Etiologi Krisis Hipertensi
Etiologi krisis hipertensi dapat berupa hipertensi primer yang terapinya kurang adekuat atau compliance terapinya kurang baik, atau hipertensi sekunder yang belum diatasi etiologinya. Krisis hipertensi dapat terjadi karena gangguan ginjal, gagal jantung primer pada penyakit jantung bawaan, kelainan kolagen pada vaskular, penyakit Cushing, pheochromocytoma, obat-obatan tertentu, preeklamsia, dan eklamsia.[2,4–8]
Contoh hipertensi sekunder yang bisa menyebabkan krisis hipertensi adalah hipertensi sekunder karena:
- Penyakit renovaskular aterosklerotik,
- Displasia fibromuskular
- Ganglionopati autonomik autoimun
- Aldosteronisme primer
- Pheochromocytoma
- Paraganglioma retroperitoneal dan mesenterik
- Sindrom dan penyakit Cushing
- Iatrogenik (pascaoperasi)[2,4–8]
Faktor Risiko
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko krisis hipertensi meliputi:
- Penggunaan kontrasepsi oral
- Penyalahgunaan narkoba terutama jenis stimulan seperti kokain dan amfetamin
- Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
- Kondisi inflamasi sistemik, misalnya pada diabetes dan sindrom metabolik[2,3,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Wendy Damar Aprilano