Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Krisis Hipertensi general_alomedika 2023-10-26T14:52:12+07:00 2023-10-26T14:52:12+07:00
Krisis Hipertensi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Krisis Hipertensi

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Krisis hipertensi adalah kegawatdaruratan kardiovaskular pada penderita hipertensi di mana tekanan darah sistolik ≥180 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥120 mmHg. Krisis hipertensi bisa dibedakan menjadi dua, yakni hipertensi urgensi tanpa kerusakan organ target dan hipertensi emergensi dengan kerusakan organ target.[1–3]

Etiologi krisis hipertensi dapat berupa terapi yang tidak optimal, compliance terhadap terapi yang kurang baik, progresivitas penyakit hipertensi, maupun hipertensi sekunder yang penyebabnya belum diatasi.[1–3]

KrisisHipertensi

Diagnosis krisis hipertensi harus bisa membedakan hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi karena tata laksananya akan berbeda. Hipertensi urgensi adalah hipertensi berat tanpa bukti kerusakan organ. Sementara itu, hipertensi emergensi adalah kondisi hipertensi yang berkaitan dengan kerusakan organ yang akut dan simtomatik.[1–3]

Hipertensi emergensi dapat memiliki presentasi klinis berikut:

  • Hipertensi berat yang berhubungan dengan kondisi yang membutuhkan regulasi tekanan darah intensif, misalnya stroke, aneurisma, diseksi aorta, gagal jantung akut, sindrom koroner akut, dan gagal ginjal

  • Hipertensi yang disebabkan pheochromocytoma atau substansi simpatomimetik eksogen (seperti penyalahgunaan obat) yang mempresipitasi kenaikan tekanan darah signifikan yang akut
  • Bentuk berat dari hipertensi dalam kehamilan, yaitu preeklamsia dan eklamsia dengan sindrom HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count)

  • Hipertensi maligna dengan atau tanpa mikroangiopati trombotik atau gagal ginjal akut, yang dikarakteristikkan dengan nekrosis fibrinoid pada arteri kecil ginjal, retina, dan otak. Bentuk ini dapat menimbulkan perubahan gambaran funduskopi (flame hemorrhages dan papilloedema), mikroangiopati, koagulasi intravaskular diseminata, ensefalopati, atau gagal jantung akut[1–3]

Hipertensi emergensi bisa mengancam nyawa dan merupakan kegawatdaruratan yang perlu ditangani segera. Penatalaksanaan hipertensi emergensi meliputi pemberian obat antihipertensi intravena dengan monitoring hemodinamik kontinu dalam unit perawatan intensif. Hal ini berbeda dengan hipertensi urgensi yang tata laksananya bisa secara rawat jalan, yakni dengan pemberian antihipertensi oral dan jadwal follow-up.[1–3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Wendy Damar Aprilano

Referensi

1. Panggabean MS. Penatalaksanaan Hipertensi Emergensi. Cermin Dunia Kedokteran. 2023;50:82–91.
2. Brunstrom M, Burnier M, Grassi G, et al. 2023 ESH Guidelines for the management of arterial hypertension The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension Endorsed by the European Renal Association (ERA) and the International Society of Hypertension (ISH). J Hypertens. 2023;41:0–000. https://doi.org/10.1097/HJH.0000000000003480.
3. Unger T, Borghi C, Charchar F, et al. 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension. 2020;75:1334–57. https://doi.org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.15026.

Patofisiologi Krisis Hipertensi

Artikel Terkait

  • Penggunaan Captopril Sublingual Berbasis Bukti pada Krisis Hipertensi
    Penggunaan Captopril Sublingual Berbasis Bukti pada Krisis Hipertensi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 12 April 2025, 10:18
Dosis syringe pump nicardipine pada krisis hipertensi
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter Selamat pagi,Izin bertanya untuk perhitungan dosis syringe pump nicardipine pada pasien krisis HT, bila dosis yg diminta 3mg/jam, BB pasien...
Anonymous
Dibalas 02 September 2024, 15:45
Pengobatan oral untuk hipertensi urgensi
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo Dokter izin bertanya, saya memiliki pasien datang ke faskes 1 dengan hipertensi tidak terkontrol dengan Tekanan Darah saat datang 210/110. Pasien tidak...
dr. Arina Ulfah
Dibalas 29 September 2023, 18:58
Tata laksana krisis hipertensi
Oleh: dr. Arina Ulfah
3 Balasan
Izin bertanya dok.. pasien laki-laki usia 62th rutin kontrol ke SpJP. Konsumsi amlodipin 1x5mg, atovastatin, simvastatin, dan aspirin. Saat ini datang ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.