Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Myiasis Kutan annisa-meidina 2024-10-01T09:39:59+07:00 2024-10-01T09:39:59+07:00
Myiasis Kutan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Myiasis Kutan

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Myiasis kutan merupakan infestasi larva lalat dari ordo Dipterapada pada kulit. Myia merupakan kata bahasa Yunani untuk lalat. Larva yang menyebabkan infestasi pada manusia umumnya adalah larva Dermatobia hominis dan Cordylobia anthropophaga. Namun, larva lalat lain juga dapat menjadi penyebab.[1]

Lalat yang menyebabkan myiasis banyak ditemukan di daerah iklim tropis dan lembab. Myiasis kutan merupakan infestasi tersering dalam tubuh manusia selain oculomyiasis, myiasis oral, myiasis nasal, myiasis aural, myiasis urogenital, myiasis intestinal, dan myiasis cerebral.[2]

Myiasis Kutan

Patofisiologi myiasis kutan tergantung pada tipe lalat dan metode infestasinya. Telur lalat dapat terbawa oleh serangga lain, terbawa di tanah atau benda yang dihinggapi, atau terbawa hewan ternak. Infestasi langsung oleh lalat pada luka yang tidak terawat atau luka yang sulit sembuh juga bisa terjadi, seperti pada pasien-pasien kanker dan pasien immunocompromised.[1-4]

Diagnosis myiasis kutan diawali dengan anamnesis tentang riwayat bepergian ke area endemik. Tampilan klinis bisa berupa myiasis luka atau myiasis furunkular. Myiasis furunkular berbentuk seperti lesi yang menggelembung. Tampilan klinis lain bisa berupa myiasis migran (creeping myiasis). Diagnosis biasanya bisa ditegakkan secara klinis, terutama jika larva lalat bisa diidentifikasi di lesi. Pada beberapa kasus, dokter mungkin melakukan dermoskopi, atau MRI jika ada kecurigaan myiasis cerebral.[1-3,5]

Penatalaksanaan myiasis kutan dapat berupa pengeluaran larva secara bedah atau secara nonbedah dengan memakai teknik oklusi (suffocation). Tata laksana sistemik dengan ivermectin juga dapat dilakukan. Tata laksana harus disertai dengan perawatan luka yang adekuat untuk mengurangi risiko infeksi sekunder.[1]

Komplikasi myiasis kutan dapat berupa penyebaran larva ke organ sekitar. Selain itu, luka akibat myiasis dapat menjadi port de entry tetanus, sehingga profilaksis tetanus perlu dipertimbangkan.[1-3]

Referensi

1. Blechman AB. Myiasis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1491170-overview
2. Singh A, et al. Myiasis. In: Textbook of Parasitic Zoonoses. Microbial Zoonoses. Springer. 2022. https://doi.org/10.1007/978-981-16-7204-0_60
3. Pathania V, et al. Cutaneous myiasis: Think beyond furunculosis. Med J Armed Forces India. 2018 Jul;74(3):268-272. doi: 10.1016/j.mjafi.2017.03.005.
4. Cuestas D, et al. Cutaneous myiasis in skin cancer and malignant wounds: a systematic review. International Journal of Dermatology. 2021 Dec;60(12):1529-46.
5. Nassar A, et al. A dermoscopic study of cutaneous myiasis: other findings. Int J Dermatol. 2021 Jul;60(7):840-843.

Patofisiologi Myiasis Kutan

Artikel Terkait

  • Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
    Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
  • Insect Bite – Panduan E-Prescription Alomedika
    Insect Bite – Panduan E-Prescription Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2024, 12:02
Terapi untuk keluhan luka berair di kaki
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi pasien usia 8 tahun dengan keluhan muncul luka berair sudah 1 minggu awalnya kemudian gatal dan digaruk sehingga pecah dan menyebar....
Anonymous
Dibalas 05 Februari 2024, 08:17
Gatal pada kedua lengan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter, saya punya pasien laki2 usia 16 th dengan keluhan gatal pada lengan bawah kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu. Gatal terus menerus. Demam...
Anonymous
Dibalas 03 Januari 2024, 08:11
Gatal dan perih di area mata
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang dengan keluhan gatal, panas, perih area mata sejak +-1 hari, riwayat penggunaan kosmetik/skincare disangkal, demam(-), riwayat keluhan serupa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.