Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan e-Prescription Hemoroid general_alomedika 2024-04-04T15:07:52+07:00 2024-04-04T15:07:52+07:00
Hemoroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Panduan e-Prescription Hemoroid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk hemoroid ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Hemoroid merupakan suatu kondisi pembengkakan abnormal pada bantalan anus sebagai konsekuensi dari dilatasi pleksus hemoroidalis dan jaringan ikat di sekelilingnya. Kondisi ini diakibatkan oleh gangguan drainase vena. Secara umum, hemoroid dibedakan menjadi dua tipe yaitu hemoroid interna, yaitu hemoroid yang berada di atas linea dentata, dan hemoroid eksterna, yaitu hemoroid yang berada di bawah linea dentata.[1]

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala hemoroid tergantung pada tipe dan derajatnya. Hemoroid interna bisa asimtomatik dan ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan rutin. Jika bergehala, biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada anus dengan/tanpa disertai nyeri, gatal pada anus, hingga keluarnya darah merah segar saat buang air besar.[1-3]

Peringatan

Pendekatan non-farmakologi merupakan terapi utama untuk mengendalikan gejala hemoroid. Perubahan gaya hidup dengan diet tinggi serat, cukup konsumsi air, memperbaiki bowel habit, berolahraga, dan menjaga berat badan ideal umumnya dapat memperbaiki gejala dan mencegah perburukan hemoroid.

Efikasi terapi medikamentosa pada penanganan hemoroid masih menuai perdebatan karena basis bukti yang masih minim. Meski sering digunakan, sediaan bioflavonoid belum disetujui penggunaannya untuk indikasi penanganan hemoroid.

Kebanyakan kasus hemoroid tidak memerlukan intervensi bedah.  Namun, jika terjadi thrombosis atau gumpalan darah, rujukan ke layanan kesehatan sekunder diperlukan. Tata laksana bedah dalam 2–3 hari pertama dapat bermanfaat dalam mempercepat pemulihan, mengurangi risiko kekambuhan, dan memperpanjang interval kekambuhan.

Hemoroid yang masih menyebabkan nyeri yang mengganggu aktivitas harian, seperti pekerjaan atau sekolah, setelah 7 hari pemberian terapi farmakologi, atau kasus hemoroid dengan perdarahan anus lebih dari 7 hari terutama yang disertai dengan penurunan berat badan tanpa sebab dan anemia, perlu dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut.[1-3,14]

Medikamentosa

Terapi lini pertama hemoroid meliputi perubahan gaya hidup dengan diet tinggi serat, suplementasi serat, perbanyak asupan air minum, mandi air hangat, dan stool softeners atau pelunak feses.

Terdapat beberapa terapi topikal yang dapat mengatasi gejala secara sementara, tetapi efikasi dan keamanan jangka panjangnya belum diketahui. Obat antihemoroid tersebut biasanya mengandung astringent, antiseptik, anestesi topikal, dan kortikosteroid. Obat-obat topikal tersebut umumnya tersedia dalam bentuk kombinasi dari dua atau lebih komposisi obat yang diformulasikan dalam sediaan krim, salep, atau suppositoria.

Berikut ini beberapa formulasi antihemoroid sudah dikombinasikan dalam sebuah sediaan topikal. Pilih salah satu dari obat berikut:

  • Kombinasi bismuth subgallate 150 mg, hexachlorophene 2.5 mg, lidocaine 10 mg, zinc oxide 120 mg, tersedia dalam bentuk suppositoria, diberikan 1 kali sehari sebelum tidur, atau 2 kali sehari pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur, selama 7 hari
  • Kombinasi benzocaine 1,0%, zinc oxide 2%, alukol 0,25%, tersedia dalam bentuk suppositoria, diberikan 1 kali sehari, selama 7 hari
  • Kombinasi lithospermi radix extract 0,09 mg, dibucaine HCl 0,25 mg, diphenhydramine HCl 0,25 mg, cetrimide 1,25 mg, aethylis aminobenzoas 10 mg, tersedia dalam bentuk salep, diberikan 2–3 kali sehari, selama 7 hari
  • Kombinasi policresulen 50 mg, cinchocaine HCl 10 mg, tersedia dalam bentuk salep dan suppositoria, diberikan 2–3 kali sehari, selama 7 hari[1-4,14]

Berdasarkan beberapa meta-analisis, suplemen phlebotonic bioflavonoid berupa micronized purified flavonoid fraction (MPFF) terbukti bermanfaat untuk meredakan gejala utama hemoroid. Namun, penggunaannya memerlukan kehati-hatian, sebab penggunaan untuk tujuan hemoroid belum disetujui FDA. Contoh bioflavonoid adalah:

  • Diosmin + hesperidin 1.000 mg peroral, 1 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari[1-3]

Terapi Adjuvan

Pemberian obat laksatif dan suplementasi serat juga bermanfaat untuk mengatasi gejala konstipasi pada hemoroid. Terapi tersebut dapat digunakan sampai feses lunak dengan konsistensi menyerupai pasta gigi.

Pilih salah satu dari obat laksatif berikut ini:

  • Laktulosa 15–30 mL (10–20 gram) peroral, 1 kali sehari hingga minimal 7 hari, dikonsumsi hingga konsistensi feses lunak dan defekasi mudah dilakukan. Hentikan obat bila feses rekuren cair atau bila terjadi kram abdomen akibat flatulence

  • Docusate 50–300 mg peroral, 1 kali sehari atau dibagi menjadi beberapa kali konsumsi selama setidaknya 7 hari

Jenis serat yang sering digunakan adalah:

  • Psyllium husk sachet, 4–5 sendok makan dilarutkan dalam 500 mL air, diberikan 1–2 kali sehari[1-3]

Selain itu, hydrocortisone dapat diberikan untuk mengatasi nyeri, gatal, dan bengkak. Berikut dosis pemberiannya:

  • Hydrocortisone topikal 0,1–2,5%, tersedia dalam bentuk sediaan krim, salep, atau losion, dioleskan tipis-tipis sebanyak 1–2 kali sehari, selama 7 hari, pada area anus yang mengalami pembengkakan atau gatal. Maksimal pemberian 14 hari untuk menghindari efek samping penggunaan kortikosteroid jangka panjang[1-3,14]

Anak

Terapi medikamentosa hemoroid pada anak di bawah usia 18 tahun tidak dianjurkan.

Pemberian pada Ibu Hamil

Penggunaan bismuth subgallate, policresulen, dan hydrocortisone topikal pada wanita hamil termasuk dalam kategori C, sehingga sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil. Lidocaine termasuk dalam kategori B sehingga tergolong aman jika dikonsumsi oleh ibu hamil.

Untuk mengatasi konstipasi akibat hemoroid pada ibu hamil, laktulosa termasuk aman dan termasuk dalam kategori B oleh FDA.[15]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Isna Arifah Rahmawati

Referensi

1. Wahyudi PAE, Soeseno SW, Febyan F. Diagnosis and Management of Internal Hemorrhoids: A Brief Review. European Journal of Medical and Health Sciences, 2021. Vol 3, Issue 5. https://www.ejmed.org/index.php/ejmed/article/view/1014/595
2. Mott T, Latimer K, Edwards C. Hemorrhoids: Diagnosis and Treatment Options. Am Fam Physician. 2018 Feb 1;97(3):172-179. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2018/0201/p172.html
3. Margetis N. Pathophysiology of internal hemorrhoids. Ann Gastroenterol. 2019 May-Jun; 32(3): 264–272. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6479658/
14. Perry KR. Hemorrhoids. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/775407-workup#c8
15. Garg P. Conservative Treatment of Hemorrhoids Deserves More Attention in Guidelines and Clinical Practice. Dis Colon Rectum. 2018 Jul;61(7):e348. doi: 10.1097/DCR.0000000000001127.

Edukasi dan Promosi Kesehatan He...

Artikel Terkait

  • Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel VS Hemorrhoidopexy dengan Stapler
    Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel VS Hemorrhoidopexy dengan Stapler
  • Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
    Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
  • Metronidazole Sebagai Antinyeri Pasca Operasi Hemoroid
    Metronidazole Sebagai Antinyeri Pasca Operasi Hemoroid
Diskusi Terkait
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Februari 2025, 22:51
Asam traneksamat vs Vit K pada BAB berdarah dengan hemoroid
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Pada pasien yang mengeluhkan BAB berdarah disertai BAB keras, riwayat hemoroid. Apakah selalu ada tempat utk pemberian asam...
Anonymous
Dibalas 22 Februari 2025, 10:22
Pemberian pencahar pada ibu hamil dengan hemoroid
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Halo ts, izin bertanyaPx G2P1A0 39-40 mg datang dgn keluhan tidak bab 1 minggu, px ada hemoroid, saat ini hemoroid sdg membesar dan radang. Sudah makan...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 10:54
Benjolan di perianal sekitar 5 hari dan keluar nanah sejak kemarin
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya pasien dgn keluhan benjolan di sekitar anus sekitar 5 hari dok, awalnya teraba keras kemudian sejak kemarin keluar bintik2 dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.