Penatalaksanaan Hiperglikemia Neonatal
Penatalaksanaan hiperglikemia neonatal dapat dibagi menjadi terapi konservatif dan medikamentosa. Terapi konservatif difokuskan pada menurunkan glucose infusion rates (GIR) ke kadar target, meminimalkan faktor pemicu, perawatan pendukung yang memadai untuk meminimalkan kondisi stres, dan untuk menyediakan asupan kalori yang cukup. Sementara itu, terapi medikamentosa diterapkan dengan pemberian bolus insulin dan terapi infus.[1,2]
Terapi Konservatif
Terapi konservatif harus dimulai bila gula darah sewaktu lebih dari 10 mmol/L atau setara 180 mg/dl. Terapi konservatif dilakukan dengan mengatasi kondisi-kondisi yang dianggap sebagai penyebab hiperglikemia tanpa memberikan insulin terlebih dulu. Contohnya adalah dengan melakukan koreksi dehidrasi.
Hindari pemberian cairan intravena yang mengandung glukosa secara berlebihan dan singkirkan sepsis sebagai penyebab hiperglikemia. Gula darah harus dimonitor secara rutin setiap 1-2 jam. Bila gula darah masih lebih dari 180 mg/dl, maka laju kecepatan infus yang mengandung glukosa, misalnya dextrose, harus diturunkan secara bertahap ke nilai minimal 4 mg/kg/menit dan konsentrasi dextrose ke minimal 5%.[1,2]
Terapi Medikamentosa
Terapi insulin dimulai ketika gula darah lebih dari 11.1 mmol/L atau setara 200 mg/dl. Infus insulin mulai diberikan jika kadar glukosa menetap tinggi di atas 200 mg/dl setelah dosis insulin bolus. Dosis inisial awal dari insulin adalah antara 0,01 dan 0,05 unit/kg/jam dan secara bertahap dapat ditingkatkan sampai laju maksimal 0,1 unit/kg/jam.[1,2]
Pemantauan Gula Darah dan Target Gula Darah
Pemantauan glukosa darah menjadi penting selama pemberian infus insulin untuk mempertahankan kadar glukosa pada kisaran 150-200 mg/dl. Konsentrasi glukosa darah harus dipantau setiap 30 menit sampai 1 jam saat memulai terapi infus dan setelah setiap perubahan dari laju glukosa atau infus insulin. Glukosa darah harus terus dipantau tiap jamnya sampai kondisi stabil dan kemudian dapat disesuaikan menjadi lebih jarang.
Hindari menetapkan target glukosa darah dan kontrol glikemik terlalu ketat. Kontrol glikemik yang ketat dengan target nilai glukosa jauh di bawah 150 mg/dl akan meningkatkan risiko hipoglikemia.[1,2]
Penghentian Insulin dan Penanganan Hipoglikemia
Infus insulin harus diturunkan secara perlahan dan dihentikan untuk mencegah hipoglikemia ketika kadar glukosa sudah stabil. Selain menghentikan infus insulin, bila hipoglikemia terjadi segera berikan 2 ml/kg dextrose 10% intravena secara bolus.
Setelah menghentikan insulin, lakukan pemantauan terhadap kemungkinan hiperglikemia rebound. Adanya ketidakseimbangan elektrolit karena diuresis osmotik harus juga dikoreksi. Ketidakseimbangan natrium dan kalium adalah yang paling sering terjadi.
Infus insulin dapat dihentikan ketika kadar glukosa sudah stabil atau di bawah 150 mg/dl. Selanjutnya, kadar glukosa sebaiknya dipantau secara ketat selama 12-24 jam berikutnya. Dalam kasus hiperglikemia persisten, penyebab yang mendasari seperti sepsis, stres, atau obat-obatan harus dieksplorasi dan diterapi dengan tepat.[1,2]