Prognosis Ulkus Peptikum
Prognosis pasien ulkus peptikum umumnya baik bila penyebab yang mendasari dapat diatasi. Eradikasi Helicobacter pylori mampu menurunkan rekurensi ulkus peptikum dari 60–90% menjadi hanya 10–20%.[5]
Komplikasi
Pada ulkus peptikum yang disebabkan infeksi H. pylori, rekurensi dan reinfeksi dapat terjadi. Studi kohort yang dilakukan di Lithuania tahun 2015 menunjukan adanya kasus reinfeksi H. pylori pada 17 dari 57 pasien yang diteliti. Pola hidup yang sehat, serta menghindari segala bentuk faktor risiko dapat mengurangi risiko reinfeksi.[18]
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah perdarahan dan perforasi. Apabila erosi dan ulserasi terus berlangsung, kerusakan mukosa akan berlanjut ke struktur yang lebih dalam, sehingga mengenai pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang bercampur dengan cairan lambung.[12,19]
Apabila berlanjut, kerusakan akan mencapai lapisan lambung terluar dan menyebabkan perforasi, di mana isi lambung keluar ke rongga peritoneum. Pasien dengan perforasi ulkus peptikum akan mengeluhkan gejala akut abdomen dengan tanda-tanda peritonitis lokalisata maupun generalisata.[12,19]
Komplikasi lain dari ulkus peptikum yang perlu diperhatikan adalah peningkatan risiko kanker gaster akibat infeksi H. pylori.[20]
Prognosis
Pasien ulkus peptikum memiliki risiko sebesar 5% dalam hidupnya untuk mengalami perforasi. Risiko perforasi pada ulkus peptikum yang disebabkan konsumsi nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID) berkisar 0,3% per person-years dan insiden obstruksi adalah 0,1% per person-years.[5]
Suatu studi menunjukkan bahwa pasien berusia <65 tahun dengan perforasi ulkus peptikum memiliki mortalitas 8,9%. Mortalitas ini meningkat seiring pertambahan usia dan dapat mencapai 44,6% pada pasien berusia >80 tahun.[25]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur