Prognosis Emfisema Subkutis
Prognosis emfisema subkutis yang berkaitan dengan trauma umumnya lebih buruk, misalnya trauma tumpul, trauma tembus, dan cedera trakeobronkial. Mortalitas pada kasus-kasus tersebut dilaporkan meningkat. Selain itu, mortalitas juga meningkat pada emfisema subkutis yang berkaitan dengan asma dan pneumomediastinum.[1,3]
Komplikasi
Ekspansi udara yang tinggi dan masif di jaringan subkutan dapat menyebabkan rongga dada sulit mengembang saat fase inspirasi. Hal ini mengakibatkan desaturasi dan gangguan pernapasan. Penjalaran udara ke leher dapat menyebabkan disfagia dan kompresi atau penekanan pada jalan napas.[1,3]
Pada penggunaan ventilator, emfisema subkutis dapat menyebabkan tekanan puncak yang tinggi dan memicu barotrauma atau perluasan pneumothorax. Jika emfisema subkutis menghalangi outlet toraks, aliran udara yang memadai akan terhalang. Hal ini mengurangi preload jantung dan mengakibatkan perfusi serebral yang buruk.[1,3]
Ekspansi udara subkutan ke dalam alat kelamin dapat mengganggu pembuluh darah halus yang mensuplai area ini yang menyebabkan nekrosis kulit di sekitarnya. Pada pasien yang menggunakan alat pacu jantung, emfisema subkutis dapat menyebabkan disfungsi perangkat karena udara terperangkap di dalam generator denyut.[1,3]
Prognosis
Umumnya, emfisema subkutis merupakan kondisi yang tidak membahayakan. Bahkan, pada kasus ventilasi mekanik tekanan positif, emfisema subkutis masih dianggap jinak dan tidak memerlukan penyesuaian ventilasi.[1]
Namun, udara dalam jumlah masif yang terjebak di bawah kulit dapat menembus ke lapisan yang lebih dalam dari dinding toraks dan memicu pneumomediastinum, pneumothorax, pneumoretroperitoneum, atau pneumoperikardium. Kondisi-kondisi ini dapat mengancam nyawa.[5,14]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur