Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Hemoroid kirti 2024-04-04T14:46:29+07:00 2024-04-04T14:46:29+07:00
Hemoroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Patofisiologi Hemoroid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Patofisiologi hemoroid melibatkan peningkatan tekanan berlebihan pada pembuluh darah di rektum atau anus, seperti yang terjadi saat konstipasi, mengejan saat buang air besar, atau kehamilan. Tekanan ini menyebabkan pembuluh darah melebar dan membentuk tonjolan di dalam atau di sekitar anus. Selain itu, penurunan aliran darah ke area tersebut dan trauma akibat gesekan saat buang air besar juga dapat menyebabkan inflamasi dan edema.[1-3]

Anatomi

Anal kanal merupakan bagian terdistal dari saluran cerna. Panjang anal kanal pada orang dewasa sekitar 4-5 cm. Pada lumen anal kanal terdapat lipatan mukosa sirkumferensial yang dikenal dengan garis mukokutan atau linea dentata. Linea tersebut merupakan batas atas kanalis anus dengan rektum. Linea dentate akan menjadi pembeda hemoroid interna dan eksterna.[5]

Pada anal kanal terdapat bantalan. Bantalan tersebut mengandung submukosa, pembuluh darah, otot polos, jaringan ikat, serta sinusoid arteriovenosus. Hemoroid interna merupakan kelainan pada bantalan pembuluh darah dalam jaringan submukosa yang terdiri atas pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea dentate.

Bantalan mayor terletak pada posterior dextra, lateral sinistra, dan anterior dextra kanal anal. Oleh karena itu hemoroid interna sering berada pada area tersebut. Sedangkan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior yang terletak di distal linea dentate tergolong hemoroid eksterna.[3,5]

Sistem Arteri

Aliran arteri mesenterika inferior berlanjut menjadi arteri hemoroidalis superior yang kemudian bercabang menjadi cabang utama kiri dan kanan, sedangkan arteri iliaka interna bercabang ke anterior menjadi arteri hemoroidalis medialis. Arteri pudenda interna bercabang menjadi arteri hemoroidalis inferior. Pembuluh darah superior dan inferior membentuk anastomomsis hingga terbentuk sirkulasi kolateral.[3]

Sistem Vena

Pada prinsipnya aliran vena menuju sistem vena porta atau sistem vena kava. Pleksus hemoroidalis internus berlanjut menjadi vena hemoroidalis superior lalu menuju mesenterika inferior, kemudian melalui vena lienalis menuju vena porta. Pada area ini, vena tidak memiliki katup. Oleh karena itu, tekanan intraabdomen sangat berperan dalam tekanan vena. Sementara itu, vena hemoroidalis inferior menuju vena pudenda interna, kemudian menuju vena iliaka interna dan sistem kava.[3]

Mekanisme Terjadinya Hemoroid

Pada pemeriksaan patologi anatomi pasien hemorhoid tampak perbedaan berupa dilatasi pleksus vena abnormal, proses degenerasi serat kolagen dan jaringan fibroelastik, thrombosis vaskular, distorsi serta ruptur otot subepitel anal (otot Treitz atau ligament suspensori mukosa) dan reaksi inflamasi. Beberapa mediator atau enzim seperti matriks metalloproteinase (MMP) yakni MMP-9 meningkat kadarnya pada hemoroid.

Enzim tersebut berkaitan dengan peningkatan degradasi serat elastin. Selain itu juga terjadi peningkatan ekspresi vascular endothelial growth factors (VEGF) yang berkaitan dengan neovaskularisasi. Studi juga menunjukkan peningkatan tekanan di dalam anus pada suasana istirahat.[3]

Peningkatan Tekanan Intraabdomen

Peningkatan tekanan intraabdomen, seperti pada kondisi mengejan saat buang air besar, meningkatkan risiko timbulnya hemoroid. Semua kondisi patologis yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdomen dapat menjadi faktor risiko hemoroid, contohnya pada pasien dengan batuk lama seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pada pasien yang sering mengejan akibat pembesaran prostat atau striktur uretra, serta pasien dengan lesi intraabdomen seperti tumor.

Pada peningkatan tekanan intrabadomen, bantalan anal akan mendapat tekanan. Jika terus berulang dalam jangka waktu lama bantalan anal dapat prolaps. Aliran balik vena terganggu hingga menimbulkan pelebaran pleksus hemoroidalis.[6]

Perdarahan pada hemoroid dapat timbul akibat trauma oleh feses dengan konsistensi keras. Perdarahan berwarna merah segar karena sesuai anatominya bantalan anal kanal kaya akan sinusoid arteriovenosus. Pleksus hemoroidalis kaya akan kolateral luas arteri hemoroidalis.[5,6]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Wahyudi PAE, Soeseno SW, Febyan F. Diagnosis and Management of Internal Hemorrhoids: A Brief Review. European Journal of Medical and Health Sciences, 2021. Vol 3, Issue 5. https://www.ejmed.org/index.php/ejmed/article/view/1014/595
2. Mott T, Latimer K, Edwards C. Hemorrhoids: Diagnosis and Treatment Options. Am Fam Physician. 2018 Feb 1;97(3):172-179. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2018/0201/p172.html
3. Margetis N. Pathophysiology of internal hemorrhoids. Ann Gastroenterol. 2019 May-Jun; 32(3): 264–272. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6479658/
5. Cristea C, Lewis CR. Hemorrhoidectomy. Statpearl. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549864/
6. Fontem RF, Eyvazzadeh D. Internal Hemorrhoid. Statpearl. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537182/

Pendahuluan Hemoroid
Etiologi Hemoroid

Artikel Terkait

  • Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel VS Hemorrhoidopexy dengan Stapler
    Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel VS Hemorrhoidopexy dengan Stapler
  • Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
    Red Flags Tinja Berdarah pada Dewasa
  • Metronidazole Sebagai Antinyeri Pasca Operasi Hemoroid
    Metronidazole Sebagai Antinyeri Pasca Operasi Hemoroid
Diskusi Terkait
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Februari 2025, 22:51
Asam traneksamat vs Vit K pada BAB berdarah dengan hemoroid
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Pada pasien yang mengeluhkan BAB berdarah disertai BAB keras, riwayat hemoroid. Apakah selalu ada tempat utk pemberian asam...
Anonymous
Dibalas 22 Februari 2025, 10:22
Pemberian pencahar pada ibu hamil dengan hemoroid
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Halo ts, izin bertanyaPx G2P1A0 39-40 mg datang dgn keluhan tidak bab 1 minggu, px ada hemoroid, saat ini hemoroid sdg membesar dan radang. Sudah makan...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 10:54
Benjolan di perianal sekitar 5 hari dan keluar nanah sejak kemarin
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya pasien dgn keluhan benjolan di sekitar anus sekitar 5 hari dok, awalnya teraba keras kemudian sejak kemarin keluar bintik2 dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.