Edukasi dan Promosi Kesehatan Pityriasis Rosea
Edukasi dan promosi kesehatan bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa pityriasis rosea merupakan penyakit self-limiting, yang dapat mengalami resolusi spontan setelah 2-3 bulan. Pencegahan terutama dilakukan agar lesi dan rasa gatal tidak bertambah berat, misalnya dengan menghindari cuaca panas dan mengurangi paparan langsung sinar matahari.
Edukasi Pasien
Edukasi terutama bertujuan menjelaskan perjalanan penyakit pityriasis rosea. Pityriasis rosea merupakan penyakit self-limiting, tetapi memerlukan waktu yang panjang untuk penyembuhannya, yaitu sekitar 2-3 bulan. Lesi yang muncul pertama kali atau herald patch akan diikuti dengan lesi-lesi lain dalam 2 minggu. Lesi akan bertahan sekitar 2 minggu, lalu berangsur membaik. Namun, beberapa lesi dapat bertahan hingga 3–4 bulan.
Pasien juga perlu mengetahui bahwa pityriasis rosea bukan merupakan penyakit menular. Oleh karena itu, pasien tidak perlu melakukan isolasi, dan tetap dapat pergi bekerja atau bersekolah.
Edukasi pasien untuk menghindari bahan-bahan iritan yang dapat memperparah kondisi lesi kulit, seperti parfum, sabun mandi dengan pewangi, air panas, dan bahan sintetik. Pasien dapat mengganti sabun mandi dengan sabun mandi khusus yang mengandung emollient. Penggunaan emollient rutin juga dapat mengurangi keluhan pruritus. Pasien juga tidak boleh melakukan tanning.
Hindari terapi berlebihan menggunakan kortikosteroid, terutama kortikosteroid sistemik, sebab dapat menyebabkan eksaserbasi gejala pruritus. Pasien juga dilarang untuk mengoleskan obat-obatan antifungal, misalnya salep nystatin, pada lesi kulit, karena malah dapat memperberat lesi. Selain itu, paparan terhadap sinar matahari dapat memicu terjadinya perubahan pigmen, sehingga sebaiknya dihindari.[1,6,8]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Hingga kini belum ada pencegahan spesifik terhadap pityriasis rosea. Namun, pada pasien pityriasis rosea beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah perburukan lesi dan gejala, seperti menghindari keadaan tubuh yang terlalu panas (overheating), mencegah perburukan gejala karena produk topikal, serta mencegah terjadinya sunburn.
Overheating
Jika temperatur tubuh terlalu tinggi, maka lesi kulit dan rasa gatal dapat bertambah parah. Untuk mengurangi risiko overheating, pasien sebisa mungkin disarankan untuk menghindari cuaca panas, tidak melakukan aktivitas fisik terlalu melelahkan selama lesi kulit masih ada, serta tidak menggunakan whirlpool atau hot tub.[6]
Produk Topikal
Penggunaan air panas atau sabun yang keras dapat memperburuk lesi kulit, dan meningkatkan rasa gatal. Hindari penggunaan produk kulit dengan label “antibakteri”, dan produk-produk yang mengandung pewangi atau deodoran. Saat mandi, pasien disarankan menggunakan air dingin atau air suhu ruangan (lukewarm). Gunakan emolien atau pelembap kulit setiap kali setelah mandi.[1,6]
Sunburn
Untuk mencegah terjadinya sunburn, sebaiknya pasien menggunakan pakaian longgar yang menutupi bagian tubuh yang mengalami lesi. Pasien juga disarankan memakai tabir surya dengan sun protection factor (SPF) minimal 30 dan broad spectrum, terutama pada bagian kulit yang tidak tertutup pakaian.[6,8]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra