotermia, takikardia, dan takipnea.

Walaupun terdapat peningkatan aktivitas sitokin, terdapat penurunan fungsi imunitas lain, seperti macrophage antigen presentation, neutrofil, proliferasi sel T, serta produksi IL – 2. Pada akhirnya, hal tersebut berpotensi menimbulkan penurunan respon imunitas adaptif sehingga pasien lebih rentan mengalami infeksi.[2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Maria Rossyani

Referensi

2. Jeschke MG, van Baar ME, Choudhry MA, Chung KK, Gibran NS, Logsetty S. Burn injury. Nat Rev Dis Primers. 2020 Feb 13;6(1):11. doi: 10.1038/s41572-020-0145-5. PMID: 32054846; PMCID: PMC7224101.
3. Broadis E, Chokotho T, Borgstein E. Paediatric burn and scald management in a low resource setting: A reference guide and review. Afr J Emerg Med. 2017;7(Suppl):S27-S31. doi: 10.1016/j.afjem.2017.06.004. Epub 2017 Sep 22. PMID: 30505671; PMCID: PMC6246875.

Pendahuluan Luka Bakar
Etiologi Luka Bakar

Artikel Terkait

  • Perawatan yang Sia-Sia di ICU
    Perawatan yang Sia-Sia di ICU
  • Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
    Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
  • Silver Dressing untuk Tata Laksana Rawat Jalan pada Luka Bakar Anak
    Silver Dressing untuk Tata Laksana Rawat Jalan pada Luka Bakar Anak
  • Bullae Luka Bakar: Apakah Harus Dipecahkan?
    Bullae Luka Bakar: Apakah Harus Dipecahkan?
  • Mencegah dan Mengobati Kontraktur Akibat Luka Bakar
    Mencegah dan Mengobati Kontraktur Akibat Luka Bakar

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
drg.SARAFINA GHASANI
Dibalas 15 April 2025, 11:08
Pengobatan pertama pada bula agar tidak membesar
Oleh: drg.SARAFINA GHASANI
2 Balasan
Alo dokter. Pengobatan pertama yang dapat saya lakukan apa ya dok untuk mencegah biar tidak membesar, apakah ini bahaya atau tidak?
Anonymous
Dibalas 10 April 2025, 11:06
Konsul perawatan pasien luka bakar akibat minyak panas 4 hari yang lalu
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo DokterPasien post terkena minyak panas pada hari jumat (07 april 2025) pada bagian betis kiri hingga paha, diawal luka tidak timbul bula. 6 jam post...
Anonymous
Dibalas 10 Februari 2025, 08:54
Penggunana salep luka bakar karena tersiram air panas pada ibu menyusui
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien ibu menyusui bayi 4 bln, mengalami luka bakar karna tersiram air panas. Pertanyaannya kapan ibu tersebut bisa menyusui...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.