Panduan e-Prescription Dislipidemia
Panduan e-prescription dislipidemia ini dapat digunakan oleh dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Dislipidemia didefinisikan sebagai keadaan tidak seimbangnya kadar satu atau lebih jenis lipid dalam darah, yaitu kolesterol, low-density lipoproteins (LDL), trigliserida, dan high-density lipoproteins (HDL).[1-2]
Dislipidemia umumnya asimtomatik dan terdiagnosis secara tidak sengaja atau melalui penapisan. Pasien dengan dislipidemia diberikan tata laksana yang meliputi terapi non-farmakologis dan farmakologis. Terapi non-farmakologis terdiri atas modifikasi gaya hidup. Sedangkan terapi farmakologis yaitu pemberian obat anti lipid.[5,6]
Tanda dan Gejala
Umumnya dislipidemia tidak menimbulkan gejala, namun pada kasus berat pasien dapat mengeluhkan gejala dari komplikasi dislipidemia mengarah ke penyakit kardiovaskuler seperti nyeri tungkai, nyeri dada, pusing, berdebar-debar, adanya bengkak pada ekstremitas bawah atau vena (misalnya leher atau perut), sesak napas, gangguan kesadaran, dan sensasi menggelitik, kesemutan, terbakar atau tertusuk.[1,5-6,14]
Dislipidemia juga dapat menimbulkan arkus kornea, xanthelasma pada kelopak mata, dan xantoma pada daerah tendon achilles, siku, lutut, serta lipatan telapak tangan atau kelopak mata.[1,6,14]
Dislipidemia tidak menimbulkan gejala khas, sehingga penegakkan diagnosis dislipidemia memerlukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan kadar lipid baik puasa maupun tidak puasa.[5,18,20]
Edukasi Pasien
Pasien dengan dislipidemia perlu diberikan edukasi terkait modifikasi gaya hidup:
Meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi gaya hidup sedenter. Latihan aerobik intensitas sedang minimal 150 menit seminggu atau 30-60 menit per hari yang dilakukan 4-6 kali seminggu disertai latihan penguatan otot minimal 2 kali seminggu.
- Mengurangi asupan dan porsi makanan
Mengubah pola makan dengan cara membatasi asupan karbohidrat dan gula, mengganti makanan indeks glikemik tinggi dengan karbohidrat kompleks
- Membatasi asupan lemak secara keseluruhan
- Mengonsumsi makanan kaya serat
- Membatasi asupan alkohol harian
- Menurunkan berat badan
- Berhenti merokok [6,20-21,25-27]
Medikamentosa
Tujuan pemberian terapi medikamentosa pada pasien dengan dislipidemia adalah untuk mencegah progresi penyakit kardiovaskuler dengan menurunkan kadar LDL pada pasien yang berisiko. Tingkat risiko penyakit kardiovaskuler dapat dihitung melalui kalkulator Predicting Risk of Cardiovascular Disease EVENTs (PREVENT).
Kalkulator ini membagikan tingkat risiko menjadi, rendah, borderline, intermediet dan tinggi. Pemberian obat untuk mencegah risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien dislipidemia dapat didasarkan dari hasil kalkulator tersebut.
Terdapat 7 golongan obat anti lipid yang sudah terbukti efektivitas dan keamanannya antara lain statin, penghambat absorpsi kolesterol, bile acid sequestrant, fibrat, niacin, suplemen asam lemak omega-3, dab penghambat proprotein convertase subtilisin/kexin type 9 (PCSK9). Perlu diingat bahwa pemberian medikamentosa harus disesuaikan dengan penilaian risiko.[21,28]
Statin
Anti lipid golongan statin diberikan secara oral kepada pasien dislipidemia predominan hiperkolesterolemia. Pilihan obat golongan statin antara lain:
Dosis awal 10 atau 20 mg sekali sehari. Pada pasien dengan target penurunan LDL >45% dosis awal 40 mg sekali sehari. Rentang dosis 10-80 mg sekali sehari, maksimal 80 mg sekali sehari.[35]
Dosis awal 5 atau 10 mg sekali sehari. Maksimal 20 mg sekali sehari.[36]
Dosis awal 10-20 mg sekali sehari. Pada pasien dengan target penurunan LDL >45% dosis awal 20-40 mg sekali sehari. Maksimal 80 mg sekali sehari. Semua dosis dikonsumi pada malam hari.[37]
- Pravastatin
Dosis 10-40 mg pada malam hari, maksimal 80 mg sekali sehari.[38]
- Lovastatin
Dosis awal 10-20 mg/hari pada malam hari, maksimal 80 mg/hari sebagai dosis tunggal atau terbagi 2 dosis.[39]
- Fluvastatin
Pada pasien yang memerlukan penurunan kadar LDL <25%, dosis awal 20 mg sekali sehari pada malam hari. Pada pasien yang memerlukan penurunan kadar LDL ≥25%, dosis awal 40 mg sekali sehari pada malam hari. Dosis maksimal 80 mg sekali sehari.[40]
- Pitavastatin
Dosis 1-4 mg sekali sehari.[41]
Ezetimibe
Ezetimibe diberikan secara oral sebagai tambahan bagi golongan statin apabila target penurunan kadar LDL tidak tercapai. Dosis ezetimibe yaitu 10 mg sekali sehari.[42]
Penghambat PCSK9
Penghambat PCSK9 diberikan secara subkutan sebagai tambahan apabila kombinasi statin dan ezetimibe tidak efektif.
- Alirocumab
Dosis awal 75 mg sekali setiap 2 minggu, dosis maksimal 150 mg.[43]
- Evolocumab
Dosis 140 mg sekali setiap 2 minggu atau 429 mg sekali setiap bulan.[44]
Bile acid sequestrant
Bile acid sequestrant diberikan secara oral sebagai alternatif penghambat PCSK9 apabila kombinasi statin dan ezetimibe tidak efektif. Kolestiramin dapat diberikan dengan dosis awal 4 g/hari dinaikkan per 4 g tiap minggu hingga 12-24 g/hari dalam 1-4 dosis terbagi.[45]
Fibrat
Anti lipid golongan fibrat diberikan secara oral pada pasien dengan hipertrigliseridemia.
Dosis awal 200 mg sekali sehari dapat ditingkatkan hingga 267 mg sekali sehari. Dosis maksimal 200 mg sekali sehari bila dikonsumsi dengan statin. Dosis maksimal 267 mg sekali sehari bila dikonsumsi tanpa statin.[46]
Dosis 1.2 g sehari dalam 2 dosis terbagi atau 900 mg dosis tunggal pada malam hari.[47]
Omega-3
Omega-3 diberikan secara oral sebagai alternatif golongan fibrat pada pasien dengan hipertrigliseridemia. Preparat yang mengandung 17% asam eikosapentanoat dan 11,5% asam dokosaheksanoat diberikan 5 g sebanyak 2 kali sehari. Sedangkan preparat yang mengandung 46% asam eikosapentanoat dan 38% asam dokosaheksanoat diberikan 2-4 g sekali sehari.[48]