Diagnosis Hipertiroid
Diagnosis hipertiroid patut dicurigai pada pasien dengan palpitasi, intoleransi panas, diaforesis, dan tremor. Pada pasien dengan Grave’s disease, bisa ditemukan oftalmopati dan dermopati tiroid. Sensasi globus, disfagia, atau orthopnea akibat kompresi trakea dan esofagus bisa ditemukan pada goitre nodular.[1,3-7]
Anamnesis
Gejala klinis hipertiroid meliputi cemas, emosi yang labil, lemah, tremor, palpitasi, heat intolerance, dan penurunan berat badan walaupun nafsu makan bertambah. Gejala lainnya meliputi peningkatan frekuensi defekasi, frekuensi miksi, oligomenore atau amenore pada perempuan, serta ginekomastia dan disfungsi ereksi pada pria.
Pada pasien hipertiroid yang masih ringan, khususnya pada populasi geriatri, gejala bisa tidak jelas. Gejala klinis dapat bervariasi mulai dari penurunan berat badan, lemas, sesak nafas saat aktivitas, dan peningkatan nafsu makan. Sedangkan pada kasus hipertiroid subklinis pasien bisa asimtomatik.[3-5]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tanda vital akan ditemukan takikardia, pulsus defisit, dan hipertensi sistolik. Temuan pemeriksaan fisik lain meliputi kulit teraba hangat dan lembap, rambut tipis dan halus, tremor, kelemahan otot proksimal, dan hiperrefleks.
Tanda eksoftalmus, edema konjungtiva dan periorbita, pergerakan kelopak mata yang terbatas atau terhambat (lid lag), serta myxedema pretibial hanya dijumpai pada Grave’s disease.
Pada pemeriksaan fisik tiroid, kelenjar tiroid akan teraba dan terlihat membesar tanpa nyeri pada palpasi. Ukurannya difus pada Grave’s disease, sedangkan pada kasus adenoma toksis atau toksik multinodular goitre akan teraba nodul disertai pembesaran yang tidak simetris.[3-5]
Klasifikasi Diagnosis
Hipertiroid dapat diklasifikasikan menjadi penyakit-penyakit yang lebih spesifik, seperti Grave’s disease, toksik adenoma, toksik multinodular goitre, dan penyakit lain yang mendasari peningkatan konsentrasi hormon tiroid.
Grave’s Disease
Pada Grave’s disease akan dijumpai gejala nyata hipertiroid yang disertai oftalmopati, myxedema pretibial, dan pembesaran difus kelenjar tiroid pada pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan penunjang dijumpai peningkatan kadar fT4 dan fT3, diikuti kadar TSH yang rendah atau tersupresi.
Pemeriksaan penunjang juga akan menunjukkan hasil positif thyroid stimulating hormone receptor antibody (TRAb) dan high and diffuse uptake radioiodine.[3,4]
Toksik Adenoma dan Toksik Multinodular Goitre
Baik toksik adenoma dan toksik multinodular goitre akan menampilkan gejala dan pemeriksaan klinis hipertiroid tanpa melibatkan oftalmopati serta pembesaran kelenjar tiroid yang tidak merata. Pemeriksaan penunjang akan menunjukkan kadar tinggi fT4 dan fT3, disertai TSH yang tersupresi, namun negatif penanda autoantibodi.
Pada pemeriksaan radioiodine uptake, akan tampak high uptake pada nodul yang hyperfunctioning dan low uptake pada area sekitar yang non-fungsional (asimetris).[3,4]
TSH-Secreting Pituitary Adenoma
Pada kasus ini akan dijumpai gejala klinis, pemeriksaan fisik khas hipertiroid kadang dengan gejala lokal akibat penekanan tumor seperti gangguan menstruasi dan gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan penunjang akan dijumpai kadar TSH yang berlebihan disertai kadar fT4, fT3, dan sex-hormone-binding globulin (SHBG) yang tinggi. Pada pemeriksaan radiologi akan tampak massa di kelenjar pituitari.[4,9]
Penyakit Trofoblastik
Selain gejala hipertiroid, akan dijumpai gejala nyeri perut dan ikterik jika metastasis sudah menyebabkan obstruksi saluran empedu. Jika sudah ada metastasis ke otak, akan ditemukan defisit neurologis.
