Penatalaksanaan Prolaktinoma
Penatalaksanaan prolaktinoma pada tipe makroprolaktinoma atau mikroadenoma simtomatik adalah dopamin agonis, sedangkan makroprolaktinoma tanpa gejala yang ditemukan tidak sengaja cukup diobservasi dengan pemantauan kadar prolaktin dan pencitraan MRI berkala. Tujuan terapi adalah mengurangi ukuran tumor, mengembalikan defek lapang pandang bila ada, tata laksana galaktorea, dan memperbaiki fertilitas.[2]
Terapi Medikamentosa
Agonis dopamin direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada prolaktinoma. Sebagian besar penderita prolaktinoma memberikan respon yang baik terhadap agonis dopamin seperti bromokriptin dan kabergolin.[2–4]
Agonis dopamin menghambat sintesis dan sekresi hormon prolaktin sekaligus menghambat proliferasi sel laktotrof. Obat ini mampu mengurangi gejala yang berhubungan dengan hiperprolaktinemia, memperbaiki fungsi penglihatan, dan efektif untuk mereduksi ukuran tumor hingga 50%.
Bromokriptin memiliki harga yang lebih terjangkau meskipun memiliki lebih banyak efek samping dibanding kabergolin. Efek samping yang dapat ditimbulkan adalah mual, muntah, gangguan psikiatri, dan hipotensi postural.[2–4]
Bromokriptin diberikan dengan dosis awal 1,25 mg satu kali sehari (malam hari) untuk minggu pertama. Dilanjutkan dengan dosis 1,25 mg dua kali sehari (pagi dan malam hari) untuk minggu kedua dan seterusnya.
Evaluasi kadar prolaktin dilakukan setiap 4 minggu, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 5 mg dua kali sehari jika kadar prolaktin belum memenuhi target. Setelah kadar prolaktin mencapai target dan tumor sudah tidak terdeteksi pada pemeriksaan MRI, dosis obat dapat diturunkan perlahan (tapering off). Pengobatan dapat dihentikan setelah 2 tahun, tergantung klinis.[2–4]
Terapi Pengganti Hormon
Amenorea dan manifestasi hipogonadisme lain pada wanita yang tidak ingin mempertahankan fertilitas dapat diatasi dengan terapi pengganti hormon estrogen dalam bentuk kontrasepsi oral.[2,5]
Meskipun estrogen diketahui memicu sekresi prolaktin dan berperan dalam tumorigenesis, terapi estrogen pada pasien mikroprolaktinoma tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tumor. Terapi ini tidak direkomendasikan untuk makroprolaktinoma karena pertumbuhan tumor yang tidak dapat diprediksi.
Pasien laki-laki yang tidak berespon baik dengan agonis dopamin dapat diberikan terapi hormon testosteron (jika tidak ingin mempertahankan fertilitas) atau hormon hCG (jika ingin mempertahankan fertilitas).[2,5]
Pembedahan
Tujuan dari tindakan pembedahan adalah mengangkat tumor secara keseluruhan, dekompresi kiasma optikum dan nervus optik, memperbaiki fungsi endokrin, debulking tumor berukuran besar sebelum dilakukan radioterapi, dan konfirmasi histopatologis pada kasus yang masih diragukan. Berikut adalah indikasi dilakukannya pembedahan:
- Kegagalan untuk mencapai target kadar prolaktin dan reduksi ukuran tumor setelah mendapat agonis dopamin dosis maksimal serta pasien yang tidak toleran terhadap agonis dopamin
- Wanita dengan ukuran tumor >3 cm yang sedang merencanakan kehamilan
- Makroprolaktinoma yang menekan kiasma optikum dan menyebabkan gangguan penglihatan progresif
- Invasi sinus cavernosus
- Terjadi komplikasi akut tumor, seperti apopleksi hipofisis dan kebocoran cairan serebrospinal
Terdapat dua teknik operasi, yaitu operasi endonasal transsphenoidal dan kraniotomi. Operasi transfenoidal lebih dipilih sebagai terapi pada kasus adenoma hipofisis, kecuali lesi yang sangat besar dan ekstensif. Operasi transfenoidal memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi dapat menyebabkan hipopituitarisme sebagai komplikasi yang paling sering terjadi.[2-4,9]
Radioterapi
Radioterapi dapat dipertimbangkan jika terjadi rekurensi pascaoperasi, terdapat residu tumor pascaoperasi, kondisi pasien tidak memungkinkan atau pasien menolak untuk dilakukan operasi.
Stereotactic radiosurgery, gamma knife radiosurgery, atau fractionated stereotactic radiotherapy (FRST) dapat diberikan pada adenoma hipofisis dengan diameter <3 cm dengan jarak terdekat tumor dengan organ kritis seperti batang otak atau nervus kranialis > 3 mm.[3–5,9]
Tujuan dari stereotactic radiosurgery adalah melakukan kontrol tumor secara permanen. Pertumbuhan tumor yang sudah ada akan dihambat dan ukuran tumor akan dipantau secara berkala dengan pemeriksaan neuroimaging. Radiasi berpotensi menimbulkan komplikasi jangka panjang berupa hipopituitarisme (12–100%), neuropati optik (1–2%), dan berkembangnya tumor sekunder dalam waktu 2–10 tahun.[3–5,9]
Penatalaksanaan Prolaktinoma pada Kehamilan
Pada mikroprolaktinoma, risiko pertumbuhan tumor selama kehamilan tergolong rendah. Maka dari itu, pengobatan agonis dopamin dapat segera dihentikan untuk meminimalisir paparan terhadap janin.
Makroprolaktinoma memiliki potensi pertumbuhan tumor sebesar 30% selama kehamilan. Agonis dopamin dapat dihentikan atau dilanjutkan tergantung klinis. Konsumsi agonis dopamin sebisa mungkin dihentikan pada ibu menyusui karena dopamin dapat menurunkan produksi ASI.[5,9]
Pemeriksaan lapang pandang perlu dilakukan setiap trimester pada pasien dengan makroprolaktinoma. Untuk pasien mikroprolaktinoma, pemeriksaan cukup dilakukan jika pasien mengeluhkan gangguan penglihatan atau nyeri kepala yang progresif.[5,9]
Jika gejala kembali muncul selama terapi dihentikan, diperlukan evaluasi radiologis dengan MRI dan pengobatan agonis dopamin harus kembali dilanjutkan. Saat ini, bromokriptin dinilai lebih aman dikonsumsi selama kehamilan dibandingkan kabergolin.[5,9]
Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut. Prosedur operasi sangat berisiko bagi ibu dan janin, sehingga hanya dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir.[5,9]
Follow up
Target terapi prolaktinoma adalah mengembalikan kadar hormon prolaktin ke nilai normal serta mereduksi ukuran tumor. Pasien dalam pengobatan agonis dopamin perlu melakukan kontrol rutin untuk menyesuaikan dosis obat dengan kadar prolaktin. Pengobatan rumatan diberikan dengan dosis yang paling rendah yang dapat mempertahankan kadar prolaktin dalam kisaran normal.
Setelah kadar prolaktin kembali normal atau mendekati normal, kadar prolaktin dapat dievaluasi kembali setiap 3–6 bulan sekali selama 1 tahun pertama, dan 6–12 bulan sekali pada tahun berikutnya.
Pemantauan ukuran tumor dengan MRI serial diindikasikan untuk pasien dengan makroprolaktinoma. Kebutuhan MRI serial pada pasien mikroadenoma dengan kadar prolaktin normal masih menjadi perdebatan karena pertumbuhan tumor jarang terjadi pada pasien dengan kadar prolaktin yang sudah terkontrol. Pemeriksaan lapang pandang perlu dilakukan secara berkala sampai kembali normal atau setidaknya stabil dan tidak memburuk.[9,14]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli