Prognosis Krisis Hipertensi
Prognosis krisis hipertensi tergantung pada tingkat keparahannya apakah termasuk hipertensi emergensi dengan kerusakan organ target atau hipertensi urgensi tanpa kerusakan organ target. Hipertensi emergensi dengan kerusakan organ target biasanya memiliki prognosis yang lebih buruk daripada hipertensi urgensi.[1–3]
Komplikasi
Komplikasi krisis hipertensi yang tidak segera ditata laksana adalah kerusakan maupun perburukan organ yang sudah mengalami gangguan. Beberapa contoh komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Komplikasi neurologis: ensefalopati hipertensif, infark serebral, cedera vaskular serebral, hingga perdarahan intrakranial
- Komplikasi kardiovaskular: infark miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut, diseksi aorta
- Gagal ginjal akut
- Retinopati
- Eklamsia
- Anemia hemolitik mikroangiopati[1–3,11]
Prognosis
Krisis hipertensi umumnya menyebabkan luaran yang buruk, terutama untuk kasus hipertensi emergensi dengan kerusakan organ. Studi pada 315 pasien dengan krisis hipertensi menunjukkan hanya 40% pasien masih hidup setelah 33 bulan. Penyebab utama kematian adalah gagal ginjal (39,7%), stroke (23,8%), infark miokard (11,1%), dan gagal jantung (10,3%).[14]
Pada penelitian lain dengan masa studi 1 tahun, mortalitas pasien hipertensi emergensi yang tidak tertangani adalah sebesar 79%, sedangkan angka harapan hidup 5 tahun pada kasus yang diterapi adalah 74%. Penelitian ini menunjukan bahwa penanganan krisis hipertensi yang efektif dapat memperbaiki prognosis pasien.[14]
Penulisan pertama oleh: dr. Wendy Damar Aprilano