Penatalaksanaan Myiasis Kutan
Penatalaksanaan myiasis kutan adalah pengeluaran larva lalat dari kulit dengan metode noninvasif seperti memakai material oklusif atau dengan metode invasif berupa bedah. Selain itu, terapi sistemik atau topikal dengan ivermectin bisa dipertimbangkan. Pasien juga perlu menjalani perawatan luka yang baik untuk mencegah infeksi sekunder.[1,12]
Pengeluaran Larva Secara Noninvasif
Untuk mengeluarkan larva lalat dari lesi secara noninvasif, dokter dapat menggunakan materi oklusif yang menyebabkan larva mengalami suffocation. Contohnya adalah jelly petroleum, paraffin cair, beeswax, atau minyak kental yang ditempatkan di punctum lesi. Oklusi punctum lesi ini akan memaksa larva keluar dengan sendirinya dari lesi karena larva memerlukan oksigen.[1,5]
Larva dilaporkan dapat keluar dalam 3–24 jam setelah oklusi punctum lesi. Pada saat larva keluar, larva ditangkap dan diambil dengan pinset atau forceps. Untuk membantu memudahkan pengeluaran larva dari lesi, lubang punctum dapat diperbesar sebelum diberikan bahan oklusif. Hindari menggunakan bahan oklusif yang restriktif seperti cat kuku, karena bisa membuat larva mengalami asfiksia dan mati tanpa keluar dari lesi. Jika hal ini terjadi, larva harus dikeluarkan secara bedah.[1,5]
Pengeluaran Larva Secara Invasif
Ekstraksi mekanik dapat dilakukan dengan menginjeksi lidocaine ke dasar luka. Cairan yang berlebih dapat mendorong larva ke atas dan keluar melalui punctum. Ekstraksi secara paksa melalui punctum lesi tidak dianjurkan karena bentuk larva meruncing dan adanya duri serta kait yang menyulitkan larva untuk keluar secara utuh bila diekstraksi secara paksa.[1]
Ekstraksi secara bedah dapat dilakukan dengan cara membuat sayatan sekitar 4-5 mm melewati punctum dan sekitar kulit untuk mendapat akses yang baik dan menemukan larva dengan mudah. Setelah ditemukan, larva dapat diekstraksi secara hati-hati agar tetap utuh dengan menggunakan forsep.[1]
Saat melakukan ekstraksi, sebisa mungkin hindari laserasi pada larva atau adanya bagian tubuh larva yang tertinggal karena dapat memicu reaksi benda asing. Setelah ekstraksi larva, berikan antiseptik, bersihkan lesi atau luka sekitar secara menyeluruh dan lakukan debridemen bila perlu. Apabila terdapat tanda-tanda infeksi sekunder, pemberian antibiotik sistemik dapat dilakukan.[1]
Pada myiasis perlukaan, lakukan debridemen dan irigasi untuk mengeliminasi larva. Aplikasi chloroform dan pengambilan larva dengan bantuan agen anestesi lokal telah disarankan untuk myiasis perlukaan. Pastikan semua bagian larva telah dieliminasi dan tidak ada bagian yang tertinggal di lapisan jaringan lebih dalam.[1,6,7]
Terapi Medikamentosa
Terapi topikal yang diberikan adalah ivermectin 1%. Terapi sistemik dengan ivermectin oral juga dapat diberikan pada kasus yang memiliki komplikasi seperti lesi multipel atau adanya keterlibatan organ atau kavitas lain, seperti orbita dan kavitas oral.[1,6,7]