Etiologi Alopecia Androgenetik pada Pria
Etiologi alopecia androgenetik pada pria atau male pattern hair loss (MPHL) telah diketahui melibatkan faktor genetik dan hormonal. Berbagai kondisi eksternal dapat menjadi faktor risiko yang mempengaruhi siklus pertumbuhan rambut.
Etiologi alopecia androgenetik pada pria dan wanita kurang lebih serupa. Etiologi yang dibahas dalam artikel ini adalah alopecia androgenetik pada pria. Etiologi alopecia androgenetik wanita akan dibahas pada artikel terpisah.[1,3,4,8,14,15]
Faktor Genetik
Secara genetik, alopecia androgenetik diturunkan secara autosomal dominan. Reseptor androgen pada kromosom X situs 3q26 lokus AR/EDA2R dan lokus PAX1/FOX A2 pada kromosom 20 telah diidentifikasi sebagai penyebab genetik alopecia ini.
Selain meningkatkan kecenderungan seseorang mengalami alopecia androgenetik, faktor genetik juga memodifikasi besarnya respons folikel rambut terhadap androgen yang bersirkulasi. Varian gen reseptor androgen menyebabkan perubahan respons folikel rambut terhadap dihidrotestosteron, yang mengakibatkan perubahan dalam siklus pertumbuhan rambut.[1,3,15]
Faktor Hormonal
Metabolisme hormon dan reseptor androgen memainkan kunci dalam pola alopecia androgenetik. Enzim 5 alpha reduktase tipe 2 (5-αR2) dan dihidrotestosteron (DHT) merupakan yang dominan terlibat. [1,15,16]
Jaringan pada kulit kepala pasien dengan alopecia androgenetik mengekspresikan lebih banyak aktivitas enzim 5-αR2 yang mengkonversi testosteron intrafolikular menjadi metabolit DHT yang lebih aktif. Aktivitas reseptor androgen (RA) dan DHT lebih banyak ditemukan pada kulit kepala yang rentan terhadap alopecia androgenetik daripada jaringan kulit kepala non- alopecia androgenetik.[1,9,15,16]
Proses Inflamasi
Inflamasi dapat berasal dari faktor eksternal seperti polutan, paparan sinar ultraviolet, dan zat patogen. Proses inflamasi berlangsung melalui inisiasi kaskade sinyal intraseluler yang meningkatkan ekspresi gen proinflamasi, yaitu faktor nekrosis tumor α (TNFα), interleukin 1 (IL-1), dan reactive oxygen species (ROS).
Jaringan kulit kepala alopecia androgenetik mengekspresikan aktivitas ROS yang lebih tinggi. ROS meningkatkan transforming growth factor beta 1 (TGF-β1), sebuah protein pensinyalan yang dimediasi androgen yang diekspresikan lebih tinggi pada kulit yang rentan alopecia androgenetik.[9,16]
Selain itu, peningkatan sitokin, seperti IL-1α, IL-1β, dan TNF-α, dapat mempengaruhi siklus rambut dari anagen ke telogen, yang membuat siklus pertumbuhan rambut terganggu.[1,7,9,16]
Faktor Risiko
Faktor risiko alopecia androgenetik diantaranya faktor genetik, jenis kelamin, ras, beberapa penyakit endokrin, sindrom metabolik, serta defisiensi vitamin dan mineral.[1,3,9,14,17-22]
Genetik
Alopecia androgenetik diturunkan secara autosomal dominan.[1,3,9,10,15]
Jenis Kelamin
Alopecia androgenetik lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita.[1-3]
Penyakit Endokrin
Alopecia androgenetik dapat terjadi pada orang yang memiliki penyakit endokrin seperti hipertiroid, hiperplasia adrenal, serta tumor adrenal. Penyakit-penyakit endokrin tersebut menyebabkan pelepasan testosteron berlebih, di mana testosteron oleh reseptor androgen diubah menjadi metabolit aktif dehidrotestosteron (DHT). DHT bertanggung jawab dalam kejadian alopecia androgenetik.[17-19]
Penyakit Sindrom Metabolik
Alopecia androgenetik dapat terjadi pada orang yang memiliki penyakit sindrom metabolik seperti obesitas, resistensi insulin,dan hipertensi. Sindrom metabolik dapat menyebabkan stres oksidatif yang memicu alopecia androgenetik. Mekanisme lainnya melalui proses vasokonstriksi pembuluh darah yang lambat laun menyebabkan defisiensi nutrisi pada folikel rambut.[17,20,21]
Defisiensi Vitamin dan Mineral
Alopecia androgenetik dapat terjadi pada orang dengan defisiensi vitamin dan mineral, seperti defisiensi serum feritin, vitamin D, tembaga, seng, dan selenium.[8,22]
Faktor Risiko Lainnya
Faktor risiko lain alopecia androgenetik adalah tinggal pada lingkungan dengan polusi tinggi seperti area pabrik, lingkungan perokok, dan tinggi paparan sinar ultraviolet. Hal-hal tersebut menyebabkan alopecia androgenetik melalui mekanisme stres oksidatif.[13,14]