Epidemiologi Disleksia
Disleksia atau dyslexia merupakan gangguan belajar yang paling sering terjadi, mencakup 80% dari seluruh kasus gangguan belajar. Onset gangguan ini biasanya pada masa kanak-kanak, namun seringkali tidak terlihat sampai waktu anak membutuhkan keterampilan akademik tertentu. Sekitar 50% dari anak-anak dengan riwayat disabilitas dalam berbicara dan bahasa, mengalami disleksia pada usia sekolah awal.
Gangguan ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.[1,20,21]
Global
Prevalensi specific learning disorders (SLD) secara umum adalah 5–15% di antara anak-anak usia sekolah, sementara pada dewasa kurang lebih 4%.[1] Prevalensi disleksia adalah 5% - 10% dari populasi total.[2]
Indonesia
Belum ada penelitian mengenai prevalensi disleksia di Indonesia, namun sebuah penelitian di sekolah dasar (SD) Inklusi di Surabaya menyebutkan prevalensi disleksia sebesar 0,96%. Sementara pada penelitian lain di Aceh menyebutkan prevalensi sebesar 1% di antara siswa SD.[8,9]
Mortalitas
Disleksia tidak menyebabkan mortalitas. Gangguan yang sering muncul akibat disleksia adalah gangguan cemas, depresi, dan gangguan bipolar.[4]