Epidemiologi Alopecia Androgenetik pada Pria
Data epidemiologi alopecia androgenetik menunjukkan bahwa kondisi ini lebih banyak dijumpai dalam bentuk kebotakan pria atau male pattern hair loss (MPHL). Orang kulit putih juga lebih berisiko. Mortalitas alopecia androgenetik tergantung pada penyakit yang mendasari.
Alopecia androgenetik juga dapat terjadi pada wanita dan pembahasan lengkap dapat disimak pada artikel terpisah.[1,3,23-26]
Global
Alopecia androgenetik lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Orang kulit putih merupakan ras yang paling sering mengalami kondisi ini.[1,3]
He et al melakukan penelitian pada 9.227 mahasiswa di dua Universitas yang ada di China pada September hingga Oktober 2018. Pada penelitian ini, prevalensi alopecia androgenetik didapatkan sebanyak 5,3/1000 dengan insidensi 0,79% pada pria dan 0,25% pada wanita.[27]
Studi lain yang dilakukan di Turki pada 2.322 partisipan menunjukkan terdapat 740 kasus alopecia androgenetik, yaitu pria 439 orang dan wanita 247 orang.[28]
Indonesia
Data epidemiologi alopecia androgenetik di Indonesia belum tersedia. Meski demikian, terdapat beberapa studi lokal yang melaporkan mengenai alopecia androgenetik.[23-25]
Sebuah studi di Surabaya melakukan dermoskopi pada pasien alopecia dari Desember 2014
hingga Februari 2015. Dari 20 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dilaporkan 3 pasien mengalami alopecia androgenetik.[23]
Studi lain di Surakarta pada Desember 2015 hingga Januari 2016 melaporkan sebanyak 27 kasus alopecia androgenetik dengan usia rata-rata 30 tahun. Adanya riwayat keluarga dengan alopecia androgenetik dilaporkan pada 53,9% partisipan. Riwayat merokok dilaporkan pada 18,5% partisipan.[24]
Studi lain di Medan melibatkan 25 orang laki-laki dengan alopecia androgenetik. Usia rata-rata adalah 60-69 tahun dan 72% di antaranya memiliki riwayat alopecia androgenetik dalam keluarga.[25]
Mortalitas
Mortalitas yang terjadi pada Alopecia androgenetik terkait dengan faktor risiko penyakit yang mendasari. Dalam sebuah studi yang melibatkan 1.472 laki-laki dengan alopecia androgenetik, dilaporkan adanya peningkatan risiko penyakit jantung koroner, kalsifikasi arteri koroner, dan diabetes mellitus.[26]