Epidemiologi Kolesistitis
Data epidemiologi kolesistitis menunjukan 90-95% kolesistitis disebabkan oleh batu empedu atau kolelitiasis. Penyakit ini dilaporkan lebih berisiko terjadi pada jenis kelamin wanita, pasien obesitas, wanita hamil, dan usia >40 tahun dilaporkan berisiko lebih tinggi.
Global
Insidensi kolesistitis akut terjadi pada 3-10% pasien dengan nyeri abdomen dan 20% pasien dengan kolik bilier. Penanganan melalui prosedur kolesistektomi meningkat seiring dengan waktu.
Di Amerika, sekitar 20 juta orang diperkirakan memiliki batu empedu dan 750.000 kolesistektomi dilakukan tiap tahunnya. Pasien dengan kolelitiasis biasanya asimptomatis. Namun setiap tahunnya pada 1-2% pasien, kolelitiasis berkembang menimbulkan gejala.
Sebuah studi observasi yang dilakukan selama 5-7 tahun, menunjukkan bahwa dari subjek dengan kolelitiasis, sebanyak 12% berkembang menjadi kolesistitis. Kejadian kolesistitis pada wanita 2 kali lipat lebih sering dibanding pria.
Pada umumnya, kolesistitis disebabkan oleh batu empedu, sama hal nya seperti pankreatitis akut. Insiden batu empedu meningkat seiring pertambahan usia. Obesitas juga dapat meningkatkan risiko batu empedu, terutama pada wanita berkaitan dengan sekresi kolesterol bilier.[2,8,15]
Indonesia
Belum terdapat data epidemiologi nasional terkait kolesistitis di Indonesia.
Mortalitas
Dahulu, pasien dengan kolesistitis akut memiliki angka mortalitas antara 0-5%. Setelah tahun 2000, angka mortalitas menurun menjadi <1%. Mortalitas pada pasien usia tua lebih tinggi dibanding dengan pasien usia muda. Mortalitas kolesistitis akut juga meningkat pada kondisi dimana telah terjadi ruptur, gangren dan emfisema.[8,12]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri