Epidemiologi Diabetes Gestasional
Epidemiologi diabetes gestasional masih sulit ditentukan karena tidak adanya standar emas yang bersifat universal untuk skrining diabetes gestasional. Identifikasi diabetes gestasional menjadi heterogenitas sehingga prevalensinya tidak akurat. CDC menyatakan bahwa 2‒10% kehamilan setiap tahun di Amerika Serikat mengalami diabetes gestasional.[11,12]
Global
Studi populasi di Amerika Serikat menemukan bahwa prevalensi diabetes gestasional meningkat dari 4,6 per 100 orang pada tahun 2006 menjadi 8,2 per 100 orang pada tahun 2016. Relatif peningkatan sebesar 78%. Peningkatan cenderung lebih nyata di antara populasi minoritas, kelebihan berat badan, aktivitas tidak mencukupi, dan pendapatan di bawah ambang kemiskinan.[13]
Studi kohort prospektif di Cina menunjukkan bahwa insiden diabetes gestasional adalah 17,42% pada ibu hamil dengan usia kehamilan 15 minggu, dan 17,45% pada usia kehamilan 20 minggu. Populasi yang memiliki risiko tinggi diabetes melitus adalah overweight dan obesitas sebelum kehamilan, peningkatan indeks massa tubuh (IMT) dari konsepsi hingga 15‒20 minggu kehamilan, dan usia ibu hamil yang lebih tua.[14]
Indonesia
Beberapa tulisan menyebutkan prevalensi diabetes gestasional di Indonesia mencapai 1,9‒3,6%, tetapi data ini tidak tertera pada infodatin maupun riskesdas Kemenkes 2020.[8,9]
Mortalitas
Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko tinggi untuk mengalami diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari. Angka mortalitas perinatal lebih tinggi dua kali lipat pada diabetes gestasional dibandingkan dengan populasi non diabetik.
Pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan diabetes gestasional, dilaporkan terjadi hiperbilirubinemia pada 29‒44%, hipoglikemia 9‒24%, dan distress pernapasan 3‒4%.[7,15]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini