Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Myiasis Kutan annisa-meidina 2024-10-01T09:40:15+07:00 2024-10-01T09:40:15+07:00
Myiasis Kutan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Myiasis Kutan

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Menurut data epidemiologi, myiasis kutan umumnya ditemukan di negara yang beriklim tropis dan subtropis, dengan kelembapan tinggi. Insiden di luar daerah-daerah tersebut jarang terjadi dan umumnya hanya disebabkan oleh aktivitas bepergian ke daerah yang endemik.[1,6,8,10,11]

Global

Myiasis kutan terjadi secara endemik di negara beriklim tropis dan subtropis, di mana lalat penyebab myiasis dapat bertahan hidup sepanjang tahun. Di negara beriklim yang temperate, myiasis kutan umumnya hanya terjadi di musim panas. Dermatobia hominis merupakan spesies endemik di daerah tropis seperti Meksiko, Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Trinidad. Sementara itu, Cordylobia anthropophaga merupakan spesies endemik di Afrika sub-Sahara.[1,6]

Dermatobia hominis, Cochliomyia hominivorax, Sarcophaga haemorrhoidalis, dan juga Lucilia eximia teridentifikasi sebagai agen penyebab myiasis di Ekuador. Di Eropa, myiasis dilaporkan jarang terjadi. Namun, meningkatnya perjalanan ke daerah tropis, adanya perubahan iklim, dan migrasi spesies lalat diperkirakan meningkatkan angka kejadian kasus myiasis di Eropa.[8,10]

Indonesia

Data epidemiologi myiasis di Indonesia masih sangat terbatas, terutama data mengenai myiasis kutan pada manusia. Kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis dan tidak tercatat dengan baik. Namun, laporan kasus myiasis karena larva Chrysomya bezziana pada hewan telah diketahui sejak lama. Kejadian myiasis ini dilaporkan lebih tinggi di daerah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara karena banyaknya pemeliharaan hewan ternak.[11]

Mortalitas

Angka mortalitas akibat myiasis kutan belum diketahui secara pasti. Umumnya, myiasis kutan merupakan infestasi yang akan berakhir dengan sendirinya (self-limiting) dengan morbiditas minimal. Akan tetapi, mortalitas mungkin terjadi jika ada komplikasi seperti infeksi sekunder atau migrasi larva ke area berdekatan sistem saraf pusat, yang dapat berujung pada meningitis dan ensefalitis bila tidak tertangani dengan baik.[1]

Referensi

1. Blechman AB. Myiasis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1491170-overview
6. Jallow BJJ, et al. Human myiasis in Sub-Saharan Africa: A systematic review. PLOS Neglected Tropical Diseases. 2024;18(3):e0012027. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0012027
8. Calvopina M, et al. Human myiasis in Ecuador. PLoS Negl Trop Dis. 2020;14(2):e0007858. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0007858
10. Andreatta E, et al. Wound myiasis in Western Europe: prevalence and risk factors in a changing climate scenario. 2022. https://doi.org/10.1007/s10353-021-00730-y
11. Partoutomo S, et al. Epidemiologi dan Pengendalian Myiasis di Indonesia. Wartazoa. 2000.

Etiologi Myiasis Kutan
Diagnosis Myiasis Kutan

Artikel Terkait

  • Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
    Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
  • Insect Bite – Panduan E-Prescription Alomedika
    Insect Bite – Panduan E-Prescription Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2024, 12:02
Terapi untuk keluhan luka berair di kaki
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi pasien usia 8 tahun dengan keluhan muncul luka berair sudah 1 minggu awalnya kemudian gatal dan digaruk sehingga pecah dan menyebar....
Anonymous
Dibalas 05 Februari 2024, 08:17
Gatal pada kedua lengan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter, saya punya pasien laki2 usia 16 th dengan keluhan gatal pada lengan bawah kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu. Gatal terus menerus. Demam...
Anonymous
Dibalas 03 Januari 2024, 08:11
Gatal dan perih di area mata
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang dengan keluhan gatal, panas, perih area mata sejak +-1 hari, riwayat penggunaan kosmetik/skincare disangkal, demam(-), riwayat keluhan serupa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.