Etiologi Peritonitis
Etiologi peritonitis dapat disebabkan oleh infeksi, proses patologis dari organ viseral lainnya, atau peritonitis yang persisten atau rekuren.
Etiologi
Peritonitis dapat dibagi peritonitis menjadi primer, sekunder, dan tersier sesuai dengan mekanisme penyebabnya.[1,2]
Peritonitis Primer (Spontan)
Peritonitis dapat diklasifikasikan sebagai primer bila terjadi infeksi yang berasal dari diseminasi hematogen sumber infeksi yang jauh atau inokulasi langsung.Peritonitis primer pada dewasa seringkali terdapat pada pasien yang memiliki banyak cairan di dalam rongga peritoneum, terutama akibat asites, juga pada pasien dengan gagal ginjal yang menggunakan dialisis peritoneum.
Penyakit ini juga dapat ditemukan pada pasien dengan kanker yang metastasis, sirosis pasca nekrosis, hepatitis kronis aktif, hepatitis virus akut, penyakit jantung kongestif, lupus eritematosus sistemik, dan limfedema. Infeksi pada peritonitis primer seringkali hanya disebabkan oleh satu jenis mikroba seperti E. coli, K. pneumoniae, atau Pneumococcus.[1,5]
Peritonitis Tuberkulosis
Penyebaran tuberkulosis ke peritoneum seringkali terjadi secara hematogen dari tuberkel di paru. Kejadian penyebaran ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya pasien dengan infeksi HIV dan faktor risiko seperti penggunaan dialisis peritoneum atau penyakit ginjal kronis.
Namun, diagnosis peritonitis tuberkulosis sulit dilakukan karena tanda dan gejala yang tidak spesifik dan bervariasi, juga penyakit komorbid pasien yang dapat mengubah tampilan penyakit. Pasien seringkali ditemukan dengan asites (93%), nyeri abdomen (73%) dan demam (58%).[6]
Peritonitis Sekunder
Peritonitis sekunder dapat diasosiasikan dengan sebuah proses patologis di organ viseral, seperti perforasi atau trauma. Peritonitis sekunder seringkali disebabkan oleh kontaminasi isi organ intra abdominal ke dalam kavum peritoneum. Kontaminasi ini dapat berasal dari perforasi atau inflamasi berat dan infeksi di organ intraperitoneal. Contohnya, appendisitis, perforasi ulkus gaster, tifoid, atau divertikulitis. Adapun flora mikroba yang dapat menjadi penyebab peritonitis sekunder dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Flora Mikroba pada Peritonitis Sekunder
Tipe | Organisme | Persentase (%) |
Aerobik | ||
Gram negatif | Escherichia coli | 60 |
Enterobacter / Klebsiella | 26 | |
Proteus | 22 | |
Pseudomonas | 8 | |
Gram positif | Streptokokus | 28 |
Enterokokus | 17 | |
Stafilokokus | 7 | |
Anaerobik | Bacteroides | 72 |
Eubacteria | 24 | |
Clostridia | 17 | |
Peptostreptococcus | 14 | |
Peptococcus | 11 | |
Fungi | Candida | 2 [2] |
Peritonitis sekunder juga dapat disebabkan adanya instrumen medis yang dimasukkan ke dalam rongga peritoneum, misalnya continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). Selain itu, adanya bakteremia, misalnya pada sepsis, juga dapat menyebabkan keadaan ini.[1,2]
Peritonitis Tersier
Kegagalan terapi pada peritonitis dapat berkembang menjadi peritonitis tersier atau peritonitis persisten. Peritonitis tersier merupakan kondisi yang lebih sering ditemukan pada pasien dengan sistem imun yang lemah atau kombinasi regimen antibiotik yang tidak efektif, dimana mikroba tidak terbunuh sepenuhnya.[1]Contoh mikroba dan kombinasi mikroba yang dapat ditemukan pada kondisi ini adalah Enterococcus faecalis dan faecium, Staphylococcus epidermidis, Candida albicans, dan Pseudomonas aeruginosa.[1]
Faktor Risiko
Faktor risiko untuk peritonitis di antaranya adalah:
- Sirosis
- Cairan asites dengan total konsentrasi protein kurang dari 1 g/dL (<10 g/L)
- Riwayat peritonitis bakteri spontan sebelumnya
- Kandungan bilirubin serum di atas 2,5 mg/dL
- Perdarahan varises
- Malnutrisi
- Penggunaan obat proton pump inhibitors (PPI) [3]
Pada pasien dengan dialisis peritoneum, risiko peritonitis meningkat. Beberapa faktor yang turut meningkatkan risiko ini adalah tingkat pendidikan yang rendah, usia sangat muda atau sangat tua, jenis kelamin, diabetes mellitus, dan jumlah albumin yang lebih rendah saat memulai continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD).[7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja