Prognosis Disleksia
Prognosis disleksia atau dyslexia pada anak-anak relatif baik bila mendapatkan pelatihan literasi dini. Pasien disleksia mungkin membutuhkan bantuan sepanjang hidup mereka, tetapi jika diterapi sejak dini, disleksia pada anak-anak dapat diatasi. Bila tidak mendapatkan penanganan, akan memengaruhi potensi kinerja di masa dewasa.
Dukungan sosial dan emosional yang tinggi berhubungan dengan luaran yang lebih baik. Dengan intervensi, dampak psikososial bisa diatasi, tetapi sebagian besar pasien disleksia tetap mengalami kesulitan membaca, memahami kata dan bacaan, kosa kata, dan mengeja di sepanjang hidupnya.[1,4,20]
Komplikasi
Gangguan belajar seperti disleksia mempunyai konsekuensi fungsional sepanjang hidup. Konsekuensi tersebut termasuk masalah pencapaian akademik yang rendah, angka drop out sekolah yang tinggi, angka pencapaian pendidikan tinggi yang lebih rendah, angka pengangguran yang tinggi, dan pendapatan yang rendah.
Penderita gangguan belajar juga seringkali mengalami distress psikologis dan status kesehatan mental yang buruk, termasuk risiko bunuh diri.[1]
Gangguan mental yang sering muncul akibat disleksia adalah gangguan cemas, depresi, dan gangguan bipolar. Pada beberapa anak juga bisa timbul gejala-gejala somatik, misalnya sakit perut dan nyeri kepala. Adanya gangguan ini akan memperburuk kesulitan belajar, karena gangguan-gangguan ini akan mengganggu proses belajar. Akibatnya gejala-gejala disleksia akan memburuk.[1,4]
Prognosis
Deteksi dan intervensi yang lebih dini berhubungan dengan prognosis yang lebih baik. Anak-anak yang mengalami kesulitan membaca sampai kelas 3 SD akan mengalami masalah dengan kemampuan membaca di SMA dan seterusnya. Mereka yang membaik pada masa pra sekolah umumnya bisa membaca dengan baik.[4]
Anak-anak dengan disleksia seringkali juga memenuhi kriteria untuk attention-deficit hyperactivity disorder (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD) (20-40%). Komorbiditas dengan ADHD akan mengganggu fungsi sekolah; memperburuk prognosis; menyebabkan kegagalan akademik, beban psikososial, dan luaran yang lebih buruk di masa dewasa.[4,12]