Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Emfisema Subkutis general_alomedika 2023-05-23T13:25:58+07:00 2023-05-23T13:25:58+07:00
Emfisema Subkutis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Emfisema Subkutis

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

 

Diagnosis emfisema subkutis perlu dicurigai pada pasien yang mengalami bengkak di leher, wajah, dada, atau perut, terutama pasien yang baru menjalani tindakan invasif atau mengalami trauma. Pencitraan seperti rontgen toraks atau CT scan dapat dipakai untuk membantu diagnosis.[1,9]

Anamnesis

Keluhan yang biasanya muncul adalah pembengkakan pada area leher, wajah, dada, atau perut. Pasien juga mungkin mengeluhkan nyeri dada, nyeri tenggorokan, mengi, dan kesulitan bernapas.[1,3]

Pada emfisema subkutis yang terjadi di area leher, pasien bisa mengalami perubahan suara akibat akumulasi udara di mukosa faring. Anamnesis kadang tidak diperlukan karena emfisema subkutis juga bisa muncul langsung setelah tindakan medis.[1,3]

Anamnesis perlu mencakup faktor risiko terjadinya emfisema subkutis, seperti riwayat penyakit yang pernah dialami, riwayat trauma, dan riwayat tindakan medis yang dijalani sebelumnya.[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, tampak pembengkakan difus di area kulit leher, dada, wajah atau perut. Saat palpasi permukaan kulit, krepitasi di area yang terlibat bisa ditemukan. Krepitasi terasa seperti menekan bubble wrap. Selain itu, pada pasien trauma, periksa cedera yang mendasari, misalnya pneumothorax atau fraktur iga.[1,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan adalah reaksi alergi, angioedema, dan sindrom nefrotik.[1,3]

Reaksi Alergi

Reaksi alergi merupakan hipersensitivitas sistem imun tubuh terhadap alergen tertentu. Gejala pembengkakan wajah dan kesulitan bernapas yang ada pada emfisema subkutis sering disalahartikan sebagai reaksi alergi, sehingga penatalaksanaan tidak sesuai. Untuk membedakan, lakukan palpasi pada lesi untuk menemukan krepitasi.[1,16]

Angioedema

Angioedema merupakan pembengkakan pada jaringan submukosa, subkutan, dan dermis akibat peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, yang disertai ekstravasasi plasma lokal. Gejala khas angioedema adalah non-pitting edema pada kulit yang terasa sakit dan gatal. Pada kondisi ini, tidak ada tanda krepitasi. Kondisi ini bisa dibedakan dari emfisema subkutis dengan rontgen dan CT scan.[1,17]

Sindrom Nefrotik

Manifestasi klinis klasik dari sindrom nefrotik adalah edema pada wajah, terutama pagi hari saat bangun tidur, yang ditandai dengan pembengkakkan kelopak mata. Selain itu, edema juga terjadi pada ekstremitas bawah. Edema dapat menjadi difus, sehingga menyebabkan edema anasarka dengan ascites, hidrokel, atau efusi pleura.[1,18]

Untuk membedakan, dokter melakukan palpasi. Pasien sindrom nefrotik tidak memiliki krepitasi. Pasien sindrom nefrotik justru menunjukkan proteinuria, hipoalbuminemia, dan dislipidemia.[1,18]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis emfisema subkutis adalah pemeriksaan radiologi, yaitu rontgen toraks dan CT scan. Laringoskopi, bronkoskopi, dan ultrasonografi (USG) juga dapat dipertimbangkan.[1,6]

Pada rontgen toraks, emfisema subkutis dapat terlihat sebagai gambaran radiolusen pada otot pektoralis mayor. CT scan lebih dapat mengonfirmasi emfisema subkutis sebagai suatu kantung udara berwarna hitam pada daerah subkutan.[1,6]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada penderita emfisema subkutis tidak selalu diperlukan tetapi dapat diperiksa sesuai kondisi pasien dan pertimbangan dokter. Analisis gas darah umumnya hanya dilakukan bila saturasi pasien <92% dan tidak dilakukan bila gejala klinis pasien ringan-sedang.[1,9]

Rontgen Toraks

Diagnosis emfisema subkutis umumnya bisa didukung dengan rontgen toraks. Rontgen toraks menunjukkan gambaran udara pada jaringan subkutan dan kadang menunjukkan striasi radiolusen di sekitar jaringan otot pektoralis mayor. Rontgen toraks juga dapat mengevaluasi atau mengonfirmasi patologi paru yang mendasari.[1,5]

CT scan

CT scan sangat membantu untuk menemukan gambaran emfisema subkutis, di mana kantong udara terlihat sebagai area gelap yang terletak di jaringan subkutan. Penyebab emfisema subkutis sering kali tidak bisa diketahui hanya dengan mengandalkan rontgen toraks, tetapi dapat diketahui dengan CT scan. CT scan dapat mengevaluasi penyebab seperti fraktur, pneumothorax, atau pneumoperitoneum serta menilai luas area sebaran udara.[5,19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Kukuruza K, Aboeed A. Subcutaneous Emphysema.StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542192/
2. Wezel A, Kidane AS, Oosterhuis JWA. Negatieve-druktherapie bij ernstig subcutaan emfyseem [Negative pressure therapy for the treatment of severe subcutaneous emphysema]. Ned Tijdschr Geneeskd. 2020 Nov 5;164:D5186.
3. Aghajanzadeh M, Dehnadi A, Ebrahimi H, Fallah Karkan M, Khajeh Jahromi S, Amir Maafi A, Aghajanzadeh G. Classification and Management of Subcutaneous Emphysema: a 10-Year Experience. Indian J Surg. 2015 Dec;77(Suppl 2):673-7.
5. Pandey S, Sahu AK, Sreenivasan R, Ekka M. Spontaneous subcutaneous emphysema: An uncommon presentation of a common disease. Am J Emerg Med. 2020 Sep;38(9):1990.e1-1990.e2. doi: 10.1016/j.ajem.2020.05.034
6. Carboni F, Corona F, Esposito L, Valle M. Diffuse subcutaneous emphysema: a clinical challenge. ANZ J Surg. 2020 Dec 15. doi: 10.1111/ans.16495
9. Fernandes D, Pereira S, Guedes C, Silva D. Massive Traumatic Subcutaneous Emphysema. Acta Medica (Hradec Kralove). 2020;63(4):194-197.
16. Dougherty JM, Alsayouri K, Sadowski A. Allergy. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545237/
17. Memon RJ, Tiwari V. Angioedema. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538489/
18. Tapia C, Bashir K. Nephrotic Syndrome. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
19. Jones J. Surgical emphysema (summary). Radiopaedia, 2020. https://radiopaedia.org/articles/surgical-emphysema-summary

Epidemiologi Emfisema Subkutis
Penatalaksanaan Emfisema Subkutis

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
    Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
  • Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
    Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
  • Chest Tube Bukan Terapi Lini Pertama pada Pneumotoraks Spontan Primer
    Chest Tube Bukan Terapi Lini Pertama pada Pneumotoraks Spontan Primer
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Agustus 2021, 10:54
Terapi nonfarmakologis untuk pasien emfisema - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo DR. dr. Harsini, Sp.PSaya ingin bertanya dok, untuk pasien yang mengalami emfisema, apakah ada tata laksana nonfarmakologis yang perlu diberikan kepada...
dr.Sukmawati Kusuma Dewi
Dibalas 23 Juli 2021, 13:39
Pasien severe Covid 19 dengan emfisema subcutis - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr.Sukmawati Kusuma Dewi
2 Balasan
ALO dr. Sony Sp.B, izin tanya dok, saya beberapa kali menemukan pasien severe COVID dengan emfisema subcutis, apakah bisa dicegah dok dan jika sudah terjadi,...
dr. Nurul Falah
Dibalas 26 Mei 2020, 19:07
Pasien pria 35 tahun dengan keluhan bengkak pada punggung area bekas operasi
Oleh: dr. Nurul Falah
6 Balasan
Seorang pria mengeluhkan pembengkakan besar di punggung.Pada bulan oktober operasi thorax karena ada paru sebelah kanan mengalami kebocoran dan kolaps. Bulan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.