Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Dermatitis Atopik y2afrika 2023-06-23T17:30:06+07:00 2023-06-23T17:30:06+07:00
Dermatitis Atopik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Epidemiologi Dermatitis Atopik

Oleh :
Athieqah Asy Syahidah
Share To Social Media:

Epidemiologi dermatitis atopik (DA) di seluruh dunia berkisar antara 5‒20% pada anak, dan 1‒3% pada dewasa. Morbiditasnya sangat bervariasi di tiap negara karena pengaruh lingkungan sebagai faktor risiko.[1-3,15]

Global

Prevalensi dermatitis atopik di negara maju dilaporkan telah mendatar, sedangkan di negara berkembang semakin meningkat. Kondisi ini kemungkinan karena peningkatan urbanisasi, polusi, dan obesitas. International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) menyebutkan prevalensi DA pada remaja usia 13‒14 tahun  di negara Afrika mencapai 12‒14% dan di Amerika Latin 6‒10%. Sedangkan di negara-negara wilayah Asia Pasifik, Mediterania Timur, dan subkontinen India lebih rendah, yaitu sekitar 3‒6%.[1-5]

Peningkatan insidensi sekitar 2‒3 kali lipat dalam beberapa dekade terakhir ditemukan di negara-negara industri. Prevalensi dermatitis atopik pada anak-anak sekitar 2% di Iran dan China, tetapi mencapai sekitar 20% di Australia, Inggris, dan Skandinavia. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa imigran dari negara berkembang yang hidup di negara maju memiliki tingkat insidensi DA yang lebih tinggi dari populasi asal.[1-5]

Prevalensi dermatitis atopik pada 2 tahun pertama kehidupan juga meningkat, yaitu sebanyak 7‒27% di negara-negara Asia Pasifik, termasuk Korea Selatan, Cina, Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Insidensi DA tertinggi terjadi pada anak-anak, yaitu 85% muncul pada tahun pertama kehidupan, dan 95% muncul sebelum usia 5 tahun.[1,5]

Indonesia

Di Indonesia, prevalensi DA mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penelitian oleh Soegiarto et al, tahun 2019, melaporkan bahwa morbiditas penyakit alergi pada anak sekolah di kota metropolitan di Indonesia memiliki pola yang sama dengan negara berkembang lainnya. Penelitian melibatkan 499 anak dan remaja dari sekolah dan universitas di 5 kota. Dilaporkan 278 subjek setidaknya memiliki satu manifestasi penyakit alergi, dimana kasus DA sebesar 1,8%. Urtikaria dan rhinitis alergi merupakan penyakit atopik yang paling sering muncul, dengan riwayat keluarga atopik positif sebesar 60,79%. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan kasus dibandingkan tahun 1998.[15]

Mortalitas

Dermatitis atopik tidak menyebabkan kematian secara langsung. Namun, hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa DA berdampak pada kualitas hidup pasien, terutama pada fungsi sosial dan kesejahteraan psikologis. Keparahan DA berkorelasi dengan penurunan kualitas hidup, termasuk beberapa kondisi kronis dan kondisi dermatologis lain yang menyertai, termasuk parut hipertrofik atau keloid. [2,5]

Selain itu, penderita DA dapat diikuti dengan penyakit atopik lain, yaitu asma, atau rhinitis alergi. Anak-anak dengan rinitis alergi pada 30,3% kasus mengalami dermatitis atopik, lebih besar terjadi pada anak perempuan. Sedangkan pada 99,3% kasus anak-anak dengan rinitis alergi juga menderita asma, lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak, dan dapat menimbulkan gejala hingga dewasa.[2,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Berke, R., Singh, A., Guralnik, M. Atopic Dermatitis: An Overview. Am Fam Physician, 2012. 86 (1), 35-42.
2. Lifschitz C: The Impact of Atopic Dermatitis on Quality of Life. Ann Nutr Metab 2015;66(suppl 1):34-40. doi: 10.1159/000370226.
3. Spergel JM. Epidemiology of atopic dermatitis and atopic march in children. Immunol Allergy Clin North Am, 2010. 30(3): 269–280.
4. Kim BS, James WD, Atopic Dermatitis : Practice Guideline. June 2020. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/1049085-overview.
5. Lopez Carrera, Y.I., Al Hammadi, A., Huang, Y. et al. Epidemiology, Diagnosis, and Treatment of Atopic Dermatitis in the Developing Countries of Asia, Africa, Latin America, and the Middle East: A Review. Dermatol Ther (Heidelb) 9, 685–705 (2019). https://doi.org/10.1007/s13555-019-00332-3
6. Šofranac M. Correlation Between Allergic Rhinitis, Asthma, and Atopic Dermatitis in Children. Pediatrics January 2008, 121 (Supplement 2) S91; DOI: https://doi.org/10.1542/peds.2007-2022G.
15. Soegiarto G, Abdullah MS, Damayanti LA, Suseno A, Effendi C. The prevalence of allergic diseases in school children of metropolitan city in Indonesia shows a similar pattern to that of developed countries. Asia Pac Allergy. 2019 Apr;9(2):e17. https://doi.org/10.5415/apallergy.2019.9.e17

Etiologi Dermatitis Atopik
Diagnosis Dermatitis Atopik

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
    Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
  • 5 Lesi Kulit pada Neonatus
    5 Lesi Kulit pada Neonatus

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
Dibalas 10 Februari 2025, 16:47
Ruam pada bayi usia 3 bulan pada badan, leher, dan telinga, tidak demam
Oleh: dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
3 Balasan
Izin konsultasi dokter. Bayi usia 3 bulan dengan berat badan 5.7 kg, ASI eksklusif, sebelumnya keluhan muncul ruam kemerahan pada badan, leher, dan telinga,...
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2024, 18:11
Kulit kemerahan di tengkuk dan punggung pada pasien usia 4 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dan diskusi Saya punya pasien usia 4 bulan 18 hari dengan keluhan tampak kemerahan dipunggung dan tengkuk , awalnya hanya benjolan...
Anonymous
Dibalas 22 September 2024, 23:02
Gatal di sela jari disertai dengan bintik berisi air yang gatal yang menyebar, apakah dermatitis atau tinea?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter2 mhn diskusi. Pasien usia 30 th dengan keluhan gatal2 dikulit sbb1. Gatal di sela jari jempol kaki sdh 1 bln blm membaik, Riw obat salep...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.