Etiologi Prolaktinoma
Etiologi prolaktinoma berhubungan dengan kerentanan genetik seperti familial isolated prolactinoma (FIPA), lebih sering pada jenis kelamin perempuan, kelompok usia 20–40 tahun, dan kehamilan. Namun demikian, etiologi pasti prolaktinoma masih belum diketahui dengan pasti.[2,4,7]
Etiologi
Penyebab kondisi prolaktinoma belum diketahui pasti. Namun pada beberapa kasus prolaktinoma merupakan bagian dari sindrom familial, seperti familial isolated prolactinoma (FIPA) dan multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN1). Perkembangan di bidang molekuler dan genetik telah mengidentifikasi adanya variasi mutasi genetik pada tumor hipofisis termasuk prolaktinoma.[2,4,7]
Faktor Risiko
Meskipun mayoritas terjadi secara sporadik, terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya prolaktinoma.
Kerentanan Genetik
Individu dengan mutasi gen MEN1 dan AIP memiliki kemungkinan yang lebih besar menderita prolaktinoma. Mutasi gen MEN1 yang diturunkan secara autosomal dominan menyebabkan adenoma pada beberapa kelenjar endokrin, diantaranya adalah paratiroid, pankreas, serta hipofisis.
Adenoma hipofisis dialami oleh 35–40% pasien MEN1, dengan prolaktinoma sebagai subtipe yang paling sering (60–80%). Mutasi gen AIP teridentifikasi pada pasien prolaktinoma dengan dan tanpa riwayat FIPA pada keluarga. Mutasi gen AIP terdeteksi pada 11,65% pasien dengan prolaktinoma.[1,6]
Jenis Kelamin
Perempuan lebih berisiko mengalami prolaktinoma. Prolaktinoma pada kelompok usia 18–50 tahun ditemukan 10 kali lipat lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki. Akan tetapi, setelah memasuki usia menopause perbandingannya menjadi 1:1. Walaupun belum dapat dijelaskan secara pasti, hormon estrogen dan ekspresi reseptor estrogen merupakan faktor yang saat ini dianggap paling berpengaruh.[1]
Usia
Prolaktinoma lebih sering ditemukan pada wanita usia subur dengan insidensi tertinggi pada kelompok usia pada usia 20–40 tahun. Prolaktinoma jarang terdiagnosis pada usia prepubertas dan postmenopause. Menjelang menopause, seiring dengan penurunan aktivitas ovarium, dapat terjadi regresi tumor dan penurunan kadar prolaktin pada pasien prolaktinoma.
Prolaktinoma jarang ditemukan pada usia postmenopause dan manifestasi klinis umumnya didominasi oleh efek desak ruang oleh massa tumor dibanding gejala yang berkaitan dengan hipersekresi prolaktin.[1,10]
Kehamilan
Kehamilan umumnya tidak mencetuskan terjadinya prolaktinoma, tetapi meningkatkan risiko terjadinya evolusi dari prolaktinoma yang sudah pernah ada sebelumnya. Saat hamil, terjadi hiperplasia fisiologis dari sel laktotrof dan peningkatan kadar prolaktin serta estrogen dalam tubuh yang dapat meningkatkan pertumbuhan tumor. Ekspansi tumor terjadi secara signifikan terutama pada pasien dengan tumor berukuran besar yang belum mendapat pengobatan sebelumnya.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli