Penatalaksanaan Dislipidemia
Penatalaksanaan dislipidemia bertujuan untuk menurunkan risiko komplikasi kardiovaskuler akibat aterosklerosis. Terapi non-farmakologis yakni modifikasi gaya hidup merupakan tata laksana utama dan wajib pada pasien dislipidemia.
Sementara pertimbangan untuk pemberian terapi farmakologis pada pasien dislipidemia didasarkan pada stratifikasi faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien.Berbagai pedoman telah dibuat untuk penatalaksanaan dislipidemia.[6,25]
Non-Farmakologis
Terapi non-farmakologis dalam penatalaksanaan dislipidemia berupa modifikasi gaya hidup antara lain aktivitas fisik, pengaturan nutrisi, penurunan berat badan, dan penghentian merokok. Modifikasi gaya hidup merupakan terapi awal dan wajib dilakukan tata laksana dislipidemia.[6]
Aktivitas Fisik
Meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi gaya hidup sedenter sangat penting untuk pasien dengan dislipidemia untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Secara umum, latihan yang bersifat aerobik seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, dan berenang dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga memperbaiki lipolisis dan memicu katabolisme lipoprotein kaya trigliserida. Hal tersebut berakibat pada penurunan kadar trigliserida dan peningkatan HDL.[6,20-21,26]
Aktivitas fisik yang disarankan berupa latihan aerobik intensitas sedang yaitu 55-75% dari nadi maksimal (nadi maksimal = 220-usia) minimal 150 menit seminggu atau 30-60 menit per hari yang dilakukan 4-6 kali seminggu. Selain itu, latihan penguatan otot juga dianjurkan dilakukan minimal 2 kali seminggu.[6,20]
Pengaturan Nutrisi
Pengaturan nutrisi pada pasien dengan dislipidemia antara lain, mengurangi asupan dan porsi makanan, mengonsumsi makanan kaya serat >25 g dari asupan serat harian (buah-buahan dan sayuran ≥5 porsi/hari, biji-bijian ≥6 porsi/hari), serta membatasi asupan alkohol harian.
Selain itu, pasien perlu mengubah komposisi asupan makanan dengan cara:
- Membatasi asupan karbohidrat total hingga <65% dan asupan gula menjadi 10-20% dari total asupan energi
- Mengganti makanan indeks glikemik tinggi dengan karbohidrat kompleks
- Total asupan lemak tidak lebih dari 30% total asupan energi
- Membatasi asupan lemak jenuh menjadi <7% dari total asupan energi
- Mengganti lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh, membatasi asupan lemak omega-6 menjadi <10% dari total asupan energi
- Menghindari asupan asam lemak trans
Pada pasien dengan hiperkolesterolemia, asupan kolesterol harian dibatasi 300 mg. Terdapat pula pengaturan pola makanan untuk menurunkan kadar trigliserida.[6,20-21,26]
Menurunkan Berat Badan
Pasien dengan dislipidemia disertai overweight atau obesitas penting untuk menurunkan berat badan hingga memiliki indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang normal. Untuk populasi Asia IMT normal adalah 18,5-22,9 kg/m2. Sedangkan lingkar pinggang normal adalah <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.[25,27]
Berhenti Merokok
Merokok merupakan faktor risiko kuat terjadinya penyakit kardiovaskuler. Merokok meningkatkan asam lemak bebas dalam plasma dengan cara meningkatkan lipolisis sehingga terjadi resistensi insulin. Merokok juga mengganggu transportasi balik kolesterol. Selain itu merokok dapat mempercepat terbentuknya plak dan dapat menyebabkan ruptur plak aterosklerosis.[6,20]
Pada pasien dengan dislipidemia yang merokok, direkomendasikan untuk berhenti merokok, bukan hanya mengurangi frekuensi dan jumlah konsumsi rokok. Berhenti merokok selama minimal 30 hari dapat meningkatkan kadar HDL secara signifikan.[6,20,25-26]
Farmakologis
Tujuan pemberian terapi farmakologis pada pasien dengan dislipidemia adalah untuk menurunkan kadar LDL mencapai target sesuai kategori risiko penyakit kardiovaskuler yang dimiliki pasien.
Statin
Golongan statin merupakan obat anti lipid pilihan awal untuk melengkapi terapi modifikasi gaya hidup. Intensitas terapi statin dibagi menjadi 3 kategori, yaitu intensitas rendah hingga tinggi; dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Intensitas Terapi Statin
Intensitas | Efek pada Lipid | Pilihan Obat Statin |
Intensitas Tinggi | Menurunkan LDL ≥50% | Atorvastatin 40-80 mg Rosuvastatin 20-40 mg |
Intensitas Sedang | Menurunkan LDL 30-49% | Atorvastatin 10-20 mg Rosuvastatin 5-10 mg Simvastatin 20-40 mg Pravastatin 40-80 mg, Lovastatin 40 mg Fluvastatin XL 80 mg, Fluvastatin 40 mg (2x1) Pitavastatin 1-4 mg |
Intensitas Rendah | Menurunkan LDL <30% | Simvastatin 10 mg Pravastatin 10-20 mg Lovastatin 20 mg Fluvastatin 20-40 mg |
Sumber: dr. Gabriela, Alomedika, 2022.[6,29]
Waktu Memulai Terapi Statin:
Secara umum, selain memilih jenis statin yang digunakan, terapi statin dapat dimulai dengan melihat risiko dan kadar LDL pasien. Terapi statin dapat dimulai pada pasien dengan:
- Risiko sangat tinggi dan kadar LDL 70 mg/dL
- Risiko tinggi dan kadar LDL 130 mg/dL
- Risiko sedang dan kadar 160 mg/dL
- Risiko rendah dan kadar 190 mg/dL
Obat Lainnya
Saat ini terdapat 6 golongan obat anti lipid selain statin, yaitu penghambat absorpsi kolesterol, bile acid sequestrant, fibrat, niacin, suplemen asam lemak omega-3, dan penghambat proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9).[21,28]
Langkah Terapi Hiperkolesterolemia
Golongan statin merupakan pilihan utama untuk pasien dengan dislipidemia predominan hiperkolesterolemia. Statin kategori high intensity diberikan sebagai pengobatan awal untuk pasien dengan very-high-risk dan kategori risiko lain yang berusia <76 tahun atau target penurunan kadar LDL minimal 50% dari kadar awal. Apabila terapi tersebut tidak ditoleransi oleh pasien maka statin diturunkan menjadi moderate intensity.
Langkah selanjutnya apabila kadar LDL tetap tinggi dengan statin high intensity adalah dengan menambahkan ezetimibe. Namun apabila kombinasi statin dan ezetimibe tidak efektif maka ditambahkan penghambat PCSK9 atau bile acid sequestrant. Penggunaan agen penurun lipid ini pada pasien hiperkolesterolemia telah dievaluasi.[5,20,28]
Langkah Terapi Hipertrigliseridemia
Hal pertama yang disarankan dalam tata laksana pasien dengan hipertrigliseridemia adalah mencari faktor risiko seperti konsumsi karbohidrat berlebih, asupan gula berlebih, alkohol, obesitas, DM, hipotiroidisme, penggunaan kontrasepsi oral, dan obat-obatan.[20,28]
Pada pasien dengan kadar trigliserida ≥500 mg/dL tujuan utama terapi adalah untuk mencegah terjadinya pankreatitis akut. Penting untuk mengurangi asupan lemak menjadi 10-15% dari total energi harian dan menghentikan secara total konsumsi alkohol. Obat anti lipid yang menjadi pilihan yaitu golongan fibrat seperti fenofibrat atau gemfibrozil atau asam lemak omega-3.[20,31]
Apabila kadar trigliserida 200-499 mg/dL, tujuan utama terapi adalah menurunkan kadar LDL dan non-HDL untuk mencegah penyakit kardiovaskuler dengan modifikasi gaya hidup dan pemberian statin. Namun apabila kadar trigliserida tetap >200 mg/dL maka dipertimbangkan untuk diberikan fibrat atau omega-3.[5,20,28]
Langkah Terapi Kolesterolemia dengan HDL Rendah
Kolesterolemia dengan HDL rendah didefinisikan sebagai kadar HDL <40 mg/dL dan biasanya ditemukan pada pasien dengan DM tipe 2, dislipidemia campuran, penyakit ginjal kronis, penyakit hepar kronis, dan penyakit autoimun. Kadar HDL rendah sering disertai dengan tingginya trigliserida.
Dipertimbangkan pemberian obat untuk meningkatkan HDL seperti fibrat atau niacin setelah kadar LDL terkontrol. Namun belum ada bukti ilmiah berupa randomized control trial (RCT) mengenai pengaruh protektif kombinasi obat tersebut dengan statin terhadap kardiovaskuler.[20,28]
Target Terapi
Target terapi untuk pasien dengan dislipidemia predominan hiperkolesterolemia, meliputi kadar LDL, kolesterol total, atau non-HDL tinggi dan disesuaikan dengan kategori risiko penyakit kardiovaskuler yang dimiliki. Target terapi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Target Terapi Berdasarkan Risiko Kardiovaskuler
Klasifikasi Risiko | Target Profil Lipid |
Risiko Ekstrim | Kadar LDL <55 mg/dL dan kadar non-HDL <80 mg/dL |
Risiko Sangat Tinggi | Kadar LDL <70 mg/dL dan non-HDL <100 mg/dL atau penurunan LDL setidaknya 50% dari kadar awal |
Risiko Tinggi | Kadar LDL <100 mg/dL dan non-HDL <130 mg/dL atau penurunan LDL setidaknya 50% dari kadar awal |
Risiko Sedang | Kadar LDL <130 mg/dL dan non-HDL <160 mg/dL |
Risiko Rendah | Kadar LDL <160 mg/dL dan non-HDL <190 mg/dL |
Sumber: dr. Gabriela, Alomedika, 2022.[6,20,25,28,30]
Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah