Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hemoroid kirti 2024-04-04T14:52:11+07:00 2024-04-04T14:52:11+07:00
Hemoroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Hemoroid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis hemoroid perlu dicurigai pada pasien yang mengalami gejala seperti perdarahan dari rektum saat atau setelah buang air besar, rasa gatal atau nyeri di sekitar anus, serta adanya tonjolan atau bantalan di sekitar anus yang mungkin terasa atau terlihat saat buang air besar. Pasien dengan riwayat konstipasi kronis, diare kronis, kehamilan, atau faktor risiko lain seperti obesitas atau gaya hidup yang tidak sehat juga perlu dipertimbangkan.

Untuk menegakan diagnosis, pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan rektal digital, di mana dokter memeriksa anus dan rektum menggunakan sarung tangan dan pelumas. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi adanya tonjolan, perdarahan, atau tanda-tanda lain dari hemoroid. Pemeriksaan kolonoskopi juga dapat dilakukan jika diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang mendasari gejala pasien.[1-3]

Anamnesis

Hemoroid bisa tidak bergejala atau asimtomatik dan ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin. Jika ada gejala, maka yang paling sering ditemukan antara lain perdarahan saat buang air besar, darah menetes dari anus, adanya benjolan pada anus, dan pruritus ani.[2,6]

Gejala

Gejala hemoroid bisa mencakup rasa gatal, nyeri, atau terbakar di sekitar anus. Pasien juga bisa mengalami perdarahan saat buang air besar, ataupun prolaps atau penonjolan jaringan dari anus. Beberapa pasien mengeluhkan sensasi sesuatu yang mengganjal di anus.[1-3]

Perdarahan pada hemoroid biasanya tanpa rasa nyeri. Jika perdarahan tidak menetes, pasien bisa melaporkan adanya darah pada tisu setelah buang air besar. Hemoroid interna dapat menimbulkan gejala ketika prolaps, trombosis, perdarahan, atau menjadi ulserasi. Hemoroid eksterna dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada anus karena penonjolan massa. Trombosis hemoroid eksterna dapat menyebabkan nyeri akut.[2,11]

Riwayat Klinis

Riwayat penyakit yang penting ditanyakan meliputi kebiasaan buang air besar, frekuensi buang air besar, konsistensi tinja, apakah ada benjolan yang keluar setelah buang air besar dan apakah bisa dimasukkan kembali ke rektum. Gali juga riwayat sulit buang air besar dan kebiasaan mengejan, serta kebiasaan makan dan konsumsi serat.[2]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis hemoroid mencakup pemeriksaan visual, colok dubur, dan proktoskopi. Inspeksi daerah perianal dapat dilakukan pada posisi lateral kiri atau litotomi. Pada pemeriksaan inspeksi dapat dinilai apakah terdapat ruam kulit, hemoroid eksterna, skin tag, fisura, fistula, abses, neoplasma, ataupun prolaps.

Pemeriksaan colok dubur bersifat subjektif bergantung dengan kemampuan dan penilaian pemeriksa, namun masih menjadi pemeriksaan awal yang penting. Pemeriksaan yang dinilai termasuk permukaan mukosa, kekuatan tonus sfingter ani, jika teraba massa di rektum di deskripsikan dengan letak massa, fluktuasi, nyeri tekan, dan konsistensi.[2,6]

Inspeksi

Pada inspeksi, lakukan pemeriksaan area rektal dan anus untuk melihat adanya tanda-tanda hemoroid eksternal, seperti pembengkakan atau penonjolan di sekitar anus. Evaluasi juga tanda-tanda perdarahan atau luka pada jaringan.[1-3]

Pemeriksaan Colok Dubur

Pemeriksaan colok dubur dilakukan dengan memasukkan satu atau dua jari ke dalam rektum untuk meraba adanya hemoroid internal atau perdarahan yang mungkin terjadi. Evaluasi juga adanya penonjolan atau pembengkakan yang teraba di dalam rektum.[1-3]

Proktoskopi

Proktoskopi melibatkan penggunaan alat khusus yang disebut proktoskop untuk memvisualisasikan bagian dalam rektum dan anus. Pemeriksaan ini memungkinkan untuk melihat dengan lebih jelas adanya hemoroid internal atau sumber perdarahan lainnya.[1-3]

Tipe Hemoroid

Hemoroid tergolong menjadi hemoroid internal, hemoroid eksternal maupun campuran keduanya.

  • Hemoroid interna: diselubungi epitel kolumnar, berada di atas linea dentata
  • Hemoroid eksterna: diselubungi epitel skuamosa (anoderm), berada di bawah linea dentata
  • Hemoroid campuran (mixed hemorrhoids): meliputi hemoroid internal, eksternal, dan ruang di antaranya[2,12]

Tabel 1. Derajat Hemoroid Interna

Derajat Kriteria
I Hemoroid non-prolaps
II Prolaps hemoroid  saat defekasi, dapat tereduksi spontan
III Prolaps hemoroid saat defekasi, reduksi manual
IV Prolaps hemoroid  persisten, tidak dapat direduksi manual, inkarserata

Sumber: dr. Reren, Alomedika, 2024.[4,13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding hemoroid yang harus disingkirkan terutama adalah keganasan seperti kanker rektum. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya seringkali pasien mengalami gejala perdarahan saat buang air besar. Gejala ini juga timbul pada kanker kolorektal, sehingga mengidentifikasi adanya red flags menjadi penting.[1,2]

Fissura Ani

Fissura ani adalah luka atau retakan pada dinding dalam rektum atau anus. Gejalanya mirip dengan hemoroid, termasuk nyeri saat buang air besar dan perdarahan. Namun, perbedaan utamanya adalah adanya luka terbuka pada dinding anus.[1,2]

Abses Perianal

Abses perianal adalah kumpulan pus yang terbentuk di jaringan di sekitar anus. Gejalanya bisa mirip dengan hemoroid, termasuk nyeri dan pembengkakan di daerah anus. Namun, pada abses perianal, terdapat rasa sakit yang lebih akut dan nyeri saat duduk, serta didapatkan pus perianal saat pemeriksaan fisik.[1,2]

Fistula Ani

Fistula ani adalah saluran abnormal yang terbentuk antara permukaan dalam anus atau rektum dan kulit di sekitarnya. Gejalanya termasuk nyeri, perdarahan, dan keluarnya cairan dari lubang tambahan di dekat anus. Ini dapat membedakan dari hemoroid yang umumnya tidak menyebabkan keluarnya cairan.[1,2]

Kanker Rektum

Meskipun kejadiannya lebih jarang, kanker rektum dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan hemoroid, seperti perdarahan rektum dan penonjolan dari anus. Namun, kanker rektum cenderung menyebabkan gejala yang lebih persisten dan memburuk dari waktu ke waktu.[1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk penegakan diagnosis hemoroid. Pemeriksaan penunjang umumnya digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding, seperti keganasan saluran cerna.[2,6,14]

Sigmoidoskopi Fleksibel atau Kolonoskopi

Kolonoskopi dan sigmoidoskopi fleksibel dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis banding, seperti inflammatory bowel disease atau kanker saluran gastrointestinal bawah. Kolonoskopi terutama dilakukan pada pasien perdarahan rektum dengan tanda bahaya atau red flag seperti perdarahan masif, penurunan berat badan, perubahan pola buang air besar, dan anemia.[6]

Anoskopi

Anoskopi meerupakan pemeriksaan paling akurat dan paling mudah untuk memeriksa kanalis ani dan distal rektum untuk membedakan diagnosis hemoroid interna atau fisura ani. Pemeriksaan ini jarang digunakan semenjak pemakaian endoskopi lebih banyak dilakukan.[2,6]

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium darah dapat dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan infeksi serta anemia yang mungkin disebabkan oleh perdarahan dari hemoroid, meskipun hal ini sangat jarang terjadi.[14]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Wahyudi PAE, Soeseno SW, Febyan F. Diagnosis and Management of Internal Hemorrhoids: A Brief Review. European Journal of Medical and Health Sciences, 2021. Vol 3, Issue 5. https://www.ejmed.org/index.php/ejmed/article/view/1014/595
2. Mott T, Latimer K, Edwards C. Hemorrhoids: Diagnosis and Treatment Options. Am Fam Physician. 2018 Feb 1;97(3):172-179. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2018/0201/p172.html
3. Margetis N. Pathophysiology of internal hemorrhoids. Ann Gastroenterol. 2019 May-Jun; 32(3): 264–272. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6479658/
4. Brown SR. Haemorrhoids: an update on management. Ther Adv Chronic Dis. 2017 Oct; 8(10): 141–147.
11. Lawrence A, McLaren ER. External Hemorrhoid. Statpearl. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500009/
12. Rubbini M, Ascanelli S. Classification and guidelines of hemorrhoidal disease: Present and future. World J Gastrointest Surg. 2019 Mar 27; 11(3): 117–121.
13. Sandler, RS. and Peery, AF. Rethinking What We Know About Hemorrhoids. Clin Gastroenterol Hepatol. 2019 Jan; 17(1): 8–15.
14. Perry KR. Hemorrhoids. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/775407-workup#c8

Epidemiologi Hemoroid
Penatalaksanaan Hemoroid

Artikel Terkait

  • Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel VS Hemorrhoidopexy dengan Stapler
    Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel VS Hemorrhoidopexy dengan Stapler
  • Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
    Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
  • Metronidazole Sebagai Antinyeri Pasca Operasi Hemoroid
    Metronidazole Sebagai Antinyeri Pasca Operasi Hemoroid
Diskusi Terkait
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Februari 2025, 22:51
Asam traneksamat vs Vit K pada BAB berdarah dengan hemoroid
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Pada pasien yang mengeluhkan BAB berdarah disertai BAB keras, riwayat hemoroid. Apakah selalu ada tempat utk pemberian asam...
Anonymous
Dibalas 22 Februari 2025, 10:22
Pemberian pencahar pada ibu hamil dengan hemoroid
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Halo ts, izin bertanyaPx G2P1A0 39-40 mg datang dgn keluhan tidak bab 1 minggu, px ada hemoroid, saat ini hemoroid sdg membesar dan radang. Sudah makan...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 10:54
Benjolan di perianal sekitar 5 hari dan keluar nanah sejak kemarin
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya pasien dgn keluhan benjolan di sekitar anus sekitar 5 hari dok, awalnya teraba keras kemudian sejak kemarin keluar bintik2 dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.