Pada pemeriksaan penunjang dijumpai kadar serum human chorionic gonadotropin (hCG) tinggi. Pemeriksaan radiologi akan menunjukkan jaringan molar pada uterus dan tampilan metastasis pada organ lainnya. Sedangkan pemeriksaan histopatologi akan menunjukkan jaringan trofoblas.[3,4,10,11]
Germ Cell Tumor
Pada pria akan menampilkan massa testis, ginekomastia, atau gejala lain sesuai metastasis. Sedangkan pada wanita, akan menunjukkan massa area perut, peningkatan frekuensi miksi, nyeri perut, dan pemeriksaan ginekologi abnormal.
Pemeriksaan penunjang akan menunjukkan peningkatan kadar beta-hCG, alfa feto protein (AFP), dan laktat dehidrogenase (LDH). Pemeriksaan radiologi akan menunjukkan massa testis pada pria, massa ovarium pada wanita, dan metastasis pada organ lain jika ada.[3,4,12,13]
Euthyroid Hyperthyroxinemia
Euthyroid hyperthyroxinemia ditandai peningkatan kadar thyroxine total (T4) dan triiodothyronine total (T3), namun thyroid stimulating hormone (TSH) normal. Kadar serum fT4 bisa normal atau hanya sedikit diatas normal, sedangkan kadar Thyroxine-binding globulin (TBG) akan meningkat.
Penyebab gangguan ini adalah kelebihan TBG akibat estrogen misalnya pada kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral. Penyebab lainnya adalah genetik (familial dysalbuminemic hyperthyroxinemia), hepatitis, 5-fluorouracil (5-FU), perphenazine, klofibrat, methadone, heroin, dan acute intermittent porphyria.[3,4,15,16]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada hipertiroid adalah pemeriksaan kadar hormon tiroid, deteksi autoantibodi, dan scintigraphy.
Kadar Hormon Tiroid
Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar thyroid stimulating hormone (TSH), free thyroxine (fT4) dengan free triiodothyronine (fT3). Kadar serum TSH sebaiknya diperiksa lebih dulu, karena sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dalam mendiagnosis gangguan tiroid. Jika kadar TSH rendah, sebaiknya dilanjutkan dengan pengukuran kadar serum fT4, fT3, dan T3 total untuk membedakan hipertiroid subklinis dengan overt hyperthyroidism.
Pemeriksaan kadar hormon tiroid juga dapat membantu membedakan kondisi yang menyebabkan peningkatan T3 dan T4 tetapi TSH normal, seperti pada TSH-secreting pituitary adenoma.[3-6]
Deteksi Antibodi
Deteksi antibodi bisa dilakukan jika ada kecurigaan ke arah Grave’s disease. Antibodi yang diperiksa adalah TRAb dan TSI. TRAb merupakan antibodi yang berikatan dengan reseptor TSH dan mampu memberi efek stimulasi dan juga inhibisi pada TSH. Antibodi TSI merupakan antibodi yang berikatan dengan thyroid stimulating immunoglobulin (TSI).
Pemeriksaan Scintigraphy
Pemeriksaan scintigraphy tiroid disebut juga thyroid scan atau radioiodine uptake. Sesuai namanya, pemeriksaan ini menilai iodine uptake pada kelenjar tiroid melalui sodium-iodide symporter (NIS). Pemeriksaan ini menggunakan agen radioaktif yang memiliki waktu paruh singkat sehingga ideal buat kepentingan diagnostik.
Pada kasus hipertiroid, tes ini akan menunjukkan hasil high uptake. Untuk Grave’s disease, TSH-producing pituitary adenoma, penyakit trofoblastik, germ cell tumor hasil pemeriksaan akan menunjukkan high uptake yang merata. Pada kasus toksik adenoma dan toksik multinodular goitre akan didapatkan high uptake pada hyperfunctioning nodule, sedangkan area sekitar yang normal akan tampak sebagai low uptake (asimetris).[3-6,8]
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksan radiologi seperti USG leher atau USG tiroid akan menampilkan pembesaran difus pada kasus Grave’s disease, dan nodul pada kasus toksik adenoma dan toksik multinodular goitre. Pemeriksaan seperti CT scan atau MRI dilakukan sesuai indikasi untuk menyingkirkan diagnosis diferensial, misalnya pada dugaan TSH-secreting pituitary adenoma, struma ovarium, penyakit trofoblastik, dan germ cell tumor.[5,6,9-14]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini