Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Dislipidemia general_alomedika 2022-12-27T09:13:36+07:00 2022-12-27T09:13:36+07:00
Dislipidemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Pendahuluan Dislipidemia

Oleh :
dr.Gloscindy Arma Occifa
Share To Social Media:

Dislipidemia adalah kondisi dimana tidak seimbangnya kadar satu atau lebih jenis lipid dalam darah, yaitu kolesterol, low-density lipoproteins (LDL), trigliserida, dan high-density lipoproteins (HDL). Dislipidemia bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.[1,2]

World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi peningkatan kadar kolesterol total plasma pada dewasa usia ≥25 tahun secara global adalah sebesar 39% pada tahun 2008. Prevalensi dislipidemia di Asia Tenggara adalah sebanyak 30,3% dan lebih rendah dibandingkan Pasifik Barat, Eropa, dan Amerika.[3,4]

dyslipidemia

Di Indonesia, data terakhir dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menunjukkan sebanyak 36% dewasa usia ≥25 tahun mempunyai kadar kolesterol total ≥160 mg/dL.[4,18]

Dislipidemia dapat dibagi menjadi dislipidemia primer dan sekunder. Dislipidemia primer disebabkan oleh mutasi genetik sementara dislipidemia sekunder disebabkan oleh gabungan gaya hidup yang tidak sehat, penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, penyakit ginjal kronis, obesitas, dan penggunaan obat-obatan.[1,14,15]

Dislipidemia umumnya asimtomatik dan terdiagnosis secara tidak sengaja atau melalui penapisan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan abnormal pada profil lipid.[5]

Penatalaksanaan dislipidemia bertujuan untuk menurunkan risiko komplikasi kardiovaskuler akibat aterosklerosis. Lebih dari sepertiga kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik atau stroke iskemik berhubungan dengan peningkatan kadar LDL plasma.[3-4]

Terapi utama dislipidemia adalah modifikasi gaya hidup yang mencakup perubahan pola makan, aktivitas fisik, penurunan berat badan bagi pasien yang obesitas, berhenti merokok dan konsumsi alkohol. Sementara pemberian terapi farmakologis pada pasien dislipidemia didasarkan pada stratifikasi faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien.[6,25]

Terapi farmakologis yaitu pemberian obat anti lipid seperti obat golongan statin, penghambat absorpsi kolesterol, bile acid sequestrant, fibrat, niacin, suplemen asam lemak omega-3, dan penghambat proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9).[6,21,28]

Salah satu cara mencegah dan mengendalikan dislipidemia adalah dengan melakukan penapisan dislipidemia. Menurut pedoman di Indonesia, penapisan dilakukan  pada usia ≥40 tahun untuk laki-laki dan ≥50 tahun untuk perempuan atau sudah menopause, serta pada pasien yang memiliki penyakit kronis lainnya.[18]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah

Referensi

1. Pappan N, Rehman A. Dyslipidemia. Juli 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560891/
2. Yuan Y, Chen W, Luo L, Xu C. Dyslipidemia: Causes, symptoms and treatment. International Journal of Trend in Scientific Research and Development. 2021;5(2):1013-1016.
3. Pirillo A, Casula M, Olmastroni E, Norata GD, Catapano AL. Global epidemiology of dyslipidaemias. Nature Reviews Cardiology. 2021;18:689-700. Doi: 10.1038/s41569-021-0054-4.
4. Lin CF, Chang YH, Chien SC, Lin YH, Yeh HY. Epidemiology of dyslipidemia in the Asia Pacific region. International Journal of Gerontology. 2018;12:2-6. Doi: 10.1016/j.ijge.2018.02.010.
5. Halawani AFM, Alahmari ZS, Asiri DA, Albraheem AA, Alsubaie AMA, Alqurashi AG, et al. Diagnosis and management of dyslipidemia. Archives of Pharmacy Practice. 2019;10(4):67-70.
6. Perkumpulan Endokriologi Indonesia. Pedoman pengelolaan dislipidemia di Indonesia. 2019.
14. Purva A, Gaur K, Khan MS. A review on dyslipidemia: Types, risk factors and management. Asian Journal of Pharmaceutical Research and Development. 2020;8(2):96-98. Doi: 10.22270/ajprd.v8i1.682.
15. Yanai H, Yoshida H. Secondary dyslipidemia: Its treatments and association with atherosclerosis. Global Health & Medicine. 2021;3(1):15-23. Doi: 10.35772/ghm.2020.01078.
18. Kementerian Kesehatan RI. Laporan nasional Riskesdas 2018. www.litbang.kemkes.go.id
21. Berberich AJ, Hegele RA. A modern approach to dyslipidemia. Endocrine Reviews. 2022;43(4):611-653. Doi: 10.1210/endrev/bnab037.
25. The Task Force for the management of dyslipidaemias of the European Society of Cardiology (ESC) and European Atherosclerosis Society (EAS). 2019 ESC/EAS guidelines for the management of dyslipidaemias: Lipid modification to reduce cardiovascular risk. European Heart Journal. 2020;41:111-188. Doi: 10.1093/eurheartj/ehz4555.
28. Ahmed SS. An update on pharmacotherapy of dyslipidemia for adults. Journal of Advances in Medicine and Medical Research. 2020;32(8):86-109. Doi: 10.9734/jammr/2020/v32i830469.

Patofisiologi Dislipidemia

Artikel Terkait

  • Inhibitor PCSK9 untuk Menurunkan LDL
    Inhibitor PCSK9 untuk Menurunkan LDL
  • Perlukah Puasa Sebelum Pemeriksaan Profil Lipid
    Perlukah Puasa Sebelum Pemeriksaan Profil Lipid
  • Rekomendasi Pola Makan bagi Pasien dengan Hipertrigliseridemia
    Rekomendasi Pola Makan bagi Pasien dengan Hipertrigliseridemia
  • Kadar HDL Tinggi Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
    Kadar HDL Tinggi Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
  • Mitos atau Fakta: Teh Menurunkan Kadar Kolesterol Dalam Darah
    Mitos atau Fakta: Teh Menurunkan Kadar Kolesterol Dalam Darah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 15 Agustus 2023, 14:01
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Agustus 2023!
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Yuk, jangan sampai terlewat 5 artikel yang sedang trending di Alomedika bulan ini:1. Hiperkolesterolemia dalam Kehamilan - Klik di sini untuk...
Anonymous
Dibalas 27 September 2022, 14:27
Ezetimibe sebagai terapi tambahan - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr I Made Bayu Indatrama, SpPD, ijin tanya pada pasien yang on statin hingga dosis maximal tapi target lipid profilenya belum tercapai, kapan kita boleh...
dr.Ciho Olfriani
Dibalas 22 Januari 2021, 14:32
Kadar HDL yang terlalu tinggi apakah mengakibatkan suatu efek tertentu - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO, dr. Farhanah, Sp.JP!Kadar HDL yang tinggi sering kali menjadi acuan pencegahan kejadian dan kematian penyakit kardiovaskular. Beberapa upaya medikasi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.