Edukasi dan Promosi Kesehatan Dislipidemia
Edukasi dan promosi kesehatan tentang dislipidemia dilakukan dengan menegaskan pada pasien bahwa modifikasi gaya hidup merupakan kunci pencegahan sekaligus tata laksana dari dislipidemia. Selain itu skrining juga diperlukan karena penyakit ini bersifat asimtomatis hingga kemudian muncul komplikasi.
Edukasi Pasien
Pasien diedukasi mengenai pentingnya merubah gaya hidup semenjak dini. Dislipidemia merupakan penyakit yang bersifat asimtomatis dan umumnya ditemukan secara tidak sengaja. Adapun gaya hidup sedenter, merokok, konsumsi alkohol, diet tinggi lemak, dan kurangnya asupan serat merupakan faktor risiko dari penyakit ini.
Pasien yang sudah didiagnosis dengan dislipidemia perlu melakukan perubahan gaya hidup dengan cara mengganti pola makan, meningkatkan aktivitas fisik, berhenti merokok, dan konsumsi alkohol.[6]
Selain itu, pasien perlu melakukan pemeriksaan profil lipid berkala untuk memastikan target terapi sudah tercapai. Pasien juga diingatkan bahwa terapi medikamentosa seperti pemberian statin, ataupun agen anti lipid lainnya diberikan sesuai dengan stratifikasi risiko.
Pada pasien yang dinilai belum terindikasi untuk memulai terapi medikamentosa, modifikasi gaya hidup harus tekun dilakukan demi mencegah terjadinya komplikasi dalam jangka panjang.[6,20,25,28,30]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit berupa modifikasi gaya hidup dan penapisan dislipidemia, berupa pemeriksaan profil lipid. Terdapat perbedaan berkaitan dengan usia optimal dilakukannya penapisan. Pada kelompok risiko rendah, The United States Preventive Services Task Force merekomendasikan dilakukan penapisan pada usia ≥35 tahun untuk laki-laki dan ≥45 tahun untuk perempuan.
European Society of Cardiology (ESC) merekomendasikan penapisan dilakukan pada usia >40 tahun untuk laki-laki dan >50 tahun untuk perempuan. American Heart Association (AHA) merekomendasikan dilakukan penapisan pada usia >20 tahun baik laki-laki maupun perempuan.[1,21]
Sedangkan pada kelompok risiko tinggi, penapisan sebaiknya dilakukan pada usia 20-35 tahun untuk laki-laki dan 20-45 untuk perempuan berdasarkan rekomendasi The United States Preventative Services Task Force. Namun menurut panduan dari Eropa dan American Academy of Pediatrics (AAP), penapisan sebaiknya dilakukan pada usia <21 tahun.[1,5]
Panduan di Indonesia menyebutkan bahwa penapisan diindikasikan pada usia ≥40 tahun untuk laki-laki dan ≥50 tahun untuk perempuan atau sudah menopause, orang perokok aktif, memiliki lingkar pinggang >90 cm untuk laki-laki dan >80 cm untuk perempuan, atau obesitas.
Penapisan juga disarankan pada pasien dengan riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, aterosklerosis atau aneurisma abdominal, penyakit ginjal kronik, penyakit inflamasi kronik, disfungsi ereksi, dan pada pasien dengan manifestasi klinis hiperlipidemia.
Pasien dengan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner dini atau riwayat keluarga dengan hiperlipidemia juga sebaiknya menjalani penapisan.[18]
Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah