Epidemiologi Hipertensi Pulmonal
Data epidemiologi menunjukkan bahwa insiden dominan hipertensi pulmonal terjadi pada individu yang berusia 30-60 tahun. Hipertensi pulmonal lebih sering dijumpai pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan rasio 2:1. Hipertensi pulmonal yang terjadi pada laki-laki sering dikaitkan dengan luaran klinis yang lebih buruk.[4,12]
Global
Studi epidemiologi global memperkirakan prevalensi hipertensi pulmonal pada tingkat populasi sekitar 1% hingga 3%. Estimasi prevalensi hipertensi arteri pulmonal secara global sekitar 15 sampai 30 per juta individu.[12,13]
Data REVEAL (Registry to Evaluate Early and Long-Term PAH Disease Management) dari Amerika Serikat melaporkan meskipun hipertensi pulmonal dapat mempengaruhi semua ras, namun ras kulit putih memiliki dominasi sebesar 73% untuk mengalami hipertensi pulmonal dibandingkan ras Afrika-Amerika (12%), Latin (9%), dan Asia (3%).[11,12]
Indonesia
Data dan studi epidemiologi mengenai hipertensi pulmonal di Indonesia masih belum tersedia.
Mortalitas
Hipertensi pulmonal bersifat progresif serta dapat mengancam jiwa. Beberapa kondisi signifikan yang berkontribusi pada mortalitas hipertensi pulmonal adalah adanya gagal jantung ventrikel kanan, insufisiensi respirasi akut dan kronis, serta sudden cardiac arrest.[11,13]
Angka mortalitas penderita hipertensi pulmonal dalam 1 tahun setelah diagnosis berkisar antara 2,8% hingga 21,2%, tergantung pada penyakit yang mendasari dan usia pasien. Studi yang dilakukan di Taiwan menemukan angka kesintasan penderita hipertensi arteri pulmonal selama 1, 2, 3, dan 5 tahun sebesar 93%, 88%, 84%, dan 77% secara berurutan.[15,16]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra