Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Disleksia general_alomedika 2023-02-02T15:26:53+07:00 2023-02-02T15:26:53+07:00
Disleksia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Disleksia

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Strategi penatalaksanaan disleksia atau dyslexia untuk anak pra sekolah ditekankan pada latihan literasi. Pusatkan perhatian pada anak-anak yang sedang belajar membaca, tetapi tertinggal dibandingkan teman sekelas mereka. Pasien disleksia mungkin membutuhkan pertolongan sepanjang hidupnya, tetapi jika dilakukan intervensi dini pada anak yang usianya lebih muda keadaan ini dapat diatasi.[20]

Penatalaksanaan disleksia dilakukan dengan menggunakan program-program dengan target huruf dan fonem, serta berbagai strategi membaca. Melatih kata-kata dan keterampilan decoding, serta penggunaan komputer untuk membantu dalam menulis juga sangat bermanfaat pada pasien dengan disleksia.[2]

Tata laksana disleksia membutuhkan pendekatan yang disesuaikan dengan umur, bahasa, dan karakteristik individu anak. Program dibuat spesifik target pada area-area yang anak mengalami gangguan. Karena itu program harus sistematik, terstruktur, bersifat multisensory, dan harus menyertakan komponen untuk pengajaran dan proses belajar langsung, menyediakan waktu untuk konsolidasi bagi anak, serta direvisi secara frekuen.[5]

Terapi Medikamentosa

Tidak ada terapi medikamentosa yang direkomendasikan untuk pasien disleksia, sebab belum ada obat yang terbukti efektif. Pada praktik klinis, piracetam telah digunakan secara off-label sebagai terapi tambahan dan dikombinasikan dengan terapi wicara pada anak usia 8–13 tahun dengan disleksia pada kasus kesulitan belajar tidak disebabkan oleh defisit intelektual lainnya. Namun, bukti kemanjurannya tidak adekuat.

Meskipun disetujui sebagai obat resep di banyak negara Eropa dan di Indonesia, piracetam tidak disetujui di Amerika Serikat atau Australia untuk indikasi apapun. Selain itu, terdapat bukti ilmiah yang mengaitkan piracetam dengan efek samping psikologis, termasuk kecemasan, depresi, dan insomnia.[23,24,25]

Terapi Non Medikamentosa

Terapi non medikamentosa yang digunakan dalam tata laksana disleksia mencakup pendekatan kewaspadaan fonologis, teknik fonik, teknik belajar kosa kata (vocabulary), pemahaman dan kefasihan membaca, dan pendekatan multi komponen (penggabungan beberapa teknik).

Teknik belajar sistematis yang menghubungan grafem dan fonem (grafem adalah suku kata tertulis dan fonem adalah bunyi suku katanya) dan menggabungkan bunyi untuk membentuk kata adalah yang paling efektif.[5,13]

Kewaspadaan Fonologis

Kewaspadaan fonologis atau phonological awareness merujuk pada teknik mengajarkan membaca dengan memasukkan beberapa unsur, antara lain:

  • Kemampuan mengenali pola fonologis seperti rima dan aliterasi. Rima adalah persamaan bunyi di akhir kata yang biasanya berupa vokal, misalnya mula kata semua bijak adanya. Aliterasi adalah persamaan di awal kata yang biasanya berupa konsonan, misalnya bukan beta bijak berperi.
  • Kemampuan mengenali suku kata dan fonem dalam kata
  • Kemampuan mendengarkan fonem multipel dalam sebuah kata[14]

Teknik Fonik

Metode fonik merupakan salah satu metode membaca dengan cara mengajarkan anak bagaimana bunyi-bunyi huruf dan memadukan bunyi-bunyi tersebut secara bersama-sama untuk membentuk kata.

Metode fonik merupakan teknik belajar membaca yang menekankan pada bunyi (lafal pengucapan) yang dihasilkan oleh huruf-huruf yang terdapat di dalam kata (bunyi huruf bisa berbeda dari nama huruf tersebut). Contoh dalam bahasa Indonesia adalah ketika bunyi huruf [k] pada kata [bank] menjadi [g].[15]

Teknik Belajar Kosakata

Teknik belajar kosakata (vocabulary) pada anak bersifat multisensory. Berikut adalah contoh penugasan yang bisa diberikan pada anak untuk belajar kosa kata:

  • Minta anak memilih satu atau dua kata dari bacaan, kemudian anak diminta mempresentasikannya, misalnya dengan cara membuat daftar kata sinonim, membuat beberapa kalimat dengan kata itu, atau menuliskannya dengan huruf-huruf berbeda warna pada kertas ukuran besar
  • Berikan informasi multisensory mengenai kata itu kepada anak dengan menggunakan gambar atau demonstrasi agar anak memahami makna kata tersebut. Anak bisa mengingat kembali ilustrasi atau demonstrasi tersebut ketika membaca untuk mengingat makna kata tersebut
  • Buat daftar kata-kata yang sudah dipelajari di kelas, di tempat yang mudah dilihat atau dalam bentuk kartu supaya anak sering melihatnya. Kata yang sering dilihat akan lebih mudah diingat
  • Ajak anak untuk membicarakan sinonim dari kata yang dipilih
  • Bila kata yang dipelajari sudah cukup banyak, minta anak memilih kata secara acak (misalnya membuat kartu kata kemudian dimasukkan dalam toples dan minta anak mengambil secara acak). Setelah memilih kata, minta anak untuk mendemonstrasikan kata tersebut
  • Metode multisensoris lain juga bisa digunakan untuk membantu anak mempelajari kata, misalnya dengan meminta anak menuliskannya di pasir, menggunakan cat air dan jari[16]

Pemahaman dan Kefasihan Membaca

Sebelum memulai latihan “pemahaman dan kefasihan”,latihan-latihan lain untuk belajar kata harus sudah dilakukan. Kemampuan membaca akan berkembang dengan waktu dan latihan. Setelah anak lancar dalam membaca, secara otomatis anak akan melakukan decoding untuk memahami isi bacaannya. Ada 4 komponen yang harus diperhatikan ketika melatih membaca pada anak, yaitu:

  • Fokus pada kemampuan oral anak dengan memberikan contoh yang baik
  • Berikan dukungan dengan berbagai teknik, misalnya dengan mengikuti suara bacaan anak, merekam bacaan, dan lain-lain
  • Berikan kesempatan yang cukup untuk berlatih dan mengulang bacaan
  • Berikan umpan balik secara langsung, positif, dan konstruktif saat anak membaca

Strategi untuk membantu kelancaran anak dalam membaca antara lain dengan membantu anak mengenali suku-suku kata dalam setiap kata, membantu otomatisasi untuk memperbaiki kecepatan membaca, menambahkan jumlah kosa kata, membantu anak melakukan monitoring mandiri ketika membaca.[17]

Terapi Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Saat ini telah dikembangkan intervensi untuk disleksia yang memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan material dan metode sesuai dengan kebutuhan anak dalam bentuk perangkat lunak atau aplikasi.[5]

Disleksia bersifat individualis dan linguistik, maka setiap bahasa akan membutuhkan perangkat lunak dan aplikasi yang berbeda-beda.

Saat ini, belum terdapat perangkat lunak dalam bahasa Indonesia yang dapat digunakan untuk pasien disleksia. Sedangkan untuk bahasa lain, terdapat perangkat lunak yang dikembangkan untuk membantu anak dengan disleksia dalam bahasa Yunani yaitu Phonological Awareness Educational Software (PHAES). Perangkat lunak ini bersifat multisensoris.

Selain itu, beberapa aplikasi mobile dikembangkan untuk mendorong aktivitas di area-area di mana anak disleksia mengalami kesulitan, misalnya permainan mengenali huruf dalam kata, mengenali rima atau mencocokkan kata dengan ilustrasi.

Penggunaan teknologi juga bisa diintegrasikan dalam kurikulum berbentuk e-learning management system, misalnya DAELMS (dyslexia adaptive e-learning management system).[10]

Referensi

2. Roitsch J, Watson S. An Overview of Dyslexia: Definition, Characteristics, Assessment, Identification, and Intervention. SJEDU 2019. http://article.sciencepublishinggroup.com/pdf/10.11648.j.sjedu.20190704.11.pdf
5. Skočić Mihić S, Martan V, Rončević Zubković B. Educational Interventions for Primary School Students with Dyslexia–a Mapping Study. Reading & Writing Quarterly. 2021. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10573569.2021.1972879
10. Lerga R, Candrlic S, Jakupovic A. A Review on Assistive Technologies for Students with Dyslexia. CSEDU. 2021. https://www.scitepress.org/DigitalLibrary/Link.aspx?doi=10.5220/0010434500640072
11. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2019. https://icd.who.int/browse11/l-m/en
12. Brimo K, Dinkler L, Gillberg C, Lichtenstein P, Lundström S, Åsberg Johnels J. The co-occurrence of neurodevelopmental problems in dyslexia. Dyslexia 2021;27:277–93. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33759268/
13. Medina GBK, Guimarães SRK. Reading in developmental dyslexia: the role of phonemic awareness and executive functions. Estud. psicol. (Campinas) 202. http://www.scielo.br/j/estpsi/a/rDWhDJCFTmVrJMX88qnNPNN/
14. Victoria State Government. Phonological awareness. 2020. https://www.education.vic.gov.au:443/school/teachers/teachingresources/discipline/english/literacy/readingviewing/Pages/litfocusphonological.aspx
20. Hamilton SS. Reading difficulty in children: Normal reading development and etiology of reading difficulty. Uptodate. 2021.
23. MIMS Indonesia. Piracetam. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/piracetam?mtype=generic
24. Piracetam: International drug information. Lexicomp Inc. 2021;100:10.
25. Cohen PA, Zakharevich I, Gerona R. Presence of Piracetam in Cognitive Enhancement Dietary Supplements. JAMA Intern Med. 2020;180(3):458–459. doi:10.1001/jamainternmed.2019.5507

Diagnosis Disleksia
Prognosis Disleksia
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 07 Maret 2020, 08:00
Anak usia 6 tahun dengan kondisi tulisan tangan yang terbalik
Oleh: dr. Nurul Falah
6 Balasan
Alo Dokter dan Bapak/Ibu Psikolog, seorang Ibu mengeluhkan tulisan tangan anaknya terbalik (seperti di foto). Ibunya mengaku anaknya sudah diajarkan menulis...
dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
Dibalas 18 September 2019, 20:00
Tenaga kesehatan yang tepat untuk mengatasi disleksia pada anak
Oleh: dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
9 Balasan
Alodokter! Selamat siang dok, ijin share pertanyaan user, anaknya mengalami disleksia, sebaiknya dirujuknya ke dokter anak, dokter anak spesialis tumbuh...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.