Pendahuluan Hiperglikemia Neonatal
Hiperglikemia neonatal merupakan kondisi kadar gula darah bayi baru lahir di atas 150 mg/dl. Hiperglikemia neonatal merupakan kelainan metabolik yang umum dijumpai pada bayi baru lahir dengan kondisi kritis atau prematur dengan berat kahir rendah. Walaupun kejadian hiperglikemia neonatal lebih jarang dibandingkan hipoglikemia, namun hiperglikemia neonatal dapat menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas periode neonatal.[1]
Kejadian hiperglikemia neonatal tertinggi dijumpai pada bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah (<750 gram) dan paling jarang pada bayi dengan berat lebih dari 2000 gram. Hiperglikemia neonatal memiliki banyak etiologi, tetapi umumnya dapat terjadi akibat produksi glukosa yang tinggi, penyerapan atau pemakaian glukosa rendah, serta pemberian infus glukosa eksogen yang tinggi.[2]
Kadar glukosa darah neonatus dikatakan dalam rentang normal bila berada antara 70-150 mg/dl. Hiperglikemia neonatal didefinisikan sebagai kadar glukosa darah di atas 150 mg/dl. Tidak ada temuan klinis spesifik yang signifikan terkait hiperglikemia pada neonatal. Pada pemeriksaan fisik, temuan bergantung pada etiologi. Bila sepsis adalah etiologi hiperglikemia, maka dapat dijumpai tanda sepsis seperti ketidakstabilan suhu dan perfusi perifer rendah.[1,3]
Tata laksana hiperglikemia dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah glukosa yang diberikan, memulai terapi insulin, maupun kombinasi keduanya. Hiperglikemia perlu dicegah pada semua neonatus, terutama bayi prematur, karena hiperglikemia berhubungan dengan komplikasi seperti peningkatan risiko infeksi, gangguan imunitas, gangguan penyembuhan luka, serta meningkatnya morbiditas dan mortalitas.[1]