Epidemiologi Ulkus Peptikum
Menurut data epidemiologi, prevalensi ulkus peptikum berkisar antara 5–10% pada populasi umum. Namun, prevalensi ini bisa sangat bervariasi antar negara tergantung pada tingkat infeksi Helicobacter pylori dan penggunaan obat golongan nonsteroidal antiinflammatory drugs atau NSAID.[5]
Global
Data epidemiologi ulkus peptikum di Amerika Serikat melaporkan bahwa sekitar 10% populasi pernah mengalami ulkus peptikum. Di Iran, suatu studi melaporkan bahwa prevalensi ulkus peptikum adalah sebesar 8,20%, di mana prevalensi ulkus gaster adalah 3,26% dan prevalensi ulkus duodenum adalah 4,94%. Sementara itu, studi di Swedia menunjukkan bahwa prevalensi ulkus gaster adalah 2,0%.[5,9,10]
Prevalensi yang bervariasi antar negara disebabkan oleh bervariasinya tingkat infeksi H. pylori di tiap negara dan tingkat penggunaan NSAID. Higienitas yang baik berkaitan dengan penurunan prevalensi infeksi H.pylori. Infeksi H.pylori dilaporkan lebih tinggi di Cina (55,8%) dan di Asia Tenggara (Malaysia 28,6%).[24]
Indonesia
Data epidemiologi ulkus peptikum di Indonesia masih terbatas. Studi yang ada saat ini hanyalah studi-studi terpisah di rumah sakit tertentu. Studi epidemiologi yang berskala nasional masih diperlukan.[11]
Mortalitas
Mortalitas ulkus peptikum telah menurun dalam beberapa dekade terakhir karena telah berkembangnya metode diagnosis dan penatalaksanaan yang baik. Estimasi mortalitas adalah sekitar 1 per 100.000 kasus. Mortalitas berkaitan dengan komplikasi, seperti perdarahan, perforasi, dan obstruksi saluran cerna.[5]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur