Patofisiologi Hipertiroid
Patofisiologi hipertiroid dapat melalui berbagai mekanisme, tergantung penyakit dasarnya. Hipertiroid bisa terjadi melalui mekanisme autoimun yang menghasilkan autoantibodi terhadap thyroid stimulating hormone receptor (TSHR-Ab). Autoantibodi ini akan menstimulasi sintesis dan sekresi hormon tiroid secara berlebihan.[3,4]
Mekanisme autoimun ini terjadi pada Grave’s disease. Autoantibodi juga akan bereaksi dengan thyroid derived thyroglobin di mata, yang akan menyebabkan reaksi inflamasi dan penumpukan cairan sehingga terjadi eksoftalmus.[3,4]
Hipertiroid juga bisa terjadi melalui mediasi thyroid stimulating hormone (TSH) yang berlebihan, misalnya pada TSH-secreting pituitary adenoma atau melalui human chorionic gonadotropin pada kasus penyakit trofoblastik dan germ cell tumors. TSH yang berlebihan ini akan menstimulasi sintesis dan sekresi hormon tiroid secara berlebihan.[3,4]
Mekanisme lain adalah autonomously hyperfunctioning nodules di kelenjar tiroid. Nodul kelenjar tiroid secara otonom akan mensintesis hormon tiroid tanpa dipengaruhi oleh feedback TSH. Mekanisme ini ditemui pada kasus toksik adenoma dan toksik multinodular goitre.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini